Home | Artikel

Belajar Mendengarkan Suara Tuhan

Bagaimana sebenarnya Tuhan berbicara? Bagaimana kita bisa mengenali suara-Nya?

Perkataan Paulus dalam Roma 10:17 ("pendengaran oleh firman Kristus") menunjukkan eratnya hubungan antara mendengarkan suara Tuhan dan merenungkan firman Tuhan. Kita perlu mengenali Alkitab dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui apa yang dikatakannya tentang Allah, seperti apa Dia, dan bagaimana sifat-Nya. "Segala sesuatu yang perlu kita ketahui tentang Allah terdapat di dalam Alkitab," kata Smith Wigglesworth.

Pendalaman Alkitab ini merupakan pijakan yang kuat untuk mengenali suara Tuhan. Kenapa? Karena, bila Tuhan berbicara, apa yang disampaikan-Nya pasti tidak akan bertentangan dengan firman-Nya yang telah tertulis dalam Alkitab.

Lalu, bagaimana belajar mendengarkan suara Tuhan? Tidak ada rumus yang baku memang, namun setidaknya ada dua langkah praktis yang dapat kita lakukan.

Pertama, menyendiri dan mencari kesunyian. Ini dimaksudkan sebagai upaya menyediakan keadaan yang paling kondusif untuk mendengarkan suara Tuhan yang lembut. "Orang sekarang ini takut akan keheningan," kata Winkie Pratney. "Orang cenderung lebih suka bergerak, bertindak, atau melakukan kesibukan apa saja, karena mereka takut mendengar suara Allah. Padahal justru kesibukan itulah yang menghambat kita untuk mengenali diri kita yang sebenarnya dan sosok Allah yang sesungguhnya."

Selanjutnya, dalam kesunyian ini, jangan biarkan pikiran Anda kosong. Gunakan untuk merenungkan firman Tuhan. Ambillah suatu bagian kecil firman (mungkin cukup satu ayat) dan berkonsentrasilah. "Cerna"-lah bagian itu baik-baik. Cobalah menggali maknanya sejauh mungkin, hubungkan dengan ayat-ayat yang serupa, dan bayangkan penerapannya dalam kehidupan Anda. Hal ini melatih kita untuk menyelami pola pikir Allah.

Selamat mencoba! ***

Dimuat: Renungan Malam, November 2003

© 2003 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1