Home | Renungan

Ayah yang Hilang

Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah. -- Maleakhi 4:6

Lucille Ball adalah komedian wanita tersohor dari AS (Anda mungkin ingat film serinya yang pernah diputar TVRI). Beberapa waktu sebelum meninggal, ia melakukan wawancara yang sangat menarik di televisi. Merv Griffin melontarkan sebuah pertanyaan yang tajam dan serius. "Lucille, Anda sudah hidup sekian lama di bumi ini dan Anda orang yang arif. Apa yang telah terjadi pada negeri kita? Ada masalah apa dengan anak-anak kita? Kenapa keluarga-keluarga berantakan? Apa yang kurang?"

Lucy sempat terperangah, namun kemudian segera membalas dengan lugas. "Papa hilang," katanya. "Segalanya berantakan karena Papa pergi. Kalau ia ada di sini, ia akan memperbaiki keadaan."

Lucy benar. Sekian banyak masalah keluarga yang menimpa masyarakat Amerika berakar pada disfungsi para ayah. Apakah kondisi tersebut berlaku juga bagi masyarakat Indonesia? Saya takut, jawabannya adalah ya.

Alkitab banyak menekankan peran seorang bapak bagi keluarganya, yang pada gilirannya akan berdampak bagi masyarakat dan bangsanya. Menurut penulis Clayton Barbeau, "Pertanggungjawaban adalah hal yang pokok dari kebapakan yang sejati. Kesadaran akan pertanggungjawaban atas kesejahteraan fisik dan rohani orang lain adalah tanda seorang bapak yang sejati."

Karena itu, urutan nubuatan Nabi Maleakhi menarik untuk dicermati. Hati bapa-bapa terlebih dulu berbalik kepada anak-anaknya sebelum hati anak-anak berbalik kepada bapa-bapa (Maleakhi 4:5-6). Inisiatif berada di tangan para bapak. Bukankah demikian? ***

-- Dimuat di Blessing, Agustus 2005.

© 2005 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1