Home | Refleksi Sinema

Batman Begins (2005)

Mengubah, Bukan Menghancurkan

Bagaimana mengatasi ketakutan? Bagaimana pula membalas kejahatan? Dengan masa kecil dihantui oleh pembunuhan tragis kedua orang tuanya di depan matanya sendiri, dibarengi dengan ketakutannya akan kelelawar, Bruce Wayne (Christian Bale) menghabiskan masa mudanya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut. Ia sampai terpuruk ke dalam penjara akibat hasratnya untuk mengenal kerak-kerak kejahatan.

Muncullah sosok misterius, Henri Ducard (Liam Neeson), yang menawarinya jalan hidup alternatif. Ia diajak bergabung dengan Liga Bayangan yang dipimpin Ra's Al Ghul (Ken Watanabe). Melalui gojlokan fisik habis-habisan, ia boleh dikata menjadi semacam senjata hidup.

Meskipun tujuan mereka sama, rupanya jalan yang hendak mereka tempuh berlainan. Mereka sama-sama ingin mencongkel kebejatan yang merongrong Gotham. Namun, Liga Bayangan memilih jalan teror: mereka hendak membumihanguskan Gotham.

Bruce pun balik ke kota asalnya itu. Didukung oleh kepala pelayan rumahnya yang setia, Alfred (Michael Caine); penemu genius, Lucius Fox (Morgan Freeman); salah satu dari segelintir polisi baik di kota itu, Jim Gordon (Gary Oldman); dan teman masa kecil yang menjadi pengacara, Rachel Dawes (Katie Holmes), Bruce bertekat menegakkan keadilan di Gotham. Kelelawar, sumber ketakutannya, diubahnya jadi simbol alter egonya. Dengan musuh pertama gembong penjahat Carmine Falcone (Tom Wilkinson) dan psikiater gila yang menyebut dirinya Scarecrow (Cillian Murphy), serta Liga Bayangan yang siap muncul dari kegelapan, dimulailah petualangan sang jagoan bertopeng: Batman.

Film besutan Christopher Nolan ini berhasil menjadi kisah superhero yang kompleks. Pada akhirnya kita disodori alternatif penegakan keadilan. Apakah kita mengamini jalan teror? Ataukah kita berupaya menegakkan sistem peradilan yang mengganjar pelaku kejahatan dengan sepantasnya, demi melindungi kesejahteraan umum?

Seperti dialami Batman, perlu keterlibatan berbagai pihak untuk mengubah wajah sebuah kota. Ia tak bisa menjadi pahlawan sorangan. ***

-- Dimuat di Bahana, Januari 2006.

Home | Film Favorit | Email

© 2005 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1