Syarah Rifqon Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah
Oleh Imam Abdul Muhsin
al-Abbad al-Badr
http://www.freewebs.com/manhajassalafee/Sharh%20of%20Rifqaan%20by%20Abdul-Muhsin.doc
Seorang penanya berkata :
“Ya Fadhilatus Syaikh, hafizhakallahu.
Telah diketahui bersama bahwa akhir-akhir ini beberapa syabab ada yang
mengatakan bahwa Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad telah rujuk dari pujian beliau
terhadap kitab Madarikun Nazhor karya
Syaikh Abdul Malik, dan sebagai bukti rujuknya beliau adalah buku yang baru
beliau tulis yang berjudul Rifqon Ahlas
Sunnah bi Ahlis Sunnah. Jadi, apa jawaban anda terhadap ucapan mereka ini, Barokallahu
fik.
Syaikh menjawab :
Pertama, saya telah membaca buku
Madarikun Nazhor sebanyak dua kali. Saya telah mendengar beberapa kali bahwa
ada beberapa orang yang mengatakan bahwa saya tidak membaca keseluruhan buku
tersebut, namun hanya membaca beberapa bagian atau memeriksa sebagian dari buku
itu. Saya telah katakan dari awal, bahwa saya membaca buku ini sebanyak dua
kali. Bahkan saya membaca buku ini dari awal sampai akhir hanya untuk melihat
apa yang terkandung di dalam buku ini.
Ketika saya selesai membacanya, saya
berkata kepada penulisnya bahwa buku ini adalah buku yang bagus dan bermanfaat.
Kemudian dia bertanya kepadaku, ”Kenapa anda tidak sekalian saja menuliskan
sebuah muqoddimah bagi buku ini?”, karena permintaan inilah saya membacanya
sekali lagi. Saya membacanya dari awal sampai akhir dan saya memilih sebagian
kecil dari bab yang ada di buku ini dan mendiskusikannya. Jadi buku ini saya
telah membacanya dari awal sampai akhir, namun apa yang telah saya sebutkan (di
dalam muqoddimah) hanyalah beberapa bagian saja, tidak seluruhnya.
Saya tidak menarik sedikitpun dari apa
yang saya tulis di dalamnya. Dan buku yang baru saya tulis akhir-akhir ini, Rifqon Ajlas Sunnah bi Ahlis Sunnah,
maka buku ini tidak ada hubungan sedikitpun dengan orang-orang yang saya
sebutkan di Madarikun Nazhor.
Jadi, buku yang saya tulis ini,
tidaklah dimaksudkan untuk Ikhwanul Muslimin, tidak pula bagi Quthbiyun dan
selainnya dari harokiyun. Buku ini juga tidak dimaksudkan bagi orang-orang yang
gemar dengan fiqhul waqi, tidak pula bagi orang-orang yang berbicara buruk terhadap
pemimpin kaum muslimin, ataupun bagi orang-orang yang merendahkan para ulama.
Buku ini tidak dimaksudkan bagi mereka, baik dekat maupun jauh!!!
Namun buku ini ditujukan bagi Ahlus
Sunnah saja!! Mereka yang mengambil jalan ahlus sunnah. Dimana tatkala tampak
beberapa perkara yang mereka perselisihkan, anda lihat mereka saling menjarh,
menghajr, dan menghancurkan...
Jadi, saya katakan kembali bahwa buku
ini tidaklah ditujukan bagi kelompok ataupun firqoh yang menyelisihi manhaj
Ahlus Sunnah wal Jama’ah ataupun jalannya ahlus sunnah. Bahkan buku ini
ditujukan kepada kalangan ahlus sunnah yang mereka sibuk antara satu dengan
lainnya sesama ahlus sunnah, dengan jarh, hajr, mencari-cari kesalahan dan
mentahdzir dari manusia karena kesalahan-kesalahan ini.
Jika ada dua orang mulai berselisih
mereka pun berpecah menjadi dua kelompok, kelompok yang ini berbangga diri
dengan orang ini dan kelompok itu berbangga diri dengan orang itu. Sehingga
tampak hajr dan muqotho’ah
(memutuskan hubungan) antara satu dengan lainnya sesama pengikut ahlus sunnah
di setiap tempat karena adanya perselisihan ini.
Hal ini adalah termasuk bencana dan
fitnah yang paling besar. Sehingga ahlus sunnah akan terpecah belah berdasarkan
pernyataan ketidaksepakatan antara orang
ini dan orang itu : apa yang fulan katakan tentang fulan dan fulan!!! Apa
pendapatmu tentang fulan dan fulan! Atau bagaimana sikapmu terhadap fulan dan
fulan! Jika jawabanmu selaras dengan pendapat mereka, maka kamu akan selamat. Dan
jika kamu tidak memiliki pendapat maka kamu akan dilabeli dengan sebutan
mubtadi’, hajr akan dipraktekan dan ahlus sunnah akan terpecah belah menjadi
kelompok-kelompok yang berbahaya!!! Inilah yang melatarbelakangi maksud
penulisan buku ini (Rifqon).
Telah diketahui bersama bahwa buku ini
tidaklah menyeru harokiyin, dan hal ini karena buku ini disukai, harokiyun
senang jika ahlus sunnah sibuk antara satu
dengan lainnya, hingga mereka merasa
selamat dari ahlus sunnah. Dengan hal ini mereka merasa selamat dari ahlus sunnah,
dan hal ini dikarenakan kita menyibukkan diri antar sesama ahlus sunnah. Buku
ini menyerukan ishlah tentang hal-hal yang tengah melanda kita, agar kita lebih
berlemah lembut antar sesama, dan kita berupaya untuk membenahi antara satu
dengan lainnya. Ini yang terbetik di dalam fikiran saya tentang latar belakiang
penulisan buku ini.
Namun mereka dari kalangan harokiyun
dan hizbiyun, yang jelas-jelas menyelisihi jalan ahlus sunnah, mereka sangat
bergembira dengan perselisihan yang terjadi diantara kita. Karena ketika ahlus
sunnah sibuk dengan sesamanya, mereka menjadi aman dari ahlus sunnah. Jadi...
perpecahan dan perselisihan diantara ahlus sunnah inilah yang mereka
kehendaki... Iya..” (penanya lain bertanya)
Pertanyaan : ”Berkenaan tentang penulis
buku Madarikun Nazhor...”
Syaikh memutus pertanyaan dan menjawab
:
“Syaikh Abdul Malik… saya memiliki
hubungan yang baik dengannya, dan dia menelpon saya pada suatu waktu tentang
hal ini. Tidak ada masalah antara diriku dengan dirinya... tidak ada masalah
antara saya dengan dia...
semoga Sholawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabat serta siapa saja yang
meniti jejak mereka hingga hari kiamat. (selesai)