Home | Puisi

Pengharapan untuk Indonesia yang Lebih Baik

Solidaritas dan Kebersamaan untuk Membangun Kembali Indonesia

2005

29/01 -- Empat sukarelawan lainnya (Shane, Sam, Dwi dan Gusti) menyusul kembali ke Yogya. Hanya sebentar mereka bertugas, hanya sedikit yang mampu mereka kerjakan, namun kiranya memberikan setitik arti bagi Aceh.

16/01 -- Wah, berita putus karena fasilitas gratis sudah dihentikan! ;-) Minggu ini, empat orang (Yono, Sapto, Risa dan Niko) sudah mendahului balik ke Yogya. Dalam kebaktian, Yono dan Sapto bersaksi tentang pelajaran yang mereka petik melalui pelayanan di Aceh. Mereka menyaksikan kedahsyatan Tuhan, dan sekaligus kerapuhan manusia. "Saya terdorong untuk bertekun mencari harta yang kekal, bukan harta yang dapat diguncangkan," kata Yono setelah menyaksikan reruntuhan pascatsunami.

09/01 -- 07:40, Shane dari Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, mengantar para dokter dan tenaga medis balik ke Jakarta, dan menunggu dokter pengganti dari Medan. Semalam gempa lagi.

08/01 -- 12:32, Shane, Sam, Dwi, Risa dan Jonathan (orang Singapura) survei ke Darulkamal, diantar dengan truk tentara karena desa itu termasuk daerah yang rawan terhadap serangan GAM. Dua orang dokter melayani di Puskemas setempat, sedangkan mereka mensurvei kebutuhan penduduk (sembako, makanan bayi, obat, dsb.). Rencananya mereka akan melanjutkan survei ke daerah lain, sekitar 7 km dari situ. Empat relawan yang lain membantu di posko Aceh Besar.

Salah satu kendalanya adalah belum lancarnya distribusi. Sebagian barang tim masih tertahan di Halim.

08:34, "Kami baru bangun!" kata Shane di telepon. Semalam mereka lembur. Kemarin ada sekitar 130 orang yang menerima pelayanan medis.

06:50, saat nonton Dunia dalam Berita TVRI semalam caption sudah berubah menjadi "Ayo Bangkit". Terpikir untuk mengubah judul halaman ini. Teringat pencanangan 2005 sebagai tahun solidaritas dan kebersamaan oleh Presiden SBY, "Indonesia Berkabung" sekarang beralih menjadi "Solidaritas & Kebersamaan". Kiranya selepas penderitaan ini, kita bergandeng tangan untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

07/01 -- 16:13, Shane, Yono, Gusti, Niko dan seorang relawan Singapura sedang berada di Jl. Syahkuala, Banda Aceh. Mereka membantu perbaikan mobil milik seorang warga, yang meminjamkan kendaraan itu untuk keperluan posko. Mereka berkesempatan meninjau salah satu lokasi bekas bencana. Sejumlah mayat, dan bangkai mobil tangki, masih terlihat, belum terevakuasi seluruhnya.

14:35, Shane menelepon dari bandara, mereka sedang mengangkut barang kiriman dari Jakarta. Tadi mereka mendirikan bilik-bilik, sehingga layanan kesehatan bagi para pengungsi bisa dijalankan (ada enam dokter dalam rombongan mereka). Relawan asing juga banyak, berdatangan dengan helikopter.

Jadi, sampai kapan mereka akan di Aceh? "Ya begitulah, mengalir saja. Sam sudah siap sampai dua tahun... sampai Aceh pulih!" canda Shane, sambil menanyakan apakah ada relawan lain yang siap menyusul. Hayo, siapa?

09:15, Shane menelepon, pagi ini terjadi gempa lagi, guncangannya lumayan keras. "Goyangannya naik-turun," katanya. Semalam mereka ditempatkan di lantai tiga sebuah ruko, rencananya akan dipindahkan ke bawah. Hari ini mereka akan ikut menyiapkan kamar-kamar pemeriksaan serta membuat dapur umum dan MCK.

06/01 -- 17:15, Shane menelepon dari Aceh Besar dengan fasilitas gratis Telkomsel (Simpati). Suaranya dilatari bunyi hujan yang sedang mengucur deras. Setelah terbang selama empat jam, seharian tadi rombongan baru bongkar-muat barang. Saat melintasi kawasan korban, bau mayat menyengat. Kini mereka rehat di posko; besok baru mulai kerja bakti.

