Home | Renungan

Sumber Kekayaan

Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. -- Ulangan 8:18

Dari manakah manusia memperoleh kekayaan? Bila kita memperhatikan ke sekeliling, ada berbagai cara orang bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Ada yang mengandalkan tenaga dan talentanya. Ada yang mendayagunakan kecerdasan dan kreativitasnya.

Bila pengamatan kita berhenti hanya sampai di situ, tak ayal kita akan menyimpukan bahwa manusia memperoleh kekayaan berdasarkan kekuatan dan kecakapannya sendiri. Pandangan yang berpusat pada manusia ini akan sangat gampang menggelincirkan kita ke dalam kesombongan dan kepicikan.

Seorang teman yang sempat melayani di Aceh pascatsunami bersaksi, bencana itu mengingatkan dirinya akan betapa rentannya manusia. Harta benda yang telah dikumpulkan dengan susah payah dalam sekejap tersapu oleh amukan gelombang mahadahsyat. Kalau harta benda duniawi dan kekuatan manusia yang kita jadikan andalan, kita berjejak pada pijakan yang rapuh. Sebaliknya, firman Tuhan mengajak kita untuk menengok di balik permukaan. Segala sesuatu yang kita miliki dan kita kerjakan bersumber pada kemurahan dan anugerah Tuhan. Jerih payah kita, dengan demikian, bukan lagi sarana untuk mengumpulkan kekayaan, melainkan suatu ungkapan rasa syukur atas kebaikan-Nya.

Lebih jauh lagi, kita akan mengukur kekayaan bukan berdasarkan banyaknya materi yang berhasil kita kumpulkan, melainkan berdasarkan sejauh mana kita merendahkan diri di hadapan Tuhan dan berserah kepada kehendak-Nya. Kekayaan sejati ini tidak akan lenyap oleh musibah apa pun. ***

-- Dimuat di Renungan Malam, April 2005.

© 2005 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1