No Man's Land

Kabar Kecil dari Bosnia

Dari parit pertahanan di daerah tak bertuan, No Man's Land memotret situasi pelik yang melingkupi Perang Bosnia. Dua prajurit Bosnia dan seorang prajurit Serbia yang terjebak di parit itu tak bisa beranjak ke mana-mana karena salah seorang prajurit Bosnia terbaring menindih ranjau darat yang siap meledak melumatkan mereka. Kemunculan pasukan perdamaian PBB, yang diharapkan membawa pertolongan, nyatanya justru membuat kondisi kian genting. Apalagi saat media ikut merangsek masuk, dan para pejabat PBB terbukti tak berdaya menghadapi situasi dilematis itu.

Film perang cenderung terbagi dua: yang memandang peperangan sebagai ajang heroisme atau yang menyoroti sisi kesia-siaan perang. Film debut Danis Tanovic ini tergolong yang kedua. Film perang golongan pertama bertaburan dengan sosok-sosok pahlawan, No Man's Land sama sekali tanpa pahlawan -- semuanya adalah korban, baik korban keadaan maupun korban sistem yang karut-marut. Menampilkan aspek kecil Perang Bosnia dengan pendekatan realistis (Branko Djuric, Rene Bitorajac dan Filip Sovagovic boleh diacungi jempol atas kewajaran permainan mereka sebagai ketiga prajurit), film ini berhasil menjadi metafora menggigit sejak adegan pertama: segerombolan prajurit Bosnia berusaha menembus kabut pekat untuk keesokan harinya menjadi umpan peluru pasukan Serbia.

Skenarionya -- yang memenangkan penghargaan di Festival Film Cannes 2001 -- berayun dari komedi ke tragedi, seakan-akan itulah pilihan yang diperhadapkan pada kita dalam sebuah peperangan. Di satu sisi, perang itu tidak lebih seperti pertengkaran anak-anak kecil kawan sepermainan -- ketiga prajurit tadi, dalam suasana damai, bisa jadi adalah tetangga sekampung. Di sisi lain, justru karena melibatkan orang-orang dewasa, "permainan" itu lalu menjadi pelik dan bahkan absurd. Di luar itu, militer dan media saling memanipulasi guna menyelamatkan muka masing-masing.