Nasehat Kasih Sayang Untuk Umat Islam dan
Pembawa Panji Dakwah Salaf
Ditulis oleh: Syeikh Rabi’ bin Hadi Umair Al Madkhali
Diterjemahkan oleh: Abu Abdillah Muhammad Elvi bin Syamsi
(Da`i dan Penerjemah Bahasa Indonesia di
Islamic Dawa & Guidance Center Hail.)
Bismillahi-r-rahmani-r-rahiim
Segala puji hanya milik Allah dan shalawat
serta salam semoga dianugerahkan atas rasulullah, ahli bait dan para sahabat
beliau serta orang yang mengikutinya.
Amma ba`du :
Sesungguhnya kita sekalian umat islam,
sungguh telah dibedakan oleh Allah dari seluruh umat manusia, bahwasanya kita
ini menegakkan amar ma`ruf nahi mungkar Allah berfirman :"Kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan
mencegah dari yang munkar" (QS Ali Imran :110 )
Rasulullah bersabda: "Barangsiapa
diantara kalian melihat suatu kemungkaran maka ubahkan dengan tangannya, jika
tidak sanggup maka dengan lidahnya dan jika tidak sanggup (juga) maka dengan
hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemah iman."
Dan Allah telah membebankan kepada kita agar
kita bisa menjadi orang-orang yang menegakkan keadilan. Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri
atau ibu bapak dan kaum kerabatmu." (QS An Nisa : 135 )
Allah telah memerintahkan kepada kita untuk
saling tolong menolong (kerja sama) untuk melakukan kebaikan dan takwa, dan
melarang kita untuk saling tolong menolong untuk perbuatan dosa dan pelanggaran
(melampaui batas). Allah berfirman: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran." (QS : Al Maidah : 2).
Allah telah memerintahkan jihad demi menyebarkan
dan membela agama ini. Jihad dilakukan dengan pedang dan tombak, dan
memerintahkan kita untuk berjihad dengan memberikan penjelasan, hujjah dan
argumen, merupakan jihadnya para nabi semoga Allah menganugerahkan shalawat dan
salam kepada mereka.
Allah telah memerintahkan untuk bersikap
jujur dan selalu memilih kejujuran, dan melarang kita untuk berdusta dan
memilih dusta. Rasulullah bersabda: "Peganglah oleh kalian kejujuran,
karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke dalam surga.
Seseorang senantiasa jujur, dan memilih kejujuran sampai dia tercatat sebagai
orang yang selalu jujur di sisi Allah. Dan jauhilah oleh kalian dusta,
sesungguhnya dusta itu membawa ke maksiat, dan maksiat membawa ke dalam api
neraka. Seseorang senantiasa berdusta, dan memilih kekedustaan sampai dia
tercatat sebagai orang yang selalu berdusta di sisi Allah."
Allah memperingatkan kita dari prasangka
bohong (buruk sangka), Rasulullah bersabda : "Jauhilah oleh kalian
prasangka, sebab prasangka itu adalah perkataan yang paling bohong".
Allah memerintahkan kita untuk bersaudara,
menjaga persaudaraan; Rasulullah bersabda : "Orang muslim adalah saudara
muslim dia tidak mengkhianati temannya dan tidak membiarkannya (tanpa
memberikan pertolongan). Setiap muslim atas saudaranya muslim diharamkan
kehormatan, harta dan darahnya. Takwa itu berada di sini, cukuplah seseorang
melakukan kejahatan dengan menghina saudaranya muslim. H.R Tirmizi ia berkata :
Hadits hasan.
Rasulullah bersabda: "Jangalah kalian
saling dengki, saling membenci, saling membelakangi. Janganlah sebagian kalian
menjual apa yang telah ditawar sebagian yang lain. Jadilah kalian sebagai hamba
Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslim, ia tidak menzolimi
temannya dan tidak juga membiarkannya. Takwa itu berada di sini, beliau
menunjuk dadanya tiga kali. Cukuplah seseorang melakukan kejahatan dengan
menghina saudaranya muslim. Setiap muslim terhadap muslim yang lain diharamkan
darah, harta dan kehormatannya. (H.R. Muslim).
Allah memerintahkan kita untuk memberikan
nasehat. Rasulullah bersabda: "Agama itu nasehat maka kami berkata, bagi
siapa wahai rasulullah ? bagi Allah, Kitab-Nya, rasul-Nya dan para pemimpin
kaum muslimin serta masyarakat umum."
Allah memerintahkan kita untuk menolong
orang yang dizolimi dan orang yang melakukan kezoliman. Rasulullah bersabda
-shallallahu `alaihi wa sallam-: "Toolonglah saudaramu yang melakukan
kezoliman dan yang dizolimi, seseorang berkata : wahai rasulullah saya akan
menolongnya jika dia seorang yang dizolimi, lalu bagaimana saya menolongnya
jika dia melakukan kezoliman? Rasulullah bersabda: kamu menahannya, atau
menghalanginya dari kezoliman, maka hal itu adalah cara untuk
menolongnya." (H.R. Bukhari).
Allah telah mengabarkan kepada kita sesungguhnya
kezoliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah, dan
jika ada kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipat gandakan dan
memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar". (QS. An Nisa`:40 )
Rasulullah bersabda dalam hadits qudsi:
"Wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezoliman
terhadap diri-Ku, dan Aku telah jadikan kezoliman itu suatu hal yang diharamkan
di antara kalian, oleh karena itu janganlah kalian saling menzolimi."
