Home | Renungan

Warisan yang Harum

Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk. - Amsal 10:7

Retnowati Abdulgani-Knapp tak menyangka kalau akan didaulat untuk melanjutkan pekerjaan sang ayah, Roeslan Abdulgani. Cak Roes sendiri sebenarnya tak pernah memaksa anak-anaknya mengikuti jejaknya. Namun, beberapa hari setelah beliau meninggal, beberapa kalangan mulai mendatangi Wati, memintanya meneruskan apa yang telah dirintis Cak Roes. Ada yang memintanya menjadi penasihat yayasan, atau menulis kolom, atau menjadi anggota dewan penasihat sebuah universitas - semuanya menggantikan peranan yang dijalani Cak Roes selama hidupnya.

Seperti Cak Roes, setiap orang tua tak ayal akan meninggalkan warisan bagi anak-anaknya. Bisa saja berupa uang atau harta kekayaan, namun ada warisan lain yang jauh lebih berharga: warisan nilai-nilai kebenaran dan nama baik. Bila kita mewariskan "nama buruk", anak-anak kita harus ikut menanggung cemoohan dan aib. Sebaliknya, bila kita dihormati sebagai orang yang penuh dengan integritas, anak-anak kita pun akan ikut menikmati pujian dan berkat dari nama kita.

Bagaimana dengan Anda? Mungkin Anda telah mempersiapkan investasi, asuransi dan tabungan bagi masa depan keluarga Anda. Namun, bagaimana dengan warisan yang berkaitan dengan etika, moralitas dan kerohanian? Apakah Anda juga tekun berinvestasi dalam bidang-bidang non-materiil tersebut dengan menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai kebajikan di tengah keluarga Anda? Apakah Anda memastikan bahwa keluarga dan anak-anak Anda akan mewarisi keharuman nama Anda? Semoga! ***

-- Dimuat di Blessing, Desember 2005.

© 2005 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1