Home | Renungan

Terlena

"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan" (Yak. 1:2-3).

Orang Jawa itu, konon, kalau dipangku akan mati. Konon pula, strategi itulah yang dilakukan penjajah untuk menaklukkan orang Jawa dahulu. Dipangku, diberi kedudukan, diberi kenyamanan, maka bertekuklututlah mereka. Lagi-lagi konon, ilmu ini ditimba dari tata tulis hanacaraka. Abjad Jawa ini, yang masing-masing karakter dibaca sebagai satu suku kata, bila diberi tanda baca pangku akan menjadi huruf mati.

Kedudukan, kenyamanan hidup, memang bisa melenakan. Kecenderungan ini rasanya bukan hanya menghinggapi orang Jawa. Kita semua tidak terkecuali. Mungkin Anda masih ingat kata-kata iklan sebuah produk furnitur yang dilontarkan oleh almarhum S. Bagio, "Kalau sudah duduk, lupa berdiri!"

Tuhan Yesus tentunya mengenali kecenderungan ini. Ia tidak menjanjikan "kenyamanan" seperti yang kita bayangkan. Rumah kehidupan kita di dunia ini akan tetap dilanda hujan, banjir dan badai. Lebih jauh lagi, kita didorong untuk bersukacita sewaktu pencobaan datang. Bila kita menanggapinya dengan benar, iman kita akan semakin dikuatkan melalui semua tantangan tersebut.

Ya, ketidaknyamanan justru dapat menggugah kita untuk bertumbuh. Banyak Mazmur yang dilahirkan di tengah masa-masa sulit. Sebagian besar surat Paulus ditulis di dalam penjara. Tokoh-tokoh besar yang tercatat oleh sejarah juga dikenang karena kegigihan mereka dalam mengatasi rintangan hidup.

Jadi, bila kehidupan Anda sudah serba nyaman, tampaknya Anda malah mesti waspada. Semoga tidak! ***

Dimuat: Renungan Malam, Januari 2004

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1