Penyebaran virus corona yang semakin tidak terkendali membuat cemas otoritas penyelenggara liga-liga besar di Dunia. Disampaikan melalui berbagai berita bola, kini ancaman virus tersebut telah benar-benar menjadi momok yang sangat serius.
Dilansir dari The Times Di Inggris seluruh pertandingan akan digelar tanpa penonton di setiap stadion dalam rangka menghindari penyebaran virus dari kerumunan orang. Begitu juga untuk Premier League yang akan dilaksanakan secara tertutup tanpa suporter. Namun begitu, penyelenggara tidak akan sampai menghentikan perjalanan Liga Inggris di tengah jalan seperti di Liga tetangga.
Di Spanyol, Association of Spanish Footballers (AFE) sebagai organisasi sepak bola profesional yang ada di Spanyol telah melakukan pertemuan penting pada Kamis kemarin. Dikabarkan dari pertemuan tersebut menyimpulkan suatu kesepakatan bahwa mereka akan mencanangkan untuk melalukan penundaan kompetisi Laliga.
Di Perancis, liga kasta pertama Ligue 1 juga akan diselenggarakan dengan jumlah maksimal penonton 1.000 orang. Keputusan ini minimal akan diberlakukan sampai dengan 15 April nanti. Sebagaimana keputusan yang disampaikan oleh Maracineanu Menteri Olahraga Prancis Roxana Senin kemarin.
Dilansir dari beritasatu. “Harus dihormati bahwa maksimal 1.000 orang bisa berada di stadion. Entah klub akan membuat keputusan untuk menjual hanya hingga 1.000 tiket, atau mereka akan lebih suka bermain di balik pintu tertutup atau menunda pertandingan jika memungkinkan," ungkap Maracineanu.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?. Tidak seperti di negara-neraga di Eropa yang menunda Liga dan meberlalukan pertandingan tertutup, Kemenpora, PSSI ataupun PT LIB belum ada rencana untuk melakukan penundaan perjalanan Liga 1 walaupun ada beberapa pertandingan yang dilakukan tanpa supporter.
Dari detik sport, "Bahwa yang menjadi patokan kami adalah Kementerian Kesehatan dan apa yang disampaikan mereka kaitannya dengan kegiatan olahraga di tanah air pasti kami langsung sampaikan kepada pihak-pihak terkait. Khususnya cabor-cabor yang sedang melakukan kegiatan mengumpulkan orang banyak. Nah itu yang bisa kami lakukan," ungkap Kemenpora, Kamis kemarin.
"Kami tidak bisa bilang setop dan sebagainya. Pasti ada hal yang terganggu. Tetapi kalau dari Kemenkes memberikan penegasakan kepada Kemenpora bahwa tolong semua dilarang kegiatan yang mengumpulkan massa, maka kami akan teruskan itu dan kami akan lakukan," lanjutnya.