2 Dalam Wahyu diterjemahkan "maut dan kerajaan
maut".
PELAYARAN
Angin Pencobaan memabukkan aku. Kuteguk cawan dosa dan aku
terlempar dari kapal peperangan. Megap-megap di Lautan Rasa Bersalah,
bergulung-gulung Ombak Penuduhan menerkamku. Tak kuperoleh jawaban
dari Langit Ketakutan yang berwarna tembaga. Justru kian tenggelam
saja.
Teriakku habis sudah. Gelap. Dalam ketakberdayaan, Gelombang Kasih
Karunia menghempaskan diriku pada pasir Pantai Pertobatan. Ketika
terbangun, kudengar kelepak Albatros. Di sisiku Danau Perak dengan
Bunga-bunga Lili bermazmur di sekitarnya. Airnya bening dan dingin,
manis dan memulihkan.
Aku berdiri. Kulihat padang rumput serba hijau dan seekor Anak
Domba. Begitu putih bulunya. Tapi matanya! Matanya membuat aku
tertunduk. Bening dan hitam, tajam dan menikam. Aku jatuh berlutut.
Mataku panas, dadaku sesak. Tangisku pecah.
Mendadak atmosfir menjadi hangat dan harum. Aliran napas
menghembusiku. Aku mendongak dan ternganga. Anak Domba itu... menjelma
seekor Singa!*) Singa dengan surai dan bulu serba keemasan,
berlatarkan langit biru cemerlang.
Dan, ajaib! Aumannya menyusupkan keberanian ke dalam pori-poriku,
otot-ototku. Angin menafsirkan, bahwa ia di pihakku. Dalam hembusan
napasnya, aku siap berlayar kembali. Bertempur kembali!
Ujung Pandang, 1995
*) Adegan dalam Pelayaran Penjelajah Fajar karya C.S. Lewis.
KAIROS
- ... and that history as we know it now began with Christ, and
that Christ's Gospel is its foundation. - Nikolai Nikolaievich
dalam Doctor Zhivago
tik-tok jam di kamar - menghambur seperti konfeti
atau detak sendiri-sendiri - menikam: tidak, ia harus
dilepaskan dari belitan kronologi!
sejarah, almanak, dan usang. siapakah sebenarnya
membacanya? dimensi bukan sekadar detik ke detik.
kita rindukan: roh yang mendadak meledak
di tengah-tengahnya.
ya, sehingga kita mengerti arti kerja dan berjaga-jaga
mengerti butir-butir pasir di gelas waktu
bukanlah milik kita. dan saat kebosanan itu
diusung ke sebuah kawah yang jauh dan menggelegak
kita nikmati istirahat yang hidup dan bergairah.
(penyesalan ini, dirampungkan sejak awal sekali.)
Yogya, 1995