11:35, rombongan sudah tiba di Aceh, bergabung dengan Pak Eriel dan Bang Harry.

06:??, SMS Shane: "Berdoa! baling2 kanan pswt kami agak rusak. berdoa biar tdk ada apa2. GBU"

05:14, SMS Shane: "Kami udah ngumpul di Bandara Halim siap berangkat! Doakan!" Hehe, naik Hercules!

05/01 -- Tuhan, ternyata sigap juga menjawab khotbah -- ya, khotbah, bukan doa. Penutup khotbah hari minggu kemarin adalah "Waktu untuk menunjukkan kepedulian." Seninnya, Pak Eriel menelepon tentang kebutuhan sukarelawan untuk Aceh, dan meminta jemaat di Yogya mengambil bagian. Namun, saat itu jadwal pemberangkatannya belum jelas. Pokoknya, siap-siap saja tunggu panggilan.

Nah, tengah malam tadi ada pemberitahuan, Kamis pagi ada rombongan yang akan diberangkatkan. Tadi pagi kami langsung bergerak cepat, menghubungi sukarelawan yang bersedia dan menyiapkan pemberangkatan. Sekretariat jemaat mendadak jadi posko. Akhirnya, pukul 13.00 berangkat delapan orang utusan dari Yogya. Kami berharap ini rombongan pertama karena sejumlah tenaga lain sudah menyiapkan diri.

Mereka yang berangkat: Shane (ketua rombongan), Sam, Dwi, Sapto, Risa, Yono, Niko dan Gusti.

Pemberangkatan Rombongan Pertama Sukarelawan ke Aceh

02/01 -- Aku mendapatkan kesempatan untuk berkhotbah pada kebaktian pertama tahun ini di gereja kami. Sehubungan dengan suasana perkabungan saat ini, aku terdorong untuk menyampaikan topik: Jangan Bertanya "Mengapa", Tanyakan "Apa Tujuannya".

2004

26/12 -- Tembang duka bagi korban bencana gempa dan tsunami pada umumnya, bagi Aceh dan Sumut pada khususnya....

Seorang kawan menulis:

HIBURKANLAH ACEH

anak-anak yang terhempas air
manusia-manusia yang menjadi mayat
adalah catatan duka yang lama berakhir
bagi ribuan hati yang kini tersayat

"allahu akbar, allahu akbar!" selalu terdengar
setiap hari pada negeri serambi Mekah
kiranya kini Tuhan yang maha akbar
memberi kasih dan sayang bagi yang susah

ketika mimpi pupus dan harapan sirna
pada seorang manusia yang mati di sana
aku pun bertanya: mengapa hidup begitu singkat?
setiap petaka dapat datang setiap saat untuk mendekat

renungkanlah Aceh dalam renung-Mu
hiburkanlah Aceh dalam kasih-Mu
bagi mereka yang hampir mati di sana
semoga tetap hidup dengan damai terbawa serta

hiburkanlah Aceh pada pergantian tahun
hiburkanlah Aceh di derasnya musim hujan
jangan dukai dengan amarah-Mu tanpa ampun
sinarkanlah damai dan fajar pengharapan

malang, desember 2004
Sidik Nugroho

Banda Aceh | Foto: AFP/Bay Ismoyo

Adapun puisi di bawah ini kutulis sekian bulan lalu. Tentu saja tak mencerminkan kondisi bencana saat ini, namun semoga mewakili rasa belasungkawaku atas musibah yang melanda tanahmu, Tjoet Nja'....

KABAR DARI TANAHMU
: tibatiba aku ingin menulis tentang atjeh

kupukupu yang membawa masasilam beranjak dari jendela kamarku sore tadi
bersamasama kunangkunang dan kukukuku orang yang meninggal pagi tadi

: perang masih memerah di ladangladang ganja

angin bercerita kepada batubatuan, sampai kapan ia akan terus bertiup
di atas kelopakkelopak sejarah yang lelah

ingin aku berbisik kepada tjoet nja'
: kelopakkelopak sejarah yang senyap, tak pernah dibaca
mengerang malammalam dalam mimpimimpi kita
mengerangerang seperti darah, ingatlah!

langit masih berkesiur
menggiring gugus bintangbiduk ke relung kubahnya
ke sebuah lubanghitam
memamahmamah memori kita
memori yang juga berdarahdarah, o tanah!

kupukupu yang membawa asap sumurminyak beranjak dari jendela kamarku sore tadi
mereka hendak mengadu kepada matahari

Yogya, 2004

© 2004-2005 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1