Home | Refleksi Sinema

Hotel Rwanda (2004)

Solidaritas di Tengah Kesulitan

Film ini bertutur tentang Paul Rusesabagina (Don Cheadle), seorang karyawan hotel, di tengah genosida yang mencabik-cabik Rwanda tahun 1990-an. Saat perang saudara berkobar, batas antara kawan dan lawan bisa jadi simpang siur.

Ia seorang Hutu, sedangkan istrinya, Tatiana (Sophie Okonedo), orang Tutsi. Sebagai suami dan ayah yang bertanggung jawab, tentu ia bertekat untuk melindungi keluarganya. Dengan itu, ia berisiko disebut pengkhianat oleh sebagian orang Hutu, yang merendahkan orang Tutsi sebagai "kecoak".

Sebagai karyawan hotel, Paul memiliki jaringan koneksi yang luas dengan politisi, pemimpin militer, dan diplomat internasional. Adapun para pengungsi - baik orang Hutu maupun orang Tutsi -- berbondong-bondong mendatangi hotelnya, mengharapkan "suaka". Akankah ia merangkul orang Hutu saja, dan menampik orang Tutsi?

Sebelumnya, tukang kebun tetangga mereka, Victor, seorang Tutsi, ditangkap oleh milisi Hutu. Tatiana membujuk Paul untuk membantu mengupayakan pembebasannya, menggunakan koneksi yang dimilikinya. Paul mengajukan sejumlah keberatan, dan Tatiana mengusik Paul dengan pernyataan sederhana, "Tapi dia kan tetangga yang baik."

Masa-masa sulit adalah kesempatan terbaik untuk mengunjukkan solidaritas. Dan, "sesama manusia", seperti disiratkan Yesus dalam perumpamaan orang Samaria yang murah hati, tidak lain adalah dia yang mengulurkan tangan kepada orang lain yang memerlukan pertolongan. Sekat suku, agama, bangsa, kelas, status sosial -- semua itu tidak diperhitungkan lagi.

Belum ada film nasional yang memotret konflik horisontal yang berlangsung di sejumlah wilayah negeri ini. Film ini dapat kita jadikan cermin untuk belajar. Kalau orang Kristen beramai-ramai nonton The Passion of the Christ, mereka semestinya juga memberi ruang untuk Hotel Rwanda. ***

-- Dimuat di Bahana, Februari 2006.

Home | Film Favorit | Email

© 2006 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1