Hari Ini
Seungguhnya,
waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah
hari penyelamatan itu. (II Kor. 6:2) Alkitab banyak
berbicara tentang "hari ini". Untuk suatu janji, yang tentu
saja masih harus dinantikan penggenapannya, Tuhan sering menyatakannya
dalam kala (tenses) "hari ini". Mazmur mesianis yang
terkenal itu menyerukan, "Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini"
(Mzm. 2:7). Ketika Yesus masuk ke rumah ibadah di Nazaret dan membaca
nubuat Yesaya, Ia menegaskan, "Pada hari ini genaplah nas ini
sewaktu kamu mendengarnya" (Luk. 4:21). Janji Tuhan digenapi hari
ini. Kalau kita hidup
dalam hitungan detik, menit, jam, Senin, Selasa, Januari, Februari...
jelas kita tidak akan paham. Bisa jadi kita malah putus asa terhadap
janji Tuhan tersebut – "Katanya hari ini, tapi keadaannya kok
terus-menerus begini!" Sebenarnya,
Tuhan hendak berbicara tentang "hari ini" yang berada di luar
kungkungan kurun waktu 24 jam. Dalam Perjanjian Baru, sehubungan dengan
waktu, kata yang paling sering digunakan adalah chronos dan kairos.
Chronos mengacu pada interval waktu yang dapat ditakar – ya,
itu tadi: detik, menit, jam, hari, tahun. Adapun kairos menunjuk
pada suatu waktu khusus atau tertentu, suatu kesempatan. Kalau kita
mengatakan, "Lagi-lagi hari Senin," kita berbicara secara chronos.
Namun, kalau kita mengatakan, "Inilah waktu kota ini dimenangkan,"
kita berbicara secara kairos. Nah, "hari
ini"-nya janji Tuhan mesti dipahami dalam konteks kairos ini.
Sesuatu yang sudah ada, tetapi masih akan ada. Gambaran gamblangnya
adalah ibu hamil. Ibu yang sedang hamil, meskipun si kecil belum
menampakkan batang hidungnya, sudah sibuk menyiapkan popok, baju-baju
kecil, ember kecil, tempat tidur kecil... seakan-akan si kecil sudah
dalam buaian! Sampai tiba sakit bersalin itu, dan sang ibu berseru pada
suaminya, "Pak, Pak... sudah WAKTU-nya!" © 2003 Denmas Marto |