Benarkah
mereka itu berjihad ?
(Khutbah Jum'at
yang disampaikan oleh Al-Ustadz Abdurrahman Thayib, Lc. Di Masjid Al-Irsyad
Surabaya)
Segala puji bagi Allah, kami
menyanjung-Nya, meminta pertolongan, mengharap ampunan dan petunjuk kepada-Nya. Dan kami berlindung
kepada Allah dari kejelekan diri dan perbuatan kami. Barangsiapa
yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang bisa
menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan-Nya,
maka tidak ada seorangpun yang bisa memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar
kecuali Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad `
adalah hamba dan utusan-Nya.
íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÇÊøóÞõæÇ
Çááøóåó ÍóÞøó ÊõÞóÇÊöåö æóáóÇ ÊóãõæÊõäøó ÅöáøóÇ æóÃóäúÊõãú ãõÓúáöãõæäó
'Wahai orang-orang yang beriman
bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kalian
meninggal kecuali dalam keadaan muslim' [QS Ali
Imron 102].
íóÇÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ ÇÊøóÞõæÇ ÑóÈøóßõãõ ÇáøóÐöí
ÎóáóÞóßõãú ãöäú äóÝúÓò æóÇÍöÏóÉò æóÎóáóÞó ãöäúåóÇ ÒóæúÌóåóÇ æóÈóËøó ãöäúåõãóÇ
ÑöÌóÇáðÇ ßóËöíÑðÇ æóäöÓóÇÁð æóÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó ÇáøóÐöí ÊóÓóÇÁóáõæäó Èöåö
æóÇáúÃóÑúÍóÇãó Åöäøó Çááøóåó ßóÇäó Úóáóíúßõãú ÑóÞöíÈðÇ
'Wahai sekalian manusia,
bertakwalah kepada Tuhan mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan
daripadanya Allah menciptakan istrinya dan dari keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama – Nya
kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu' [QS An Nisa 1]
íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó
æóÞõæáõæÇ ÞóæúáðÇ ÓóÏöíÏðÇ(70)íõÕúáöÍú áóßõãú ÃóÚúãóÇáóßõãú æóíóÛúÝöÑú áóßõãú
ÐõäõæÈóßõãú æóãóäú íõØöÚö Çááøóåó æóÑóÓõæáóåõ ÝóÞóÏú ÝóÇÒó ÝóæúÒðÇ ÚóÙöíãðÇ
'Wahai
orang-orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan
yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni
bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta'ati Allah dan
Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar' [QS Al Ahzab 70-71]
Amma
ba'du : Sesungguhnya sebenar-benarnya ucapan adalah
kitabullah dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuknya Nabi r. Dan
sejelek-jeleknya perkara adalah hal-hal baru (dalam agama), dan setiap hal yang
baru (dalam agama) adalah bid'ah dan setiap bid'ah itu sesat dan setiap
kesesatan tempatnya di neraka.
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa
rahimakumullah-, disebutkan dalam shohih Bukhori, Muslim dan selainnya
: "Bahwasanya Nabi r
pernah suatu ketika membagikan harta rampasan kepada para sahabatnya, lalu tiba-tiba
datang seseorang yang bernama Dzul khuwaisiroh At-Tamimi seraya mengatakan
kepada Nabi r
: "žÇöÚÏöá íóÇ ãõÍóãøóÏõ" "Berlaku
adillah wahai Muhammad!". Mendengar ucapan itu, Rasulullah r marah sambil berkata: "æóíÍóß æóãóä íóÚÏöá Åöä áóã ÇóÚÏöá¿": "Celakalah
engkau, jika aku tidak bisa berbuat adil maka siapa yang bisa berbuat adil ?". Sahabat Umar t yang hadir pada saat itu berkata : " íóÇ ÑóÓõæáó Çááå ÇöÆÐóä áöí ÝóÃóÖÑöÈ ÚõäõÞóåõ "
"Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk memenggal leher orang
ini". Rasul r
pun menjawab :
"ÏóÚåõ ÝóÅöäøó áóåõ ÃóÕÍóÇÈðÇ íóÍÞöÑõ ÃóÍóÏõßõã ÕóáÇóÊóåõ ãóÚó ÕóáÇóÊöåö
æóÕöíóÇãóåõ ãóÚó ÕöíóÇãöåö, íóãÑõÞõæäó ãöäó ÇáÏöíäö ßóãóÇ íóãÑõÞõ ÇáÓóåãõ ãöäó
ÇáÑóãöíøóÉ"
"Biarkanlah dia (Wahai Umar), karena
dia memiliki teman-teman yang salah seorang dari kalian merasa sedikit sholat
maupun puasanya dibanding dengan sholat dan puasa mereka. Mereka keluar
dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari sasarannya".
