افتراءات
و اتهامات حزب
التحرير
الضال على
دعوة الشيخ
الإمام محمد
بن عبد الوهاب
رحمه الله
Fitnah
dan Tuduhan Dusta Kelompok Sesat Hizbut Tahrir Terhadap Dakwah Syaikh Imam
Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu
إعداد :
أبو سلمى
محمد الأثري
Penyusun :
Abu Salma Muhammad
al-Atsari
وَقُلْ
جَاءَ
الْحَقُّ
وَزَهَقَ
الْبَاطِلُ
إِنَّ
الْبَاطِلَ
كَانَ
زَهُوقًا
"Dan
katakanlah: Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap.
Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." (Al Isra :
81)
بَلْ
نَقْذِفُ
بِالْحَقِّ
عَلَى
الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ
فَإِذَا هُوَ
زَاهِقٌ
وَلَكُمُ
الْوَيْلُ
مِمَّا
تَصِفُونَ
“Sebenarnya
Kami melontarkan yang haq kepada yang batil lalu yang haq itu menghancurkannya,
maka dengan serta merta yang batil itu lenyap.” (QS. Al-Anbiya’
: 18).
Tidaklah
setiap orang yang datang di dunia ini dengan membawa kebaikan, melainkan dia
pasti memiliki musuh-musuh dari kalangan jin dan manusia, sampai-sampai para anbiya’
(para Nabi) juga tidak lepas dari permusuhan ini.
Begitu juga permusuhan mereka terhadap para ulama pengibar panji dakwah al-Haq
ini mereka lakukan dengan sengit dan dengan kedengkian yang luar biasa.
Hal
ini seperti apa yang dialami oleh Syaikhul Islam Ahmad bin Abdil Halim Ibnu
Taimiyah al-Harrani rahimahullahu, yang mana dakwah beliau difitnah,
disudutkan dan dituduh dengan kedustaan-kedustaan. Bahkan beliau sampai-sampai
divonis kafir murtad oleh ahlul bida’ wal ahwa’, (pengikut kebid’ahan
dan hawa Nafsu) dicerca dan dilabeli dengan tuduhan-tuduhan keji semisal mujassim,
musyabbih, hasyawiyah
dan nashibah.
Diantaranya
pula apa yang mereka lakukan terhadap asy-Syaikhul Imam Muhammad bin Abdil
Wahhab rahimahullahu, yang mana para musuh-musuh dakwah memerangi
dakwahnya dan menfitnahnya dengan tuduhan-tuduhan dusta dan fitnah, agar
manusia menjauh dari dakwah mubarokah (yang diberkahi) ini dan agar manusia
senantiasa melanggengkan kesyirikan dan kebid’ahan yang dipelihara oleh
ulama-ulama suu’ (jahat) yang mereka warisi dari kalangan shufiyun
quburiyun (pengikut thariqat sufi dan penyembah/pengkultus kuburan) dan syi’ah
rafidhah (aliran syi’ah yang mengkafirkan para sahabat Nabi) serta kaum
ilmaniyyun (sekuler) dan mustasyriqin (orientalis) yang hasad terhadap
Islam.
Diantara
para pendengki yang membenci dakwah mubarokah ini adalah Hizbut Tahrir,
yang mencela dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan menuduh beliau sebagai
agen Inggris –nas’alullaha as-Salamah wal ‘Aafiyah (kita memohon keselamatan
kepada Allah) – dan dengan tuduhan-tuduhan dusta lainnya yang mereka kumpulkan
dari musuh-musuh dakwah dari kalangan shufiyun dan syi’ah.
Penyebab
kami menyusun risalah ini adalah banyaknya tuduhan-tuduhan batil dan dusta yang
disebarkan oleh simpatisan juhala’ (orang-orang yang bodoh) Hizbut
Tahrir di website-website, mailing list-mailing list dan media-media informasi
lainnya yang mengaburkan dan menfitnah dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab.
