Home | Renungan

Antara Bakat dan Tekad

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu... (Roma 12:2).

Masih ingat pada Mbak Yayuk Basuki, petenis kita yang pernah menembus 20 besar dunia itu? Saat itu aku cukup rajin mengikuti berita pertandingannya dengan harap-harap cemas. Minggu dia diharapkan dapat mengukir sejarah dengan masuk ke perempat final Wimbledon, Seninnya diberitakan dia tumbang.

Atas sepak terjang Yayuk ini, pengamat Benny Mailili berkomentar, "Jadi, bakat yang hebat saja, tanpa ditunjang cara berpikir yang positif, seperti tekad serta keinginan untuk menjadi yang terbaik, akan mubazir dan sia-sia." Ia menilai petenis asal Yogya ini kurang memiliki "tekad" untuk mencapai yang terbaik.

Orang Kristen juga cenderung mengalami dilema serupa. Orang Kristen memiliki bakat yang istimewa. Betapa tidak. Selain talenta alamiah, Tuhan juga memperlengkapi kita dengan karunia rohani dan bimbingan Roh Kudus. Namun, bakat istimewa itu akan terbengkalai kalau tidak disertai oleh tekad yang memadai. Dalam istilah Alkitab, kita perlu mengalami pembaruan akal budi.

Pembaruan akal budi adalah proses yang menuntut disiplin berkelanjutan. Kita cenderung tidak menyukai disiplin, namun tidak ada hal-hal besar dalam hidup ini yang dapat dicapai tanpa disiplin.

Apakah Anda ingin mencetak "prestasi" yang hebat bagi Kerajaan Allah? Apakah Anda ingin menghasilkan banyak buah bagi kemuliaan-Nya? Tuhan sudah menanamkan bakat istimewa dalam diri Anda. Maukah Anda berdisiplin untuk mengembangkannya? ***

Dimuat: Renungan Malam, Juni 2004

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1