Home | Renungan

Estafet Iman

Di Korintus kuno biasa diadakan Pertandingan Isthmian, yang nantinya menjadi model bagi Olimpiade modern. Banyak acara yang digelar, namun yang paling menyedot perhatian adalah lomba estafet. Peserta berjajar di garis awal, masing-masing memegang obor. Di kejauhan menunggu jajaran peserta berikutnya, dan berikutnya lagi.

Begitu tanda diberikan, para atlet segera berlari, sambil membawa obor yang menyala. Saat seorang pelari sampai di jajaran berikutnya, ia akan menyerahkan obornya kepada mitranya. Begitu seterusnya, obor itu dialihkan dari satu peserta ke peserta lain, sampai mencapai garis akhir. Berdasarkan perlombaan terkenal ini, orang Yunani membuhul sebuah peribahasa, "Biarlah mereka yang memiliki obor meneruskannya kepada orang berikutnya."

Berbagai daftar silsilah dalam Alkitab tak jarang menjadi bagian yang kita hindari, perikop-perikop yang kita anggap garing, membosankan dan tak jelas maksudnya. Namun, tentu saja, bukanlah tanpa alasan Allah mencantumkan deretan nama itu. Nama-nama itu mewakili orang-orang yang berdiri pada zamannya, berlari memegang obor iman, dan meneruskannya kepada generasi selanjutnya. Merekalah yang memastikan terang kebenaran itu tetap menyala dari zaman ke zaman, sampai ke generasi kita saat ini.

Pada saat ini, kitalah pelari yang berdiri di jajaran itu. Kitalah yang bertanggung jawab untuk berlari sambil membawa obor iman, dan meneruskannya kepada generasi sesudah kita, anak-anak dan cucu-cucu kita. Ya, teruskanlah obor itu!


Perikop: Matius 1:1-17

Nas: "Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham." - Matius 1:1

© 2006 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1