Home | Artikel

Medali untuk Sang Anak

Pernahkah Anda kebingungan memilih kado yang tepat untuk orang-orang yang Anda kasihi? Ada sebuah kado istimewa, kado yang dapat kita berikan kapan saja. Kado ini sangat mahal, namun tidak ada label harganya. Kado ini tidak mungkin hilang dan tidak mungkin pula dilupakan. Soal ukuran tidak perlu menjadi masalah. Pokoknya, ia cocok untuk segala cuaca, segala usia dan segala sifat atau kepribadian. Kado istimewa ini adalah… diri Anda sendiri!

Benar, berikanlah diri Anda sendiri.

Berikan waktu Anda bagi orang yang membutuhkan Anda. Dengarkan dengan penuh perhatian orang yang ingin curhat. Peluklah sahabat Anda dengan hangat. Kunjungilah orang yang sakit. Hiburlah mereka yang berduka. Menurut Yesus, pemberian diri adalah ekspresi kasih yang terbesar.

Kisah berikut ini memaparkan kado istimewa yang diberikan seorang ayah kepada anaknya.

Tim dayung dan kano Amerika Serikat yang dipersiapkan untuk mengikuti Olimpiade 1924 adalah tim yang sangat tangguh. Mereka diperkirakan akan merebut sejumlah medali emas dari pertandingan yang berlangsung di Paris, Perancis. Bill Havens dari Arlington, Virginia, adalah salah satu harapan terbesar bagi tim tersebut. Dijadwalkan untuk bertanding dalam lomba kano tunggal dan beregu, Bill diperkirakan akan berdiri di podium kemenangan.

Bill memutuskan untuk tidak memenuhi tujuannya di Olimpiade, namun di mata sebagian orang, ia tetap dapat dianggap sebagai pahlawan.

Beberapa bulan sebelum tim Amerika berangkat ke Paris, Havens mengetahui bahwa istrinya akan melahirkan pada waktu yang hampir bersamaan dengan pelaksanaan Olimpiade yang berlangsung selama dua minggu itu. Havens harus mengambil keputusan yang sulit, karena ia akan pergi dalam waktu yang lama -- perjalanan ke Paris dengan kapal saja sudah memakan waktu dua minggu. Havens berembuk dengan istri, keluarga, teman dan dokternya. Semuanya mendorong dia untuk pergi ke Paris dan menjadi bagian dari tim yang pasti memenangkan medali emas.

Setelah beberapa hari memikirkannya dengan sungguh-sungguh, Bill Havens mengambil keputusan. Ia tidak akan pergi mengikuti Olimpiade. Ketika anaknya lahir, ia ingin mendampingi istrinya. Empat hari setelah Olimpiade Paris berakhir, pada 1 Agustus 1924, anak lelakinya, Frank Havens, lahir.

Selama bertahun-tahun kemudian Bill merasa bimbang, benarkah ia sudah mengambil keputusan yang tepat. Ia sering bermimpi berdiri di panggung kemenangan di Paris. Perlu waktu hampir tiga dasa warsa sebelum ia menyadari bahwa ia telah mengambil keputusan yang tepat. Pada musim panas 1952 ia menerima telegram dari Helsinki, Finlandia, tempat berlangsungnya Olimpiade saat itu. Telegram itu berbunyi:

"Ayah yang baik, Terima kasih telah menunggui kelahiranku pada tahun 1924. Aku akan pulang dengan medali emas yang seharusnya sudah kaumenangkan." Telegram itu ditandatangani oleh, "Ananda yang mengasihimu, Frank."

Frank Havens baru saja memenangkan medali emas dalam pertandingan kano 10.000 meter. *** (07/01/2005)

© 2005 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1