Telah sampai kepada kami beberapa tulisan ‘gelap’ yang ditulis oleh simpatisan
HT, terutama yang disebarkan oleh Abu Rifa’ al-Puari (baca : Abu Riya’ al-Buali
dan seorang syabab (pemuda) HT
yang bersembunyi di balik nama al-Mujaddid
(baca : al-Muharrif atau
al-Mudzabdzab) yang
menulis artikel berjudul “Telaah Kritis Sejarah Wahabi – Salafi”.
Risalah
ini insya Alloh akan menjawab tuduhan-tuduhan mereka secara gamblang dan ilmiah.
Kami akan menunjukkan kebodohan mereka terhadap aqidah salafiyah (aqidah
Nabi dan Para sahabatnya) dan jauhnya mereka dari manhaj shahih, kami akan
mengungkap pengkhianatan mereka terhadap hakikat dakwah Syaikh Muhammad bin
Abdil Wahhab dan para pengikutnya.
Setelah
kami telaah dan baca tulisan mereka, terutama tulisan al-Mudzabdzab dan Abu
Riya’ al-Buali, kami dapatkan bahwasanya mereka di dalam menulis bantahannya
terhadap Syaikh Ibnu Abdil Wahhab tidak keluar dari referensi kaum shufiyun
quburiyun, seperti kitab Durorus Saniyyah fir Raddi ‘ala Wahhabiyah
karya seorang shufi quburi Ahmad Zaini Dahlan dan
referensi-referensi yang tidak ilmiah serta tidak berdasar lainnya, seperti
buku Kaifa Hudimat al-Khilafah (bagaimana kekhalifan di hancurkan) karya
pembesar mereka, Abdul Qodim Zallum.
Mereka juga banyak menukil dari website-website shufiyah (berpemahaman tasawuf)
yang berbahasa Inggris, yang dikelola oleh pembesar shufiy di Amerika, seperti Nazhim
al-Qubrisi dan Hisyam
Kabbani.
Ada
dua point utama yang akan kami komentari dan klarifikasi dari tuduhan syabab
Hizbut Tahrir ini, yaitu tuduhan yang menyatakan bahwa :
1.
Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan pengikutnya memberontak
dari khilafah Utsmaniyah (di Turki).
2.
Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan pengikutnya adalah
seorang agen mata-mata Inggris.
Dan masih banyak lagi
sebenarnya tuduhan-tuduhan yang dilontarkan kepada beliau. Namun kami rasa dua
point di atas yang paling urgen/penting untuk dibahas, terlebih lagi
tuduhan-tuduhan lainnya terhadap Syaikh al-Imam rahimahullahu adalah
tuduhan yang begitu mudah untuk dibantah. Seperti misalnya, dikatakan bahwa
Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab tidak mencintai Rasulullah e
dikarenakan beliau mengharamkan peringatan Maulid Nabi e dan membid’ahkan
sholawat kepada Nabi e.
Bagaimana bisa dikatakan bahwa beliau tidak mencintai Nabi e, padahal beliau
senantiasa menegakkan sunnah Nabi, membelanya dari makar ahlul bid’ah, bahkan
beliau menulis muktashar sirah nabawiyah (Ringkasan sejarah nabi).
Bagaimana bisa dikatakan bahwa beliau membid’ahkan sholawat kepada nabi e, padahal beliau
orang yang paling sering bersholawat kepada Nabi e, namun beliau
membid’ahkan sholawat-sholawat yang diciptakan kaum shufiyun yang di dalamnya
terdapat unsur ghuluw (sikap
berlebih-lebihan)kepada Nabi.
Sebelum
menjawab syubuhat ini, kami nasehatkan kepada syabab Hizbut Tahrir yang mencela
dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu
dan selainnya. Ingatlah firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala berikut
ini :
وَلاَ
تَقْفُ مَا
لَيْسَ لَكَ
بِهِ عِلْمٌ إِنَّ
السَّمْعَ
وَالْبَصَرَ
وَالْفُؤَادَ
كُلُّ
أُولَئِكَ
كَانَ عَنْهُ
مَسْئُولاً
“Dan janganlah kamu
mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung
jawabannya.”