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, inilah benih, inilah cikal bakal, inilah
nenek moyang sebuah aliran sesat, sebuah kelompok sempalan yang menisbatkan diri
mereka kepada Islam, yang bernama Al-Khowarij. Mereka tidak
pernah puas dengan pemimpin kaum muslimin, mereka selalu ingin memberontak
kepada penguasa kaum muslimin, dan selalu menyebarkan aib-aib penguasa. Mereka
menyeru rakyat untuk memberontak kepada penguasa dan mereka ini akan selalu
muncul di setiap saat sampai akhir zaman nanti, sebagaimana yang pernah disabdakan
Nabi r
: "Akan keluar sekelompok orang diakhir zaman nanti, mereka masih
ingusan dan bodoh. Mereka membaca al-qur'an tapi keimanan
mereka tidak sampai kepada kerongkongan mereka. Mereka
keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari sasarannya. Dimana
saja kalian bertemu mereka maka perangilah mereka, karena didalam memerangi
mereka terdapat pahala bagi orang yang memerangi mereka di hari kiamat
nanti". (HR.Bukhori)
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, kelompok ini selalu mengobarkan bendera
jihad untuk memerangi kaum muslimin, kelompok yang menghalalkan darah kaum
muslimin. Tidak ada bukti yang lebih nyata akan hal diatas ini melainkan kisah
mereka ketika mereka ikut andil dalam pembunuhan seorang kholifah ar-rasyid
Ustman bin Affan t. Merekalah yang ikut andil dalam
pengepungan terhadap rumah Utsman bin Affan t. Setelah itu, mereka semakin
merajalela dikala kekholifahan Ali bin Abi Tholib t. Mereka mengkafirkan Ali bin Abi
Tholib dan para sahabatnya y. Merekalah yang paling bertanggung
jawab dalam pembunuhan terhadap Ali bin Abi Tholib t. Seseorang yang bernama Abdurrahman
bin Muljam Al-Himyari, dialah pelaku pembunuhan terhadap kholifah ar-rasyid Ali
bin Abi Tholib t. Pada waktu dia
ingin membunuh Ali bin Abi Tholib y yaitu ketika pedangnya
disabetkan kepada Ali bin Abi Tholib dia sempat membaca ayat al-Qur'an.
" Åöäö ÇáúÍõßúãõ ÅöáøóÇ
áöáøóåö"
"Tidak ada hukum kecuali hukum
Allah" dan
" æóãöäó ÇáäøóÇÓö ãóäú
íóÔúÑöí äóÝúÓóåõ ÇÈúÊöÛóÇÁó ãóÑúÖóÇÉö Çááøóåö æóÇááøóåõ ÑóÁõæÝñ ÈöÇáúÚöÈóÇÏö"
"Dan di antara manusia ada
orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha
Penyantun kepada hamba-hamba-Nya."
Membunuh Ali bin Abi Tholib dianggap
oleh Abdurrahman bin Muljam sebagai bentuk jihad, sebagai bentuk perjuangan di
jalan Allah. Subhanallah, demikianlah kesesatan kalau sudah
masuk kedalam hati dan otak manusia, tidak tahu mana malam mana siang, mana
kegelapan mana cahaya. Membunuh seorang kholifah
ar-rosyid, membunuh seorang sahabat yang dijamin masuk surga dianggap sebagai
bentuk jihad, sebagai bentuk perjuangan dalam Islam.
