Home | Renungan

Yang Pertama Saya Lihat

Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. (2 Kor. 4:18)

Fanny Crosby telah mewariskan lebih dari 8.000 lagu rohani bagi kita. Meskipun buta sejak umur 6 minggu, ia tidak memendam kepahitan karenanya. Suatu hari seorang pendeta mengungkapkan rasa simpatiknya, "Saya rasa, sungguh membangkitkan belas kasihan, bahwa Sang Pencipta tidak memberi Anda penglihatan, padahal Ia memberikan banyak sekali karunia lain pada Anda."

Dengan tangkas Fanny menjawab, "Tahukah Anda, seandainya pada saat saya lahir saya bisa mengajukan permohonan, saya akan meminta, agar saya dilahirkan buta?"

"Mengapa?" tanya rohaniman itu terperanjat.

"Karena bila saya naik ke surga nanti, wajah pertama yang akan membangkitkan sukacita dalam pandangan saya adalah wajah Sang Juruselamat!"

Kerinduan yang luar biasa! Dari sini kita bisa melihat, mata hati Fanny tertuju pada satu hal, yaitu kemuliaan Allah dan Juruselamatnya. Itulah yang membebaskannya dari kepahitan. Itulah yang, dalam pengertian tertentu, membebaskannya dari kebutaan. Meskipun buta, ia "melihat"!

Kita mungkin juga memiliki cacat atau kelemahan tertentu yang tak tersembuhkan - meminjam istilah Paulus, suatu "duri dalam daging." Kita bisa memilih untuk menjadi kepahitan karenanya, atau, seperti ditegaskan oleh nas malam ini dan juga oleh pengalaman Fanny Crosby, kita dapat menjadikannya sebagai batu loncatan untuk mengandalkan Tuhan dalam kelemahan tersebut. Manakah yang Anda pilih? ***

Dimuat: Renungan Malam, Februari 2004

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1