Home | Puisi

Puisi-puisi 1989

RUMAH

Rumah adalah keutuhan
di mana bunga bermekaran
di mana burung berkicauan
matahari gemilang berkilauan

Rumah adalah
ketika manusia saling menyapa
ketika Tuhan mengulurkan kasih-Nya

Yogya, 1989

PADA SEBULIR EMBUN

pada sebulir embun di makota bunga
adalah sentuh-Mu dalam heningnya

maka saat mentari timbul di timur
kilau itu adalah buah mazmur

hati yang bernyanyi! hati yang bernyanyi!
serba memuji penuh seri

maka aku bangkit dari tidur
dengan segenap nyanyian syukur

Engkau sendiri membuka mulut hatiku, ya Tuhan!
mendendangkan lagu kemenangan

Yogya, 1989

RUMAH-MU

rumah-Mu, ya Tuhan!
bertembok keliling Keselamatan
gerbangnya megah Pujian

di sana, di sana orang benar berlindung
luput dari segala belenggu Legiun
karena Engkau, ya Raja Agung!

Yogya, 1989

MASUK PADA-MU

masuk pada-Mu
membiarkan Engkau meliputi aku
merajakan Engkau, inti keakuan baru

segala seru hanya pada-Mu
segala lagu hanya untuk-Mu
ya Nama!
bertahta sebelum dunia tercipta
menyapa sebelum aku ada

maka masuk pada-Mu
retaslah segala belenggu

Yogya, 1989

KETIKA AKU DIKEJAR

ketika aku dikejar
jubah buruk kedagingan lama
o, telah kutanggalkan!
kutolak lambaiannya merajuk
minta kembali kukenakan

dan dia menggeram
dan dia mengancam
dan dia....
tersengal aku menghindar!

buka! buka taman-Mu, ya Tuhan!
aku mau masuk perlindungan

ketika pintu tertutup
si jubah menempuruk di luar
biar jantung masih berdegup
sungguh nyata, aku dan dia telah berpagar

kutelusuri taman Tuhan
: mazmur rumput mazmur bunga
mazmur burung mazmur rusa
tanahnya syukur dan puja

aku tenang berbaring di keteduhan tepi bengawan
inilah Sumber, aku boleh minum dan disegarkan
tak lagi layak gagap dan gentar
dalam diri, Sumber itu memancar: memancar!

Yogya, 1989

PAHLAWAN MUDA

Tiada karangan bunga yang indah
Tiada kalungan leher yang megah
Kecuali hikmat yang dari Allah
Kenakanlah itu, hai Pahlawan yang gagah!

Allah memakai orang muda
Dalam barisan bala tentara-Nya
Menyerbu kota! Menyerbu kota!
Memenangkan bangsa-bangsa

Tiupan sangkakala membuka pertempuran
Sorak dan pujian membebaskan tawanan

Dalam Dia kita menang
Dialah sendiri perlengkapan perang
Musuh mana cukup kuat
Menahan serbuan-Nya dahsyat

Marilah bergirang, hai Pemenang!
Kemuliaan-Nya gilang-gemilang

Yogya, 1989

ALLAH MANA MEMBUAT ENGKAU

Allah mana membuat engkau berseri-seri?
Allah mana membuat engkau menari-nari?
Mulutmu menjauh dari kemarahan
Tanganmu merengkuh dan menguatkan

Demikian orang bebal terheran-heran
Memandang wajah anak-anak Tuhan

Karena mereka yang tunduk takut kepada-Nya
akan ditegakkan dan memuji-muji
Karena hati yang remuk di hadapan-Nya
akan dipulihkan dan menjadi murni

Ya! Murnilah hati yang mau diajar
Dari situ kehidupan memancar
Dalam ucapan-Nya engkau berjaga
Siap sedia memenangkan jiwa

Yogya, 1989

MAWAR SION

Mawar Sion, keharumanmu memashyurkan Nama-Nya
Lahirkan Yehuda dari rahim syukurmu
Anak-anak yang gagah akan menjadi kegiranganmu
Suka cita kuantar mereka
Masuk berderap dalam barisan tentara-Nya

O, Ibu yang berjaga
Doamu adalah curahan narwastu di tumpuan kaki-Nya
Menuangi sebagai persembahan dan pujian
Pada Kasih yang membebaskan tawanan

Anak-anakmu pulang ke Rumah kemuliaan
Seiring gempita orang-orang yang dimenangkan

Yogya, 1989

NATAL

Natal bukanlah pohon terang dan pita-pita
Natal bukanlah baju indah dan pesta-pesta

Natal adalah malam yang diberkati dalam kerdip bintang
Natal adalah kelahiran Bayi dalam kekotoran kandang
Natal adalah ketulusan puji para gembala domba
Natal adalah kekudusan nyanyi para malaikat surga
Natal adalah kesetiaan Yusuf pada Tuhannya
Natal adalah sujud hati Maria atas kemuliaan Bapa

Dan kini, Natal mengetuk hatimu
Dia yang Mahatinggi mau datang kepadamu
Dia memanggil nama demi nama: namamu, namaku
Dia mengetuk hatimu, hatiku

Ya! Bagi dunia yang gelap dan terhilang
Dia membawa terang dan kehidupan

Ngadirejo, 1989

KINI DAN NANTI

Matahari bersorak-sorai dengan wajah bening
Membangunkan lembah yang terlelap serba hening
Berselimutkan putih embun
Berhiaskan jernih senyum:

Begini permai yang nanti pasti dilenyapkan
Betapa damai yang kelak hendak ditetapkan

Aku bersyukur boleh bernyanyi dan bersuka
Baik di sini maupun di sana

Di sini aku berkemah
Dalam penjagaan kukuh malaikat-Nya
Di sana aku berumah
Dalam persekutuan teguh jemaat-Nya

Memuji, memuliakan Sang Nama
Dari selama-lamanya sampai selama-lamanya

Temanggung, 1989

© 2003 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1