Oleh karena itu, kaum muslimin -rahimani
wa rahimakumullah- marilah kita selalu bertakwa kepada Allah subhanahu
wata'ala, selalu menuntut ilmu agama ini dari sumbernya (al-Qur'an dan Sunnah
sesuai pemahaman sahabat Nabi r). Adapun
slogan-slogan, semboyan-semboyan, dan seruan-seruan yang terkadang berlebelkan
Islam jangan kita mudah terpengaruh. Janganlah kita tertipu, sampai kita menimbangnya
diatas al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salaful ummah, para
sahabat, para tabi'in dan tabiut tabi'in.
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa
rahinakumullah-, "Maa asbaha allaila bil baariha" alangkah miripnya
kelompok-kelompok sekarang yang menghalalkan darah kaum muslimin, yang mereka
melakukan teror dimana-mana, entah di Indonesia, di Saudi Arabia, di Yordania dan
lain-lain dengan melakukan peledakan-peledakan, pengeboman-pengeboman dengan
mengatas namakan Islam dan mereka anggap sebagai jihad. Apakah
hal ini bisa dibenarkan? Bagaimana bisa dikatakan
jihad orang-orang yang membunuh kaum muslimin, yang membunuh orang-orang kafir
yang mendapat jaminan keamanan dari pemerintah kaum muslimin? Bagaimana bisa dikatakan jihad orang-orang yang membunuh
wanita-wanita dan anak-anak kecil yang tidak berdosa? Bagaimana membunuh
orang mukmin bisa dikatakan jihad, sedangkan Allah I berfirman :
"
æóãóäú íóÞúÊõáú
ãõÄúãöäðÇ ãõÊóÚóãøöÏðÇ ÝóÌóÒóÇÄõåõ Ìóåóäøóãõ ÎóÇáöÏðÇ ÝöíåóÇ æóÛóÖöÈó Çááøóåõ
Úóáóíúåö æóáóÚóäóåõ æóÃóÚóÏøó áóåõ ÚóÐóÇÈðÇ ÚóÙöíãðÇ " "Barangsiapa
yang membunuh orang mukmin dengan sengaja maka balasannya adalah neraka
jahannam dia kekal didalamnya sealama-lamanya dan Allah murka kepadanya, dan
Allah melaknatnya dan Allah juga menyediakan baginya adzab yang pedih".
(QS.An-Nisa' : 93)
Bagaimana mungkin membunuh orang
mukmin atau muslim dianggap sebagai jihad, sedangkan Nabi r bersabda :
"áóÒóæóÇáõ ÇáÏõäíóÇ
Ãóåæóäõ Úóáóì Çááå ãöä ÞóÊáö ãõÄãöäò ÈöÛóíÑö ÍóÞøò, æóáóæ Ãóäøó Ãóåáó
ÓóãóÇæóÇÊöåö æóÃóåáó ÃóÑÖöåö ÇÔÊóÑóßõæÇ Ýöí Ïóãö ãõÄãöäò áóÃóÏÎóáóåõã Çááå
ÇáäÇÑó"
"Sungguh
musnahnya dunia itu tidak seberapa dibandingkan dengan pembunuhan seorang muslim tanpa hak dan seandainya semua penduduk langit dan
bumi bersatu dalam pembunuhan seorang mukmin saja, maka Allah akan memasukkan
mereka semua kedalam neraka".
Bagaimana mungkin membunuh
orang-orang kafir yang masuk kedalam negeri kaum muslimin dan mendapatkan
jaminan keamanan dari pemerintah kaum muslimin dikatakan jihad, sedangkan Nabi r bersabda :
"ãóä ÞóÊóáó äóÝÓðÇ ãõÚóÇåóÏðÇ áóã íóÑóÍ ÑóÇÆöÍóÉó ÇáÌóäøóÉö"
"Barangsiapa
yang membunuh seorang kafir yang mendapat jaminan keamanan dari pemerintah kaum
muslimin maka dia tidak akan mencium bau surga" (HR.Bukhori)
Bagaimana mungkin bisa dikatakan
jihad orang-orang yang membunuh perempuan-perempuan dan anak-anak kecil yang
tidak berdosa, sedangkan Nabi r
selalu mewasiatkan kepada pasukannya pada waktu mereka berjihad dengan ucapan
beliau:
"ÇõÛÒõæÇ ÈöÓãö Çááå
æóÝöí ÓóÈöíáö Çááå æóÞóÇÊöáõæÇ ãóä ßóÝóÑó ÈöÇááå æóáóÇ ÊóÛÏöÑõæÇ æóáóÇ
ÊõãóËøöáõæÇ æóáóÇ ÊóÞÊõáõæÇ æóáöíÏðÇ" "Berperanglah
kalian di jalan Allah dengan menyebut nama Allah dan perangilah orang-orang
yang mengkufuri Allah. Jangan kalian curang dan jangan
menyincang serta jangan membunuh anak-anak kecil".
