Home | Renungan

Sudah Puas?

Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. (Fil. 4:11)

Seorang penganut Quaker yang sudah tua memasang iklan. Ia akan memberikan tanah perkebunan subur seluas 16 hektar secara cuma-cuma kepada orang yang benar-benar sudah puas dengan segala sesuatu yang dia miliki. Seseorang mendatanginya.

"Apakah engkau benar-benar sudah puas dengan segala sesuatu yang kaumiliki?"

"Ya," jawab tamu tersebut penuh harap.

"Kalau begitu, kenapa kau masih menginginkan tanah ini?" balas orang Quaker itu dengan telak.

Manusia memang cenderung selalu merasa kekurangan. Kepuasan bukanlah sifat bawaan kita. Seperti dikatakan oleh Paulus, kepuasan adalah karakter yang perlu kita pelajari dan kita kembangkan.

Ketidakpuasan biasanya muncul sewaktu kita lebih memusatkan perhatian pada hal-hal yang tidak kita miliki. Membandingkan diri dengan orang lain, kita cenderung menganggap rumput tetangga lebih hijau. Kita pun mengabaikan berkat Allah dalam kehidupan kita. Akibatnya, alih-alih penuh ucapan syukur, kita malah menjadi orang yang gampang mengeluh.

Marilah kita belajar menerapkan nasihat Paulus. Sudah semestinya kita mengucap syukur atas apa yang kita miliki, bukannya khawatir atau cemburu karena apa yang tidak kita miliki. Salah satu manfaatnya, bila Anda mengakhiri hari dengan menghitung berkat dan mengucap syukur, tak ayal Anda akan tidur dengan nyenyak. Mau membuktikan? ***

Dimuat: Renungan Malam, April 2004

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1