(Al-Israa’ : 36)
وَالَّذِينَ
يُؤْذُونَ
الْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ
بِغَيْرِ مَا
اكْتَسَبُوا
فَقَدِ
احْتَمَلُوا
بُهْتَانًا
وَإِثْمًا
مُبِينًا
“Dan
orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min
dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka
telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.”
(Al Ahzab : 58)
وَمَنْ
يَكْسِبْ
خَطِيئَةً
أَوْ إِثْمًا
ثُمَّ يَرْمِ
بِهِ
بَرِيئًا
فَقَدِ
احْتَمَلَ
بُهْتَانًا
وَإِثْمًا
مُبِينًا
“Dan
barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian di tuduhkannya
kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu
kebohongan yang nyata.”
(An Nisa : 112)
إِنَّ
الَّذِينَ
جَاءُوا
بِالْإِفْكِ
عُصْبَةٌ
مِنْكُمْ لَا
تَحْسَبُوهُ
شَرًّا
لَكُمْ بَلْ هُوَ
خَيْرٌ
لَكُمْ
لِكُلِّ
امْرِئٍ
مِنْهُمْ مَا
اكْتَسَبَ
مِنَ
الْإِثْمِ
وَالَّذِي
تَوَلَّى
كِبْرَهُ
مِنْهُمْ
لَهُ عَذَابٌ
عَظِيمٌ .لَوْلَا
إِذْ
سَمِعْتُمُوهُ
ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ
وَالْمُؤْمِنَاتُ
بِأَنْفُسِهِمْ
خَيْرًا
وَقَالُوا
هَذَا إِفْكٌ
مُبِينٌ
"Sesungguhnya
orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga.
Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah
baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang
dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar
dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.Mengapa di waktu kamu
mendengar berita bohong itu orang-orang mu'minin dan mu'minat tidak bersangka
baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini
adalah suatu berita bohong yang nyata.” (An-Nur 11-12)
Dengan
bertabaruk (mencari berkah) kepada Asma Allah yang Maha Pemurah Lagi Maha
penyayang, kami memulai risalah bantahan terhadap musuh-musuh dakwah ini dan
pembelaan terhadap imam Ahlus Sunnah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab.
Pertama, Apakah Syaikh
al-Imam Muhammad bin Abdil Wahhab memberontak dari Khilafah Utsmaniyah??
Mereka menuduh Syaikh
Muhammad bin Abdil Wahhab khuruj (keluar dari ketaatan/memberontak)
terhadap Daulah Utsmaniyah dan memeranginya. Pembesar Hizbut Tahrir, Abdul
Qodim Zallum ghofarallahu lahu (semoga Allah mengampuninya) mendakwakan
bahwa gerakan Wahabiyyah merupakan diantara penyebab runtuhnya Daulah Utsmaniyah.
Dia berkata: “Inggris berupaya menyerang negara Islam dari dalam
melalui agennya, Abdul Aziz bin Muhammad bin Saud. Gerakan Wahhabi
diorganisasikan untuk mendirikan suatu kelompok masyarakat di dalam negara
Islam yang dipimpin oleh Muhammad bin Saud dan dilanjutkan oleh anaknya, Abdul
Aziz. Inggris memberi mereka bantuan dana dan senjata.”
Sebelum menjawab tuduhan
ini, maka lebih baik jika kita simak terlebih dahulu perkataan Syaikh Muhammad
bin Abdil Wahhab tentang wajibnya mendengar dan ta’at kepada imam kaum
muslimin, baik yang fajir maupun yang sholih, selama di dalam
perkara yang ma’ruf bukan kemaksiatan.
