Home | Artikel

Saingan Terberat TV

Suatu pagi saat menemani anak nonton film kartun kegemaran mereka di teve, saya terperangah. Saat jeda, muncul iklan obat kuat pria. Walah! Untunglah ada remote control. Untung pula anak-anak masih balita sehingga mereka tidak mengajukan pertanyaan macam-macam.

Iklan tak terduga semacam itulah, antara lain, yang mendorong kami membatasi dan menyaring acara-acara teve yang boleh ditonton anak-anak kami. Kami lebih suka menyodori mereka VCD, baik film atau musik, karena kami bisa memantau isinya terlebih dahulu. Lebih bagus lagi kalau kami bisa menemani mereka bermain.

Saat berselancar di internet, saya menemukan artikel menarik di Christianity Today. Seorang nenek menuliskan pengalamannya mengasuh cucu, dan ia menyayangkan kecenderungan orangtua sekarang yang membiarkan TV menjadi babysitter bagi anak-anak. Untuk itu, ia mengajak pembaca merenungkan beberapa hal yang tidak mungkin dilakukan teve bagi anak-anak kita.

TV tidak tidak mengenal nama anak kita. TV tidak bisa menyapa dan menunjukkan perhatian pribadi. Anak Anda hanyalah sebuah bilangan di antara statistik profil pemirsa.

Kitalah, para orang tua yang memiliki kesempatan -- bukan, kehormatan -- untuk membisikkan namanya ratusan kali setiap hari. Perhatian dan minat pribadi ini akan tertanam kuat dalam pribadi anak.

TV tidak dapat memeluk anak kita. TV tidak punya kapasitas untuk menawarkan kontak darah-dan-daging. Tidak ada napas hangat, detak jantung, mata yang berseri-seri atau senyuman ramah. Kalau anak kita jatuh atau bertengkar dengan teman, ia tidak bisa menyalakan TV dan mendapatkan penghiburan yang diperlukannya. Dan, yang jelas, TV tak punya lengan untuk merangkul.

Andalah yang dapat mendekap anak-anak dengan hangat. Dekapan penuh kasih seorang ayah atau ibu tentulah sangat berarti!

TV tidak dapat mendengarkan anak kita. Putri bungsu saya yang baru dua setengah tahun mulai kelihatan "kecerewetan"-nya. Ia senang berkomentar dengan penuh semangat, dan sekaligus menggemaskan, tentang benda-benda di sekitarnya atau pengalaman-pengalaman yang dilaluinya, termasuk kalau nonton TV. Namun, TV terus-menerus "menyuruh"-nya melihat dan mendengarkan, tidak pernah sebaliknya. Siapa yang akan mendengarkan dan menanggapi komentarnya kalau bukan kami?

TV tidak dapat menidurkan anak kita. TV tidak akan memberikan ciuman sebelum anak kita terlelap. Lagi pula, saat anak kita sakit, dan terbangun sambil menangis malam-malam, apakah TV akan repot-repot bangun dan menenangkannya? Andalah yang mampu melakukan semuanya itu!

TV tidak dapat berdoa bersama anak kita. TV tidak dapat mendoakan anak kita kepada Tuhan. Dan, beranikah kita berharap bahwa TV yang akan menuntun anak kita kepada Tuhan? Renungkan pula, bila besar nanti, dapatkah anak kita menyanyikan lagu "Di doa ibuku namaku disebut" dengan penuh penghayatan?

Daftar di atas masih bisa diperpanjang. Yang jelas, apa yang dapat Anda tawarkan kepada anak-anak Anda sama sekali tidak mungkin ditandingi oleh stasiun TV mana pun. Andalah pesaing terberat mereka! ***

-- Dimuat Blessings, September 2005.

© 2005 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1