Home | Puisi

Jaka Tarub, Penafsir Senja

mantra. murka. durjana. marahabaya. hutan
ranggas. tanah tenahak. ranting kobar. onak: seekor kijang
melompat gesit dalam keheningan. aroma langit. gerai rambut
wangi dan wingit. biji-biji sumpitmu berkesiut menurunkan
hujan. telaga jadi air emas. seperti dendang nina bobo. cumbuan lumbung.
malam, rasanya, tak akan dingin lagi. berbalut selendang tipis pelangi.
benih-benih untuk memenuhi negeri. berhambur.
gagap. tanda tanya gamang dalam lindap. "asap dapur kita, rayi."
dengan wajah tengadah, ia terus menerbangkan renjana
ke langit. ke jingga. ke warna-warna yang setiap kali berubah.
sampai purba. malam melarut. jabang bayi. laron-laron berkelebat. walang
sangit di ketiak bilah padi. asap sesajen. lintang waluku dan gerhana. "engkau bukan
debu tanah, rayi." kabut. gemetar daun dadap. tanah dan negeri. tergurat,
daun lontar. riak-riak pancuran pitu. aduh. doa leluhur. lingga-yoni. humus.
puing-puing hutan jati. musim tekukur. dolanan kanak. prasasti. siapa
akan menyusui....

tak perlu kaukatakan. semua cerita. ada batas yang pedih
antara bungkam dan bicara.

: nasi di dandang tanak sudah.
mukjizat penghabisan.

sedang tembangmu memijar di ujung pelangi. mengeja cakrawala. menanti.

Yogya, 2003

 © 2003 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1