JAMA?AH TABLIGH
Oleh : Syaikh al-Muhaddits Muhammad Nashirudin al-Albani
Alih Bahasa : Abul
Abbas al-Bantani
Pengantar:
Syaikh Al-Allamah Muhammad Nashiruddin
Al-Albani (Ulama Ahli Hadists Abad ini) dalam Kitabnya ?FATAWA AL-IMARATIYAH?
halaman 30, ditanya tentang Jama?ah Tabligh atau Jama?ah Da?wah atau Jaulah,
beliau memberikan jawaban berikut ini.
Dakwah (jama?ah) Tabligh adalah (da?wah) Sufi masa kini
yang tidak berpijak pada kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Khuruj (keluar untuk
berda?wah) yang mereka tentukan selama 3 hari, (7 hari) dan 40 hari tidak
pernah menjadi amalan generasi salaf, dan bahkan tidak pernah pula menjadi
amalan generasi khalaf (kaum mutaakhirin). Yang mengherankan, mereka keluar
untuk tabligh (menyampaikan da?wah), padahal mereka sendiri mengakui bahwa
mereka bukanlah ahlinya untuk tabligh (lalu kalau kenyataannya seperti itu, apa
yang bisa mereka da?wahkan, sedangkan mereka sendiri miskin dari ilmu???!).
Tabligh (menyampaikan da?wah), sepantasnya hanyalah
dikerjakan oleh orang-orang yang berilmu, seperti halnya pernah dilakukan oleh
Rasulullah ketika mengutus delegasinya yang terdiri dari para sahabat yang alim
(hanya yang alim, tidak seluruh sahabat disuruh untuk menjadi delegasi!!!!)
untuk mengajarkan Islam kepada umat, misalnya beliau mengutus Ali bin Abi
Thalib seorang diri, mengutus Abu Musa Al-Asy?ari seorang diri, mengutus Mu?adz
bin Jabal seorang diri (untuk menyampaikan da?wah Islam kepada umat dan tidak
pernah mengutus serombongan sahabat lain untuk menyertai individu-individu
utusan Rasul tersebut. Sekalipun mereka adalah juga para sahabat-sahabat Rasul,
namun ilmunya tidak menyamai individu-individu para sahabat yang diutus beliau.
Karena itulah kami menasehati agar mereka (Orang-orang
jama?ah Tabligh) mau belajar dan memperdalam pemahamannya tentang ilmu agama
(karena orang yang tidak berilmu tidak mempunyai kewajiban menda?wahi orang
lain, malah yang wajib dilakukannya adalah duduk di Majlis Ilmu para ulama,
bukannya keliling kesana kemari dengan alasan berda?wah!!).
Kemudian dalam kepergiannya kenegeri kafir untuk
berda?wah, sesungguhnya mereka mengahadapi fitnah yang jelas sekali, padahal
mereka tidak memahami bahasa orang-orang kafir tersebut (dan lagi merekapun
tidak mengetahui adab-adab berpergian kenegeri kafir!!).
Disisi lain, tidak jarang mereka berdalil dengan
perkataan: ?lihatlah para sahabat?.mereka ada yang penduduk mekkah, dan adapula
yang penduduk madinah, namun kuburan mereka ada yang dinegeri Bukhara dan
Samarkand, (jika demikian dalil mereka), maka jawabannya adalah: ?Bahwa betapa
inginnya kita seandainya bisa keluar (khuruj) sebagaimana para sahabat dulu.
Mereka keluar untuk berjihad dalam peperangan. Artinya, analogi (pengkiasan)
orang-orang jama?ah tabligh diatas adalah pengkiasan yang tidak pada
tempatnya.?
Kita tidak mengingkari amar ma?ruf nahi munkar, tetapi
kita mengingkari Tanzhim (pengorganisasian da?wah) yang bernama Jama?ah Tabligh
ini.
Sesungguhnya ada salah satu tokoh Jama?ah Tabligh
menyusun sebuah Risalah. Ketika sampai pada penjelasan tentang kalimat Laa
Ilaaha Illallah menafsirkannya dengan penafsiran : ?Tidak ada yang disembah
selain Allah?? Bagaimana mungkin tidak ada yang disembah selain Allah? Padahal
berhala-berhala yang disembah selain Allah jumlahnya banyak sekali, dan
penafsiran yang benar adalah menurut para ahli ilmu yaitu ?Tidak ada Tuhan yang
disembah dengan benar kecuali Allah.? Karena kalau yang disembah secara tidak
benar itu jumlahnya banyak sekali, seperti: Latta disembah, Uzza disembah,
Manat disembah, Api disembah, Matahari disembah dan seterusnya?.(Dan pula ada
seorang tokoh dari Jama?ah Tabligh yang menyusun sebuah Kitab yaitu ?Fadhoil
Amal? yang didalamnya kitab tersebut sangatlah banyak sekali hadits-hadits
dhoif, maudhu, khurofat, Takhayul, Bid?ah dan banyak hal yang sangat dapat
merusak aqidah seorang muslim).
Penutup:
Marilah kita renungi sebuah ucapan dari
Syaikhul Islam Ibnu Qudamah (seorang Muhaddits) didalam kitabnya Mukhtasar
Minhajul Qashidin karya Syaikhul Islam Ibnul Jauzi, yaitu: ?Wahai saudaraku,
bagaimana mungkin kamu begitu khusyu melakukan peribadahan kepada Allah yang
padahal tata cara ibadah kamu itu diingkari oleh Rasulullah, dan dimurkai oleh
Allah, tetapi kamu dapat begitu tenang dan istiqamah didalam hal yang Allah dan
Rasul-Nya benci, kamu shalat, tetapi shalat kamu itu berasal dari hadits dhaif
yang sengaja dibuat oleh orang-orang yang durhaka pada Allah dan Rasul-Nya,
lalu kamu berdzikir, padahal dzikir kamu itu adalah dzikir-dzikir dari buatan
syaithan yang membisikannya pada telinga orang-orang yang tidak percaya bahwa
Islam ini sudah sempurna??
Saudaraku?. Percayakah kamu kalau Islam agama yang sudah
sempurna? Percayakah kamu bahwa Islam itu adalah cukup dengan apa-apa yang
Allah dan Rasul-Nya sampaikan? Percayakah kamu kalau semua jalan / cara /
manhaj yang arahnya kesurga atau keneraka telah diberitakan oleh Rasulullah
secara lengkap? Adakah menurutmu risalah Rasulullah itu ada yang belum
disampaikan atau kelupaan? Kalau kamu mempercayai Islam ini sudah sempurna,
maka ikutilah sunnah-sunnah yang beliau telah sampaikan, dan jauhilah olehmu
cara-cara yang baru didalam melakukan peribadahan kepada-Nya, enyahkanlah
olehmu Fanatik kepada Syaikh-syaikh yang mengajarkan ajaran-ajaran syaithan,
karena yang selain Allah dan Rasul-Nya itu adalah Thoghut yang wajib kamu
tinggalkan???
(Majalah
As-Sunnah edisi
05/Th.III/1419 H ? 1998).