Home | Renungan

Maaf, Sedang Direnovasi!

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Rm. 12:2)

Suatu ketika jalan raya di dekat rumah saya direnovasi. Aspalnya dikelupas, sehingga permukaan jalan menjadi kasar dan tajam. Bila hujan turun, jalan itu menjadi licin menggelincirkan. Para pengemudi kendaaraan bermotor mesti ekstra hati-hati melintasinya.

Pekerjaan renovasi memang membuat kita merasa tidak nyaman. Jalan yang sudah biasa kita lalui dan tampaknya baik-baik saja, nyatanya perlu dibongkar. Renovasi tidak jarang juga lebih merepotkan daripada membuat yang baru sama sekali. Toh ketidaknyamanan sementara ini perlu juga. Dengan demikian, jalan itu bisa ditingkatkan kualitasnya, sehingga kinerjanya semakin efektif dan efisien.

Firman Tuhan juga mendorong kita untuk senantiasa "merenovasi" diri. Menurut nas malam ini, proses renovasi diri ini dimulai dengan pembaharuan budi atau cara pandang kita. Sebagai contoh, kita mengalami kegagalan. Bagaimana sikap kita? Apakah kita patah semangat dan takut untuk mencoba lagi? Ataukah kita menguatkan kepercayaan kepada Tuhan, menyelidiki kehendak-Nya, dan menghadapi kegagalan itu melalui petunjuk firman-Nya?

Proses ini, sebagaimana renovasi sebuah jalan raya, juga akan membuat kita merasa tidak nyaman. Namun, proses ini perlu dan tak terelakkan bagi pertumbuhan dan pendewasaan karakter kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi orang-orang Kristen yang semakin efektif dan semakin efisien dalam menjalankan kehendak Allah.

Maukah Anda direnovasi? ***

Dimuat: Renungan Malam, Februari 2004

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1