Home | Renungan

Sukses Dadakan

Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. -- Yakobus 1:4

Sudah 20 tahun lebih saya tidak memegang raket. Dalam keseharian, olah raga saya cuma berjalan kaki, naik-turun tangga di rumah. Suatu sore, karena ada janji, saya pergi ke tempat teman biasa berlatih bulutangkis. Seorang teman mengajak saya menjajal lagi kemampuan. Tanpa pikir panjang, saya mengiyakan.

Ternyata, kalau hanya memukul shuttle-cock tinggi-tinggi saya masih lancar. Yang tak saya perhitungkan adalah tenaga. Belum sampai 10 menit, napas ini sudah kembang-kempis, dada panas, keringat dingin mulai menitik. Saya pun tahu diri, undur dari lapangan. "Wah," pikir saya. "Untuk jadi juara RT saja perjalanan masih amat panjang!"

Pengalaman kecil itu mengingatkan saya, sekali lagi, memang tidak ada yang namanya sukses dadakan. Boleh saja ada mi instan, namun sukses sejati adalah perjalanan ketekunan tahap demi tahap.

Kadang saya tergoda berkhayal, andaikan saja lolos ikut Who Wants To Be A Millionaire, menggondol minimal seratus juta -- wah, alamat bisa segera memulai bisnis penerbitan yang saya damba-dambakan! Napas yang tersengal-sengal sore itu membuat pikiran waras saya kembali bekerja: Itu sama saja dengan bermimpi minggu depan menjadi juara PON.

Malamnya saya kembali ke depan komputer, berkutat memilah dan menyusun kata-kata cantik untuk renungan alit ini. Kalau Anda sekalian diberkati oleh tulisan ini, itu sudah sebuah sukses tersendiri. ***

-- Dimuat di Renungan Malam, Juni 2005.

© 2005 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1