Home | Resensi Film

Shrek 2 (2004)

Kritik Atas Kultur Selebritas

Shrek rupanya belum diputar di Far Far Away Land. Raja, ratu dan seluruh penduduk negeri itu mengira Puteri Fiona (suara Cameron Diaz) diselamatkan oleh sang Pangeran Tampan (suara Rupert Everett), dan kini mereka menantikan kepulangan keduanya. Nyatanya, sang pangeran terlambat, dan Fiona telah diselamatkan dan menikah dengan ogre hijau bernama Shrek (suara Mike Myers). Akibat pembebasannya pun berbalikan dari harapan mereka: alih-alih menjadi putri cantik selama-lamanya, Fiona kini menjadi ogre selama-lamanya, seperti suaminya.

Shrek 2 melanjutkan kesuksesan Shrek menjungkirbalikkan dunia dongeng. Ogre, misalnya, dalam tradisi dongeng adalah monster atau raksasa pemakan manusia, seperti troll dalam The Lord of the Rings. Peran mereka tentu saja sebagai si penjahat, diburu-buru oleh para petani atau sang pangeran. Kedua film Shrek, sebaliknya, menempatkan ogre sebagai sang jagoan penyelamat.

Dalam Shrek 2, kian jelas kalau yang menjadi incaran bukanlah khasanah dongeng itu sendiri. Pemutarbalikkan dongeng hanya sarana untuk melontarkan kritik atas kultur selebritas yang digenjot habis-habisan oleh media massa belakangan ini. Orientasi kultur ini terwakili oleh sosok Ibu Peri (suara Jennifer Saunders), ibu Pangeran Tampan, yang bertekad keras mengembalikan kisah kepada pakemnya: sang puteri menikah dengan Pangeran Tampan.

Bukan hanya bertaburan dengan tokoh-tokoh dongeng yang telah dipelintirkan, animasi komedi ini juga menyenggol berbagai ikon budaya populer lainnya. Para penggemar film akan tergelitik oleh berbagai cuplikan dari From Here to Eternity sampai Mission Imposible, dari Giant sampai The Lord of the Rings dan Spider-man. Satu pertanyaan: Bagaimana Pinokio cs. bisa begitu cepat menyusul Shrek ke Far Far Away Land? Apa mereka naik babut ajaib Aladin?

Selain berhasil sebagai tontonan menyegarkan, Shrek 2 dapat menjadi bahan diskusi asyik dengan anak-anak remaja. Benarkah kemolekan lahiriah adalah segala-galanya? Bagaimana bersikap terhadap orang yang berbeda dengan kita? Bagaimana mana pula dengan masalah karakter dan integritas? ***

-- Dimuat di Bahana, Juli 2005.

Home | Film Favorit | Email

© 2005 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1