Home | Renungan

Petak Umpet

"Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri, Allah Israel, Juruselamat." (Yes. 45:15)

Salah satu permainan kesukaan Lesra dan saya adalah petak umpet. Bila ia memilih untuk bersembunyi, sulung saya yang baru dua tahun itu akan berlari ke balik pintu, ke balik lemari, atau menutupi bagian atas tubuhnya dengan tirai jendela. Namun, bukannya berdiam diri dan menunggu untuk ditemukan, ia malah berteriak-teriak, "Di tiiinii!" (Begitu lidahnya mengucapkan "Di sini!") Kalau saya berpura-pura tidak juga menemukannya, ia akan berteriak semakin keras. Akhirnya, ketika saya melongokkan kepala, dan kami bersitatap, ia pun menjerit kegirangan - justru karena ditemukan.

Nabi Yesaya juga menggambarkan Allah sebagai Allah yang menyembunyikan diri. Philip Yancey menyampaikan wawasan menarik tentang hal ini. "Jika Allah hanya ingin keberadaan-Nya diketahui setiap orang, Tuhan tidak akan bersembunyi. Namun, kehadiran langsung Tuhan justru akan menenggelamkan kebebasan kita. Kita akan hidup dengan penglihatan, bukan dengan iman. Tuhan menginginkan jenis pengetahuan yang berbeda: pengetahuan pribadi yang menuntut komitmen dari siapa saja yang berusaha mengenal-Nya." Dengan kata lain, Ia memang bersembunyi, namun Ia sangat berhasrat untuk kita temukan, dan akan menyatakan diri-Nya kepada orang-orang yang mencarinya dengan iman

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda senang bermain "petak umpet" dengan Tuhan? Malam ini, bermainlah dengan-Nya! ***

Dimuat: Renungan Malam, Juni 2004

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1