Bagaimana bisa dikatakan jihad
orang-orang yang memberontak kepada penguasa kaum muslimin, sedangkan Allah berfirman :
" íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó
ÁóÇãóäõæÇ ÃóØöíÚõæÇ Çááøóåó æóÃóØöíÚõæÇ ÇáÑøóÓõæáó æóÃõæáöí ÇáúÃóãúÑö ãöäúßõãú "
"Wahai
orang-orang yang beriman taatilah Allah, taatilah Rasul-Nya dan para pemimpin
kalian" (QS.An-Nisa' : 59)
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa
rahimakumullah-, ittaqullah, bertakwalah kepada Allah, dan bertakwalah mereka
yang telah terjerumus kedalam pemikiran khowarij yang menghalalkan darah kaum
muslimin atau membunuh orang-orang yang tidak bersalah, yang selalu memberontak
kepada penguasa kaum muslimin serta bertakwalah mereka yang mendukung, yang
menyetujui orang-orang yang membuat teror terhadap kaum muslimin !!!
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa
rahimakumullah-, jihad adalah ibadah sebagaimana sholat, haji, zakat harus
mengikuti dan mencontoh Sunnah Rasul r. Oleh karena itulah Ali bin Abi
Tholib t
mentafsirkan ayat dalam
" Þõáú åóáú
äõäóÈøöÆõßõãú ÈöÇáúÃóÎúÓóÑöíäó ÃóÚúãóÇáðÇ(103)ÇáøóÐöíäó Öóáøó ÓóÚúíõåõãú Ýöí
ÇáúÍóíóÇÉö ÇáÏøõäúíóÇ æóåõãú íóÍúÓóÈõæäó Ãóäøóåõãú íõÍúÓöäõæäó ÕõäúÚðÇ
"
"Katakanlah wahai Muhammad
apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi
perbuatannya? Yaitu
orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini,
sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya"
Ali
bin Abi Tholib mengatakan itulah khowarij. Karena apa ?
karena mereka melaksanakan suatu ibadah, mereka
mengobarkan jihad tanpa ilmu, tanpa mengikuti sunnah Rasulullah r, sehingga mereka berani
mengkafirkan, mereka berani menghalalkan darah sahabat Nabi r.
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, Islam tidak akan jaya selama kaum
muslimin menyimpang dari ajaran agamanya. Umat Islam tidak akan
pernah menjadi jaya selama mereka tidak mau kembali kepada ajaran Islam yang
murni yang diturunkan Allah kepada Nabi-Nya, yang diajarkan Nabi r kepada para sahabatnya. Didalam
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud v bahwasanya Nabi r bersabda :
“ÓóáøóØó Çááå Úóáóíßõã ÐõáøÇ áóÇ íóäÒöÚõåõ ÍóÊøóì ÊóÑÌöÚæÇ Åöáóì Ïöíäößã…”
“….Allah
akan menimpakan kehinaan kepada kalian yang tidak akan dicabut sampai kalian
kembali kepada agama kalian", yaitu kembali kepada aqidah yang murni,
kembali kepada tauhid, kepada Sunnah Nabi r, kepada metode sahabat Nabi y dalam segala hal, dalam aqidah,
ibadah, jihad, dalam berdakwah, dan dalam mendidik kaum muslimin.
