Home | Renungan

Tidak Nonton

Ajari kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. - Mazmur 90:12

Seniman monolog, Butet Kertaradjasa, memilih untuk tidak lagi menonton tayangan olahraga di televisi. Ketidaksukaannya ini justru tumbuh karena pengalaman kecanduan menonton pertandingan olahraga, khususnya sepakbola.

Siaran pertandingan yang biasanya berlangsung larut malam atau dini hari membuatnya kerap bangun kesiangan. "Gara-gara bangun sering kesiangan, 'kan jadi enggak produktif buat kerja," katanya kepada wartawan Kompas (3/9).

Gangguan produktivitas berkarya itu membuatnya banting setir. Butet memutuskan, "Sekarang, biar pun Piala Dunia berlangsung setahun, aku enggak akan nonton."

Hobi memang salah satu sarana relaksasi yang menyenangkan. Setelah penat bekerja, menikmati hobi bisa membuat kita terhibur dan disegarkan. Namun, kalau hobi tersebut sampai mengganggu produktivitas kerja, tentu saja kita perlu mempertimbangkan kembali prioritas kita.

Kita masing-masing diperhadapkan pada dua pilihan, "Membayar sekarang, bermain kemudian; bermain sekarang, membayar kemudian." Menurut John Maxwell, kalau kita memilih untuk bermain terlebih dahulu, kemungkinan besar kita tidak akan memiliki kesempatan untuk menikmati manfaatnya. Mengapa? Karena saat itu kita harus bekerja guna membayar permainan yang telah kita nikmati.

Pembaca ReMa yang terkasih, bagaimana dengan hari-hari Anda? Apakah Anda telah mempergunakan waktu-waktu yang ada secara bijaksana? ***

Dimuat di Renungan Malam, Desember 2004.

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1