Home | Resensi Film

National Treasure (2004)

Teka-teki Pemburuan Harta Karun

Kalau Anda mengabaikan logika sebentar, National Treasure lumayan menegangkan. Namun, begitu Anda memasang akal sehat, adegan awalnya saja sudah menimbulkan tanda tanya. Bayangkan, di tengah hamparan luas salju kutub utara, detektor logam dengan mudahnya menemukan objek yang dicari. Kemudian, hanya dalam beberapa kedukan, muncullah lempengan logam bertulisan 'Charlotte', nama kapal temuan itu. Wah, kalau bukan keberuntungan, itu pasti mukjizat!

Nicolas Cage bermain sebagai Benjamin Franklin Gates, pemburu (eh, dia sempat menyebut dirinya sebagai "pelindung") harta karun yang konon dulunya tersimpan di Bait Salomo. Harta itu dulunya konon ditemukan oleh para prajurit Perang Salib dan disembunyikan oleh para Kstaria Templar dan orang-orang Freemason, yang konon kemudian membubuhkan petunjuk di balik perkamen Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.

Anda yang tahu Da Vinci Code tentunya mengendus suatu kemiripan. Memang. Sama-sama berlatar kepercayaan Freemason, Da Vinci Code mengobok-obok sejarah Kekristenan, sedangkan film ini memelintirkan sejarah AS. Cukup mengganggu, kendatipun tidak sekontroversial novel Dan Brown. Paling tidak, saya jadi tergugah menelusuri internet, mencari tahu apa itu makhluk yang bernama Freemasonry.

Selebihnya, film ini adalah adu lihai dan adu tangkas antara Gates cs. dan rivalnya, Ian Howe (Sean Bean) beserta anteknya, yang bernafsu mengeruk harta itu untuk kepentingan sendiri. Kode-kode di balik Deklarasi Kemerdekaan ternyata baru petunjuk awal, dan masih banyak teka-teki lain. Namun, teka-teki itu terkesan begitu mudah dipecahkan sehingga penonton bisa berpikir, jangan-jangan itu cuma alasan untuk berpindah-pindah lokasi dan memperpanjang adegan laga.

Rasanya film ini akan lebih menonjok bila lebih terfokus. Misalnya, harta karunnya tersimpan di kapal Charlotte, dan kisahnya diarahkan untuk memperlihatkan beratnya perjuangan menemukan kapal itu. Dari sisi psikologis, bisa digali lebih jauh kenapa Gates begitu berdedikasi untuk "melindungi" harta tersebut. Ketamakan Ian Howe juga terbuka untuk dieksplorasi lebih jauh, seperti kisah para pemburu emas dalam The Treasure of Sierra Madre itu. Di tangan Jon Turteltaub, film ini terasa garing.

Dan untuk Cage, sebaiknya dia berhenti membayangkan dirinya bersanding dengan Indy si pengayun cambuk. Dia akan lebih dikenang melalui akting dalam film-film seperti Adaptation, Matchstick Men, dan tentu saja Leaving Las Vegas (yang satu ini saya belum nonton). *** (3/5/2005)

Home | Film | Email

© 2005 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1