Home | Resensi Film

The Good Shepherd

Detektif dalam Jubah Seorang Romo

Romo Thomas Andrews menjadi tersangka kasus pembunuhan Eric Halloran, pemuda gay pelacur. Lucy Gallagher, ibu kos Eric, memergokinya tengah berlutut di samping jasad Eric yang berlumuran darah.

Kepada Romo Daniel Clemens, juru bicara keuskupan, ia mengaku tidak bersalah. Namun, ia tidak bersedia membeberkan perkara itu lebih jauh - meskipun hal itu mungkin dapat membebaskannya dari dakwaan - karena terikat tanggung jawab moral sebagai seorang imam.

Tak ayal kasus ini menjadi sasaran empuk spekulasi media. Adakah Romo Andrews terlibat skandal seksual? Sebelum kebenaran terkuak, Andrews (Von Flores hanya tampil sebentar, namun cukup mencuri perhatian) diberitakan bunuh diri dalam tahanan polisi. Ia dimakamkan tanpa penghormatan selayaknya, dan keuskupan menyatakan kasusnya ditutup. Teman dekatnya, Henry McClure (Stephen Rea), pengacara keuskupan, mendorongnya menyikapi kasus ini secara pragmatis saja.

Namun, Clemens telanjur tak bisa dihentikan. Ia yakin Andrews tidak bersalah, dan pembunuh sebenarnya masih berkeliaran. Dengan dukungan Madeline, reporter teve yang juga mantan kekasihnya, Clemens menjadi detektif partikelir. Saat misteri nyaris tersingkap, jatuh satu korban lagi.

Materi cerita yang menarik, sangat menarik. Sayangnya, cerita yang menarik saja belum menjamin bagusnya sebuah film. Menyaksikan The Good Shepherd, kita boleh mengelus dada karena potensi keapikan itu terkubur oleh penggarapan yang serba tanggung.

Film ini punya paling tidak empat topik menjanjikan, namun cuma punya waktu 92 menit untuk mengeksplorasinya. Selain misteri pembunuhan berbalut skandal seksual itu sendiri, di situ ada drama moralitas mengusik tentang dilema seorang imam. Ada intrik-politik gerejawi saat berhadapan dengan eksploitasi media massa. Dan, ada pula kisah percintaan yang sebenarnya lumayan pelik. Berambisi meliput semuanya, Lewin Webb malah jadi kehilangan fokus.

Yang tersisa adalah lubang-lubang pertanyaan yang dibiarkan menganga. Sejauh mana, misalnya, seorang imam patut merahasiakan pengakuan dosa umatnya? Bagaimana bila dosa itu telah termanifestasi dalam tindakan kriminal? Bandingkan dengan Seven (David Fincher), sebuah thriller berdasarkan konsep tujuh dosa maut, yang berhasil mengusung muatan moralitas menggugat.

Latar kehidupan gerejawi pun tak terolah secara spesifik, sehingga mudah membayangkan cerita ini diterbangkan ke setting lain. Gambaran sosok Clemens (dibawakan Christian Slater secara datar) lebih menyerupai seorang detektif ketimbang seorang imam. Bagaimana pula kisah cintanya dengan Maddy? Kenapa dia memilih menjadi romo? Kali ini, bandingkan dengan Witness (Peter Weir). Di situ komunitas sekte Amish menjadi latar integral yang menentukan alur kisah, termasuk memungkinkan adanya bumbu percintaan yang manis-getir.

Penyelesaian misterinya merupakan aspek yang paling mengecewakan. Si pembunuh memang akhirnya, tentu saja, terungkap, dan mengaku melakukan tiga pembunuhan. Namun, tak begitu jelas bagaimana ia menjalankan aksinya. Pembunuhan atas korban pertama dan ketiga bisalah dibayangkan. Bagaimana dengan pembunuhan Romo Andrews? Bagaimana si pembunuh beraksi di sel tahanan kantor polisi -- sedemikian rapi, sehingga polisi pun mengidentifikasikannya sebagai strangulation by hanging "pencekikan dengan menggantung (diri)"? Adakah pelakunya tokoh sangat berpengaruh sampai pihak kepolisian pun bisa dibungkamnya? Tidak cukup petunjuk yang dapat memantik imajinasi kita.

Menariknya, ada satu pertanyaan yang bisa dijadikan bahan diskusi: Siapa yang diacu sebagai "Gembala yang Baik"? Romo Andrews, karena menyerahkan nyawanya demi melindungi seorang anggota gereja? Atau malah Romo Clemens, yang bersedia merisikokan jabatannya demi menguak kebenaran?

Betapapun, bila Anda hanya menginginkan hiburan, dan tak hendak dibebani oleh analisis yang pelik-pelik, The Good Sheperd cukup menghibur. Untuk sebuah thriller, ia terhitung "bersih" -- tak banyak darah dan kata-kata makian. Editing-nya pun lumayan rancak dan memancing keingintahuan kita. Dan ya, setidaknya memancing kita berandai-andai, betapa enaknya kalau kasus Munir bisa dituntaskan semulus ini.... *** (24/01/2005)

THE GOOD SHEPERD. Sutradara: Lewin Webb. Skenario: Brad Mirman. Pemain: Christian Slater, Molly Parket, Stephen Rea, Gordon Pinsent. Asal/Tahun: Kanada, 2004.

-- Dimuat di Bahana, Maret 2005.

Home | Film Favorit | Email

© 2005 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1