Allah telah mengharamkan ghuluw (sikap
melampaui batas / ekstrem) dalam agama, Allah berfirman: "Wahai Ahli
Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar." (Al Maidah :77 )
Rasulullah bersabda: "Jauhilah oleh
kalian sikap ekstrem sesungguhnya hancurnya umat sebelum kalian disebabkan oleh
keekstreman mereka dalam agama mereka."
Rasulullah bersabda : "Janganlah kalian
memuja-mujiku seperti orang nasrani memuja-muji Ibnu Marwam (Isa).
Allah telah mengharamkan ta`asshub (fanatik
golongan), rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang berperang di bawah
panji fanatik golongan, mengajak kepada fanatik golongan, atau berjuang untuk
fanatik golongan, maka matinya adalah mati jahiliyah. (H.R. Muslim).
Syaikhul Islam Ibnu Timiyah berkata di
majmu` fatawa jilid 28 hal : 16: "Bukanlah haknya guru untuk
mengelompok-kelompokan orang, dan melakukan apa yang menyebabkan terjadinya
permusuhan dan kebencian atara mereka, akan tetapi handaklah mereka itu menjadi
saudara-saudara yang saling tolong menolong atas melakukan kebaikan dan takwa,
sebagaimana firman Allah: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya. (QS. Al Maidah : 2)
Dan tidak seorang gurupun berhak untuk
mewajibkan janji sumpah (baiat) kepada seseorangpun agar setuju terhadap setiap
apa yang diinginkannya, mencintai siapa yang dicintainya, dan memusuhi orang
yang dimusuhinya, bahkan orang yang melakukan tindakan seperti ini, maka ia
sejenis tindakan Jingkiz Khan dan orang-orang semisalnya, hal mana mereka
menjadikan orang yang setuju dengan mereka sebagai teman setia, dan orang yang
menyelisihi mereka sebagai musuh bebuyut. Akan tetapi mereka dan pengikut
mereka haruslah menjalankan janji Allah dan rasulullah, dengan mentaati Allah
dan rasul-Nya, dan melakukan apa yang diperitahkan Allah dan rasul-nya,
mengharamkan apa yang diharamkan Allah dan rasul-Nya, dan menjaga dan
menghormati hak-hak guru sebagaimana yang diperintahkan Allah dan rasul-Nya.
Kalau seandainya guru dari seseorang dizolimi hendaklah ia menolongnya, dan
jika berbuat kezoliman ia tidak menolong guru itu atas perbuatan zolim, akan
tetapi mencegahnya dari perbuatan kezoliman. Sebagaimana telah tetap di shahih
dari rasulullah -shallallahu `alaihi wa sallam- bersabda : "Tolonglah
saudaramu yang menzolimi atau yang dizolimi" ada yang bertanya wahai
rasulullah saya akan menolongnya jika dia seorang yang dizolimi, lalu bagaimana
saya menolongnnya jika dia melakukan kezoliman? Rasulullah bersabda : kamu
menahannya, atau menghalanginya dari kezoliman, maka hal itu adalah cara untuk
menolongnya" (H.R Bukhari)" (end).
Perkara-perkara ini, ciri khas yang agung
dan pokok-pokok dasar yang lurus ini wajiblah ditegakkan oleh umat ini dan
handaklah mereka betul-betul menjaganya baik secara individu, masyarakat,
pemerintah dan rakyat, khususnya adalah para ulama dan thalabulilmi (penuntut
ilmu agama), dan terkhusus bagi orang yang menggolongkan dirinya ke Ahli sunnah
wal Jamaah.
Sesungguhnya dengan melanggar (melampaui
batas) keseluruhan atau segelintir dari pokok-pokok di atas, maka akan timbul
kerusakan yang besar di dunia dan agama, yang akan mengakibatkan terhapusnya
pilar-pilar yang agung ini, nah dalam hal itu terdapat kejahatan yang berbahaya
serta kerusakan yang besar.
Diantara perkara yang tidak dipungkiri oleh
orang yang berakal, bahwa pelanggaran atau menganiayaan yang besar, kezoliman
yang betul-betul jelek telah menimpa orang yang mengatakan perkataan benar, dan
kebenaran yang ada pada dirinya tertolak pula ditambah lagi peremehan dan
pelecehan terhadap dirinya. Sikap ini adalah suatu yang sangat dibenci dan
dipungkiri, jikalau hal itu datang dari seorang kafir, apalagi kalau bersumber
dari seorang muslim.
Maka wajiblah atas umat ini, khususnya
pemuda-pemudanya, yang merupakan tulang punggung umat, agar menghormati
kebenaran dan memuliakannya, dan hendaklah mereka merendahkan kebatilan serta
membasmi pelakunya, siapapun orangnya. Dengan demikian Allah akan mengangkat
martabat mereka dan memuliakan mereka, tapi kalau sebaliknya, maka itu akan
mendatangkan mala petaka, kesesatan dan bencana serta kemurkaan dari Allah, dan
mendapat sangsi di dunia dan akhirat, diantara sangsi itu adalah musuh dengan
mudah menguasai mereka, sampai mereka kembali ke agama mereka yang benar, dan
betul-betul berpegang teguh dengan agama itu, semoga Allah memberikan taufiq
kepada semua kita untuk menjalankan apa yang diridhoi-Nya.
Ditulis oleh Al faqir ila afwillah wa
maghfiratih.
Rabee bin Hadi Umair Al Madkhali
Tanggal 16 Safar 1423 (Senin 29 April 2002)
Teks asli berbahasa arab bisa anda temukan
di situs syeikh sendiri : www.rabee.net atau
http://www.rabee.net/articles.shtml#last dengan judul : "Nashihah wuddiyah min syeikh Rabee bin hadi al madkhali ilaa
abnaail Ummah Islamiyah wa hamlatid dakwah salafiyah"