Tapi jika kaum muslimin tidak
mau kembali kepada hal tersebut, maka sekarang inilah kaum muslimin meresakan bagaimana
kehinaan itu, bagaimana mereka diporak porandakan oleh orang-orang kuffar, bukan
karena kekuatan mereka tapi karena kelemahan kita. Dan Allah I tidak akan
merubah keadaan kaum muslimin yang terhina ini sampai mereka mau merubah
keadaan mereka sendiri. Allah berfirman :
“Åöäøó Çááøóåó áóÇ íõÛóíøöÑõ ãóÇ ÈöÞóæúãò ÍóÊøóì íõÛóíøöÑõæÇ ãóÇ
ÈöÃóäúÝõÓöåöãú”
“Sesungguhnya Allah tidak akan
merubah nasib suatu kaum sampai kaum itu merubah diri mereka sendiri”. Kaum muslilmin tidak akan terubah
keadaannya sampai mereka mengubah aqidah mereka yang rusak, merubah aqidah
mereka yang tercampur dengan kesyirikan, yang merupakan bentuk penyekutuan
kepada Allah I. Dan merubah diri
dari berdoa kepada wali-wali yang telah mati kepada berdoa hanya kepada Allah I
saja. Merubah ibadah-ibadah mereka yang penuh dengan bid’ah kepada
Sunnah Nabi r. Dengan itulah, mereka akan menjadi
mulia, mereka akan menjadi jaya, sebagaimana kejayaan yang telah diperoleh oleh
para sahabat Nabi r. Imam Malik v pernah mengatakan :
"áóä íõÕáöÍó ÂÎöÑó åóÐöåö ÇáÃóãøóÉ ÅöáÇøó ãóÇ ÃóÕáóÍó ÃóæøóáóåóÇ"
“Tidak
akan membaikkan umat ini kecuali dengan apa yang membaikkan umat terdahulu”
yaitu para sahabat Nabi r, yang selalu mengikuti Sunnah beliau
dalam setiap hal.
Khutbah
kedua
Segala
puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad, keluarga, serta seluruh sahabat dan para pengikut beliau
yang setia. Amma ba'du :
Saya
wasiatkan kepada diri saya dan kaum muslimin semuanya untuk selalu bertakwa
kepada Allah I
dengan mengikuti Sunnah Rasul r, dengan selalu menuntut ilmu agama
baik aqidah, ibadah, muamalah, maupun akhlak. Karena memang tidak ada kebaikan
bagi seorang muslim kecuali dengan dia tahu agamanya,
dengan dia menuntut ilmu agamanya. Nabi r pernah bersabda:
“ãóä íõÑöÏö Çááå Èöåö ÎóíÑðÇ íõÝóÞøöåõ Ýöí ÇáÏöíäö”
“Barangsiapa
yang dikehendaki oleh Allah kebaikan baginya maka Allah akan pahamkan kepadanya
agama” (Muttafaqun
'alaihi).
Tidak ada kebaikan kecuali bagi yang
memahami agama ini dengan sebenar-benarnya, memahami agama ini sesuai dengan
pemahaman yang benar, pemahaman salafus sholih, pemahaman sahabat, tabi’in dan
tabiut tabi’in.
Ma'asyiral
muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, pada khutbah
kedua kali ini saya ingin mengingatkan kaum muslimin akan suatu hal yang
sekarang sering diucapkan oleh sebagian kaum muslimin yaitu kata-kata atau
istilah Asy-Syahid. Banyak di koran-koran atau di media masa dan
yang lainnya kita jumpai seseorang menyatakan fulan (si B) itu syahid, (si C)
itu syahid. Padahal kita tidak tahu apakah dia betul-betul berjuang di
jalan Allah ? Apakah betul-betul dia telah menelusuri
jejak Rasul r ? Oleh karenanya,
Imam Bukhari v dalam shohihnya membuat suatu bab atau judul yaitu “Laa yuqoolu
fulanun Syahid” "Tidak (boleh) dikatakan seseorang itu syahid" dan beliau
berdalil dengan dua hadits, yang pertama yang artinya: “Allahlah yang paling
tahu siapa yang berjihad di jalan-Nya” kemudian hadits yang kedua kisah
peperangan yang terjadi pada zaman Nabi r. Nabi saw pada waktu itu berperang
dengan orang-orang musyrikin, sebagian para sahabat mengatakan sungguh tidak
ada yang lebih banyak jasanya dari pada si fulan. Kemudian Nabi r mengatakan “Dia dineraka.