Syaikh Muhammad bin Abdil
Wahhab Qoddasallahu ruhahu (semoga Allah mensucikan ruhnya) berkata di
dalam risalahnya terhadap penduduk Qoshim :
وَأَرَى
وُجُوْبَ السَّمْعِ
وَالطَّاعَةِ
ِلأَئِمَّةِ
الْمُسْلِمِيْنَ
بَرِّهِمْ وَفاَجِرِهِمْ
مَا لَمْ يَأْمُرُوْا
بِمَعْصِيَةِ
اللهِ وَمَنْ
وَلِيَ الْخِلاَفَةَ
وَاجْتَمَعَ
عَلَيْهِ النَّاسُ
وَرَضُوْا بِهِ
وَغَلَبَهُمْ
بِسَيْفِهِ حَتىَّ
صَارَ خَلِيْفَةً
وَجَبَتْ طَاعَتُهُ
وَحَرُمَ الْخُرُوْجُ
عَلَيْهِ .
“Aku berpendapat bahwa mendengar dan ta’at kepada
pemimpin kaum muslimin baik yang fajir maupun yang sholih adalah
wajib, selama di dalam perkara yang mereka tidak memerintahkan untuk bermaksiat
kepada Alloh. Juga kepada penguasa khilafah yang umat bersepakat atasnya dan
meridhainya, ataupun yang menggulingkan kekuasaan dengan pedangnya hingga
dirinya menjadi khalifah, maka wajib taat kepadanya dan haram memberontak
darinya.”
Beliau rahimahullahu juga
berkata :
الأَصْلُ
الثَّالِثُ :
أَنَّ مِنْ تَمَامِ
اْلاِجْتِمَاعِ
السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ
لِمَنْ تَأَمَّرَ
عَلَيْنَا وَلَوْ
كاَنَ عَبْداً
حَبَشِيّاً ..
“Pokok yang ketiga adalah : termasuk kesempurnaan ijtima’
(bersatu) adalah mendengar dan ta’at kepada siapa saja yang memimpin kami
walaupun dia adalah seorang budak dari Ethiopia…”
Setelah kita simak
penuturan syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu tentang
kewajiban mendengar dan ta’at terhadap imam kaum muslimin, baik dia seorang
yang fajir maupun sholih –selama bukan dalam kemaksiatan-, maka kita telah
mendapatkan suatu jawaban penting dari syubuhat dan tuduhan mereka, yaitu bahwa
Syaikh tidaklah beraqidah khowarij (aliran yang mengkafirkan kaum
muslimin yang melakukan dosa besar) dan beliau tidak pernah mengajarkan untuk
memberontak kepada penguasa kaum muslimin.
Lantas bagaimana tuduhan
yang demikian ini bisa muncul? Maka kami jawab : Tuduhan ini muncul dikarenakan
kebodohan mereka terhadap Tarikh/sejarah Utsmani ataupun kebodohan
mereka terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu. Tuduhan ini
juga muncul dikarenakan kedengkian mereka terhadap dakwah yang mubarokah ini
dan karena kebodohan mereka yang sangat terhadap tauhid yang merupakan asas
dakwah para nabi dan rasul.
