Ester
"Ia
telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan
menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka"
(Kol. 2:15) Haman telah
disulakan. Penganiaya dan
musuh orang Yahudi itu akhirnya harus tertikam oleh senjatanya sendiri.
Muslihatnya terbongkar oleh Ester, yang mendapat dukungan penuh dari
pamannya, Mordekhai, dan segenap bangsa Yahudi. Haman, yang telah
berhasil membujuk Ahasyweros mengeluarkan dekrit untuk memunahkan,
membunuh dan membinasakan orang-orang Yahudi di seluruh Persia dan
Media, akhirnya disulakan pada tiang yang didirikannya untuk Mordekhai. Bukan berarti
peperangan berakhir. Dekrit raja tidak bisa dibatalkan. Namun demikian,
bagi orang Yahudi, keadaannya sudah jauh berbeda. Alih-alih tak berdaya
tanpa pertahanan, mereka kini diberi wewenang penuh untuk balas melawan
bila musuh-musuh mereka menyerang. Sesuatu yang
luar biasa pun melanda bangsa Yahudi. Mereka yang semula ditimpa
perkabungan besar kini "beroleh kelapangan hati dan suka cita,
kegirangan dan kehormatan" (Est. 8:16). Bukan hanya itu, "banyak
dari antara rakyat negeri itu masuk Yahudi, karena mereka ditimpa
ketakutan kepada orang Yahudi" (Est. 8:17b). Kemenangan dan
sukacita ini didahului dengan berpuasa, dengan berdoa. Dalam kisah
Ester, doa syafaat terlambangkan dengan sangat bagus. Doa syafaat
bukanlah seperti menyampaikan "daftar belanjaan" kepada Tuhan.
Doa syafaat adalah doa yang dinaikkan dengan sebuah dedikasi yang bulat,
"kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati" (Est. 4:16b). © 2003 Denmas Marto |