Dari
sinilah Imam Bukhari v menyatakan tidak bolehnya mengatakan fulan syahid, si A
atau si B itu mati syahid, karena permasalahannya ada ditangan Allah I.
Tidak ada yang mengetahui syahid atau tidak kecuali Allah I. Kemudian hal ini dikomentari oleh Al-Hafidz
Ibnu Hajar Al-Asqolani v dalam Fathul bari, beliau mengatakan ketika
mengomentari judul bab "laa yuqolu fulanun syahid" "Tidak
boleh dikatakan fulan itu syahid" : “Alal qot’I fi dzalik” yaitu
memastikan orang itu syahid “Illa inkana bil wahyi” kecuali kalau ada wahyu (bahwa
si B atau si C syahid). Kemudian Ibnu Hajar Al-Asqolani membawakan ucapan Umar
bin Khottob y. Umar dalam khutbahnya pernah mengatakan : “Kalian mengatakan dalam peperangan kalian,
fulan (si B) itu syahid dan fulan (si C) itu meninggal dalam keadaan syahid, Janganlah
kalian mengatakan seperti itu, akan tetapi ucapkanlah (secara global) seperti
yang dikatakan oleh Rasulullah r
: "Barangsiapa yang mati di jalan Allah atau terbunuh di jalan Allah
maka dia syahid”.
Oleh karena itu ikhwani fillah,
maasyiral muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, jangan kita mudah mengatakan
fulan syahid, orang itu syahid, orang itu termasuk syuhada’ atau orang itu
telah bertemu dengan Allah disyurga-Nya, dan telah bertemu dengan bidadari.
Oleh
karena itulah, aqidah Ahlus sunnah wal jamaah sebagaimana yang dinukilkan oleh
Imam Ath-Thohawiyah dalam aqidah thohawiyyah beliau mengatakan
:
“æóäóÑÌõæ áóáãõÍÓöäíä ãöä ÇáãõÄãöäöíäó Ãóä íóÚÝËæó Úóäåõã æóíõÏÎöáóåõãõ
ÇáÌóäøóÉó ÈöÑóÍãóÊöå æóáóÇ äÃãóäõ Úóáóíåöã æóáóÇ äóÔåóÏ áóåõã ÈöÇáÌóäøóÉö”
"Kita
hanya bisa berharap bagi orang-orang yang berbuat baik dari kalangan
orang-orang yang beriman agar Allah mengampuni dosa-dosanya dan agar Allah
memasukkannya kedalam surga dengan rahmat-Nya. Tapi kita tidak
bisa menjamin dan kita tidak bisa mengatakan dia itu di surga".
Inilah
aqidah Ahlus sunnah wal jamaah, tidak boleh memastikan
dia mati syahid, dia masuk surga atau masuk neraka. Kita
hanya bisa berharap semoga yang berjuang di jalan Allah dia bisa masuk surga
dan kita mengharap semoga Allah mengampuni dosa-dosanya.
Sekali
lagi, kembalilah kepada Ahlu sunnah wal jamaah, kepada
pemahaman salafus sholih agar kita tidak tersesat dan tidak tergelincir
dimana-mana. Dan janganlah kita tertipu dengan slogan-slogan
yang ada, jihad fisabilillah atau sekarang banyak istilah film-film Islami,
musik Islami, semua ditempelkan kepada Islam. Dan juga
sekolah Islami yang terkadang banyak menghancurkan Islam dari dalam tanpa
mereka sadari. Lihat hakekatnya, lihat apakah sesuai dengan Sunnah,
sesuai dengan metode para salafus sholeh atau tidak !
Ma'asyiral
muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, “Assunnah
safinatun najah” Sunnah Nabi (dan metode para sahabat) adalah jalan
keselamatan, barangsiapa yang menyimpang darinya maka dia akan binasa.