Home | Renungan

Turun ke Jalan

"(Kristus Yesus) telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba" (Fil. 2:7).

Seorang bakul beras dari daerah Kaliurang menghentikan jip yang tengah meluncur ke selatan. Untuk pulang-pergi berjualan di Pasar Kranggan, Yogyakarta, ia memang biasa menumpang kendaraan yang lewat. Begitu jip berhenti, ia menyuruh sopir menaikkan karung-karung berasnya. Sesampainya di pasar, sopir pun menurunkan karung-karung itu.

Namun, ketika simbok bakul hendak memberikan uang ongkos menumpang, dengan sopan sopir itu menolak. Bakul ini marah-marah, mengira si sopir menuntut bayaran lebih. Akhirnya, tanpa berkata apa-apa, sopir itu menjalankan jipnya dan terus melaju ke selatan.

Seorang polisi mendekati simbok yang marah-marah itu, bertanya, "Apakah mbakyu tahu, siapa sopir tadi?"

"Sopir ya sopir. Habis perkara! Saya tidak perlu tahu namanya. Memang sopir yang satu ini agak aneh," jawabnya mengomel.

Polisi itu lalu menjelaskan, "Kalau mbakyu belum tahu, akan saya kasih tahu. Sopir tadi adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX, raja di Ngayogyakarta ini."

Seketika itu juga simbok bakul itu jatuh pingsan.

Mirip dengan kisah Natal, ya? Tuhan Yesus juga Raja yang "turun ke jalan." Dan dalam ayat yang mendahului nas malam ini, kita didorong untuk meneladani sikap-Nya itu. Pelayanan seharusnya tidak menempatkan kita di menara gading, namun justru mendorong kita menyentuh kehidupan orang dan ikut menanggung beban mereka. ***

Dimuat: Renungan Malam, Desember 2003

© 2003 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1