Abdul
Qodim Zallum ghofarallahu dan
selainnya menutup mata dari sejarah Utsmani. Apakah mereka tidak tahu –atau
pura-pura tidak tahu- bahwa Daulah Utsmaniyah tatkala itu terbagi menjadi 32 iyalah (distrik) termasuk di dalamnya
wilayah arab terbagi menjadi 14 distrik dimana Nejd
tidaklah termasuk di dalamnya. Fadhilatus Syaikh DR. Sholih al-Abud hafizhahullahu berkata :
“Nejd bukanlah termasuk bagian dari pengaruh Daulah
Utsmaniyah, kekuasaannya tidak sampai kepadanya dan penguasa Utsmaniyah tidak
pernah datang di Nejd. Tidak pernah pula pasukan Turki datang menembus negeri
ini di zaman sebelum munculnya dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu. Dan yang menunjukkan
hakikat kebenaran sejarah ini adalah ketetapan pembagian wilayah administrasi
Utsmaniyah yang terdapat di dalam risalah Turki yang berjudul “Undang-undang
Utsmaniyah yang mencakup daftar perbendaharaan negeri”, yang ditulis oleh Yamin
Ali Afandi, petugas yang menjaga daftar ‘al-Khoqoni’
pada tahun 1018 H. (1609 M.). Risalah ini menjelaskan bahwa semenjak awal abad
ke-11 Hijriah, Daulah Utsmaniyah terbagi menjadi 32 distrik diantaranya 14
distrik wilayah Arab dan Negeri Nejd tidaklah termasuk bagiannya kecuali Ihsa’,
jika kita menganggapnya sebagai bagian dari Nejd…”
Adapun
tuduhan Zallum kepada Alu Su’ud sebagai antek Inggris dan dikatakan bahwa Alu
Su’ud memberontak kepada Daulah Utsmaniyah, ini menunjukkan kejahilan Zallum
kepada sejarah. Abdullah bin Su’ud menulis surat yang berisi pujian kepada
Sultan Mahmud al-Ghozi sebagai berikut :
“Dengan nama Alloh yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.. Segala puji hanyalah milik Alloh yang menjadikan bagi penyakit
akut ada obatnya, yang mencegah dan menangkis niat buruk musuh-musuh (agama)
dengan perdamaian dan perbaikan, yang mana kedua hal ini merupakan penghalang
terjadinya kekacauan yang membinasakan. Sholawat dan Salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada makhluk yang paling mulia dan yang paling suci, Muhammad
penutup para nabi, yang menyampaikan sebaik-baik berita. Wa ba’d, Saya thowaf
mengelilingi Ka’bah, yang merupakan cita-cita seorang hamba, yang mana (Ka’bah
ini) merupakan ambang pintu negeri kami yang merupakan poros tujuan setiap
daerah yang ada, yang merupakan ruh dari jasad alam semesta sebagai tempat
berlezat-lezat orang-orang Hijaz dan Badui, yang menjadi tempat transit bagi
orang-orang yang melakukan perjalanan baik pada sore maupun pagi hari, (wahai)
orang yang memberi arahan, manusia yang menjadi pengelihatan bagi mereka, yang
mana orang yang gelisah dapat tertidur pulas di bawah naungannya, yang mana
orang yang berakal dan bijaksana kembali di bawah pengayomannya, yang mana
akhlaknya lebih halus daripada hembusan semilir angin di pagi hari, dan karisma
yang menarik para pelayar untuk datang, (wahai) sultan dua daratan dan raja dua
samudera, yang muncul pandangannya dari tempat yang tinggi, (wahai) Sultan
putera dari Sultan, Tuan kami Sultan Mahmud al-Ghozi, Saya menghaturkan
permintaan saya dengan permohonan yang amat sangat, yaitu apabila hambamu ini
dari kaum muslimin, (memohon dirimu agar) tiada henti-hentinya memenuhi
syarat-syarat Islam, yaitu meninggikan kalimat syahadat, menegakkan sholat,
menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah
al-Haram, serta mencegah dari kezhaliman...”
Lantas
bagaimana bisa dikatakan bahwa Alu Su’ud memberontak kepada khilafah, padahal
mereka mengirimkan surat kepada pembesar-pembesar daulah Utsmaniyah, memuji
mereka dan mengharapkan keadilan dari mereka, dikarenakan mereka dirongrong dan
difitnah oleh kaum pendengki dan penfitnah.
Adapun
dakwaan Abdul Qodim Zallum ghofarallahu lahu
bahwa dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu
merupakan penyebab runtuhnya Daulah Utsmaniyah, maka syaikh al-Allamah
Mahmud Mahdi al-Istanbuli rahimahullahu
berkata menjawab tuduhannya :
“Harusnya penulis ini
(i.e. Zallum) menopang pendapatnya dengan dalil yang kuat dan kokoh,
sebagaimana perkataan seorang penyair :
وإذا
الدعاوى لم
تقم بدليلها
بالنص فهي على
السفاه دليل
Jika para pendakwa tidak menopang dalilnya dengan teks dalil
Maka
dia berada di atas selemah-lemahnya dalil
Dimana telah diketahui
bersama bahwa sejarah telah menyebutkan bahwa Inggris menghalangi dakwah ini
semenjak awal mula berdirinya, mereka khawatir akan kebangkitan Islam.”
