Home | Renungan

Kesabaran Susanna

(Kasih itu) … sabar menanggung segala sesuatu. -- 1 Korintus 13:7

John dan Charles Wesley sungguh diberkati karena memiliki ibu yang sangat sabar, Susanna Wesley. Suatu kali suaminya berkomentar, "Aku benar-benar kagum pada kesabaranmu! Kau sudah menjelaskan hal yang sama kepada anak itu dua puluh kali!"

Susanna memandang anak itu dengan penuh kasih sayang. Ia berkata, "Kalau aku berhenti setelah memberi tahu dia sembilan belas kali, seluruh jerih-payahku akan sia-sia."

Aku sendiri geleng-geleng kepala menyimak kesabaran Susanna Wesley itu. Jangankan sampai dua puluh kali. Mengulangi tiga-empat kali larangan agar anakku tidak mencoret-coretkan spidol di tembok saja, misalnya, nada suaraku cenderung sudah naik. Namun, paling tidak aku dapat menjadikan kesabaran Susanna sebagai semacam standar, tolok ukur bagiku dalam melatih diri untuk meregangkan kesabaran.

Dalam mendidik anak-anak, kita memang perlu memiliki sumur kesabaran yang tidak gampang kering. Seperti tersirat dalam perkataan Susanna tadi, kalau kita kehabisan kesabaran pada titik tertentu, kesabaran yang telah kita tunjukkan sebelumnya menjadi tidak ada gunanya. Sebaliknya, ketika kita sudah merasa putus asa, namun mau mencoba satu kali lagi, siapa tahu di situlah hasilnya mulai kelihatan, bukan? Ya, "satu kali lagi" tidak jarang menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu upaya.

Dan aku pun diingatkan, perjalananku untuk menjadi seorang ayah yang sabar bagi anak-anakku masih jauh. Kesabaran itu, nyatanya, memang harus panjang. ***

-- Dimuat di Renungan Malam, Juni 2005.

© 2005 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1