Home | Renungan

Impresi

Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. (Rom. 8:16)

Apa yang muncul dalam benak Anda kalau mendengar kata-kata "dipimpin oleh Roh"? Semak menyala? Bulu domba Gideon? Atau, diangkat ke surga selama tiga hari dan saat turun Anda sudah menjadi pengkhotbah yang berapi-api?

Kalau mengharapkan tanda-tanda semacam itu, saya sendiri mungkin saat ini tidak akan melayani. Saya percaya akan (dan mengalami) hal-hal adikodrati dari Tuhan. Namun, tampaknya bukan itu cara utama-Nya dalam menuntun saya menjalani kehidupan Kristen hari demi hari. Roh Kudus memilih cara yang lebih halus.

Ia berdiam di dalam diri kita. Berbicara dengan lemah-lembut, Ia mendorong kita melakukan kehendak Tuhan, mengalami pembentukan karakter dan pembaruan pikiran. Ia melatih dan memampukan kita, meningkatkan kecakapan kita dalam melayani sesama. Dengan demikian, pimpinan Roh Kudus kemungkinan besar hanya berupa suatu impresi, kesan sekilas, mungkin malah samar-samar, di dalam hati kita. Ini cara yang lebih sulit untuk dikenali, dan malah gampang ditepiskan.

Dalam novel atau film, suatu kejadian kecil tidak jarang justru menentukan perkembangan plot. E.T. nonton teve; tempat duduk kosong di boks utama piala dunia Quidditch; buku Rangga terjatuh. Kalau tidak cermat memperhatikannya, kita mungkin terheran-heran, kok ceritanya berkembang jadi seperti ini?

Begitu juga dalam kehidupan rohani. Sepanjang hari ini Roh Kudus mungkin membimbing kita melakukan hal-hal yang tampaknya sepele. Bacalah Alkitab. Tak perlu tersinggung. Minta maaflah pada si Anu. Bagaimana tanggapan kita? Dengan berlatih membiasakan diri dalam mendengarkan dan menaati bimbingan lemah lembut ini, kita akan bertumbuh menjadi anak Allah yang semakin dewasa. ***

© 2003 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1