Home | Renungan

Bersebelahan dengan Orang Asing

"Kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain." (Roma 12:5b)

No man is an island. Tidak ada orang yang bisa hidup dari dirinya sendiri, oleh dirinya sendiri, untuk dirinya sendiri. Kita memerlukan hubungan dengan dan dukungan dari orang-orang di sekitar kita. Kita perlu menjadi bagian dari suatu komunitas.

Tahun pertama di Yogya dulu, aku sempat mengalami semacam gegar budaya dalam bergereja. Datang kebaktian Minggu, duduk bersebelahan dengan orang yang tak kukenal. Minggu depannya, bersebelahan dengan orang yang tak kukenal yang lain lagi.

Hal itu tentu sangat jauh dari gambaran Alkitab tentang gereja. Alkitab menggambarkan gereja antara lain sebagai keluarga Allah, tubuh Kristus, kawanan domba Allah, bait Allah. Dengan demikian, gereja semestinya bukanlah terdiri atas pertemuan-pertemuan berkala dengan hadirin yang tidak saling mengenal. Sebaliknya, gereja adalah komunitas yang erat, di mana anggota-anggotnya saling mendukung dan membagikan hidup secara tetap.

Komunitas gereja akan terbentuk terbentuk antara lain kalau orang mau meluangkan waktu bersama-sama, baik dalam kegiatan rohani maupun kegiatan sehari-hari: kebaktian, kemah rohani, belajar, piknik, pertemuan sel, olah raga, kegiatan keluarga seperti memasak, menjaga anak-anak, dsb.

Bagaimana gaya hidup bergereja kita saat ini? Apakah kita sekadar muncul dalam pertemuan ibadah? Ataukah kita membina sebuah komunitas, untuk bertumbuh bersama-sama di dalam Kristus? ***

Dimuat: Renungan Malam, Juli 2004

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1