Home | Artikel

Santapan Mewah

Dikatakan bahwa, "Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja" (Dan. 1:8). Apa sebenarnya yang ditolak oleh Daniel ini?

Alkitab Revised Standard Version menerjemahkan "santapan raja" sebagai "santapan mewah." Mengapa mereka diharuskan memakan santapan raja yang mewah ini?

John MacArthur dalam buku pemahaman Alkitabnya, An Uncompromising Life, menjelaskan bahwa hal itu merupakan salah satu strategi cuci otak. Raja Babel melakukannya untuk membuat para pemuda Yahudi itu bergantung pada kemurahannya. Begitu mereka merasa nyaman dan terbiasa menyantap hidangan mewah itu, mereka akan bersedia melakukan apa saja untuk mempertahankan kemewahan itu. Mereka diiming-imingi standar hidup yang berkelimpahan, agar pada suatu titik mereka tidak ingin lagi kembali pada kehidupan lama mereka.

Setelah tiga tahun menikmati santapan raja, diharapkan mereka akan termotivasi untuk melayani raja. Itulah tujuan Nebukadnezar. Ia yakin, para pemuda itu nantinya mau tak mau akan melayani dia guna mempertahankan gaya hidup mewah yang telah mereka nikmati.

Bila Anda pernah menyantap santapan mewah, Anda mungkin dapat membayangkan betapa menggodanya diet semacam itu. Para sejarawan Alkitab memperkirakan sekitar lima puluh sampai tujuh puluh pemuda yang dibawa sebagai tawanan seperti Daniel. Namun, tampaknya hanya empat orang yang menolak untuk tunduk terhadap proses cuci otak melalui makanan ini.

Dunia juga berusaha mencuci otak kita dengan "santapan mewah" yang ditawarkannya. Apakah kita akan mengikuti jejak Daniel? Semoga! ***

Dimuat di Renungan Malam, Februari 2004

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1