Beliau rahimahullahu juga berkata :
“Sungguh keanehan yang dapat menyebabkan
tertawa sekaligus menangis, bahwa Ustadz ini (i.e. Zallum) menuduh gerakan
Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab termasuk penyebab runtuhnya Khilafah
Utsmaniyah, dimana telah diketahui bersama bahwa gerakan ini berdiri pada
sekitar tahun 1811 M. sedangkan Khilafah Utsmaniyah runtuh pada sekitar tahun
1922 M.”
Jika
mereka mau obyektif dan adil, niscaya mereka mau membaca kitab-kitab sejarah
Utsmaniyah dan menelaah penyebab runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah, bukannya
malah menghantam dakwah mubarokah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, menuduh dan
menfitnahnya dengan tuduhan dan fitnah yang keji, yang tidak berlandaskan hujjah
dan dalil sedikitpun. Oleh karena itu kami menantang mereka yang menuduh
demikian ini untuk menunjukkan kepada kami kitab sejarah Utsmaniyah yang
ditulis oleh sejarawan obyektif yang membenarkan tuduhan mereka.
Kedua, Tuduhan mereka
bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pembelanya adalah antek-antek
Inggris.
Kami
katakan kepada mereka para penuduh itu : هذا
بهتان عظيم (Inilah adalah suatu
kedustaan yang besar). Bagaimana tidak, ketika mereka tidak mampu membantah
dakwah tauhid ini secara ilmiah, maka mereka menghalalkan segala cara untuk
menfitnah dan membuat kedustaan terhadap syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu. Syaikh Malik bin
Husain berkata :
“Senantiasa musuh-musuh Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab rahimahullahu
berdaya upaya dengan berbagai macam cara dan sarana untuk menjelekkan citra
dakwah perbaikan ini, dengan berbekal hasutan yang tiada lain hanyalah
kedustaan dan fitnah. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya dengan
Alloh.”
Diantara
cara mereka untuk menghantam dan menjelekkan dakwah mubarokah ini, adalah
dengan berpegang pada mudzakkarat
(catatan harian) seorang yang tidak dikenal (majhul) di dalam sejarah, yang
bernama Hampher. Syabab
Hizbut Tahrir beserta barisan pendengki dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
bersorak sorai gembira dengan catatan harian Mr. Hampher ini. Mereka menukil,
menyebarkan dan menuduh dengan bukti ini, bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab adalah agen Inggris. Wal’iyadzubillah.
Yang
membuat aneh adalah, Hizbut Tahrir ini menolak khobar ahad meskipun
shahih dan berasal dari rawi (periwayat hadits) yang tsiqoh (terpercaya), ‘adil (tidak pernah melakukan dosa besar)
dan dhobit (hafalannya kuat) di
dalam masalah I’tiqod (keimanan)
namun mereka dengan serta merta menerima berita dari seorang yang kafir,
majhul (tidak dikenal)
dan pelaku kemaksiatan
dalam rangka menuduh aqidah seorang muslim pembela tauhid dan sunnah. Allahul
Musta’an. Dimanakah akal-akal mereka?!!
Untuk
membantah syubuhat beracun namun rapuh ini, Syaikh Malik Husain hafizhahullahu berkata :
“Setelah penelitian saya terhadap mudzakkarat ini,
menjadi jelas bagi saya bahwa mudzakkarat ini
merupakan naskah yang dibuat-buat oleh individu maupun kelompok yang memiliki
tujuan untuk mencemarkan Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu dengan kedustaan dan
fitnah, dan dalil-dalil yang saya katakan ini banyak…”
Berikut
ini kami nukilkan dalil-dalil yang disebutkan oleh Syaikh Malik Husain nafa’allahu bihi atas kedustaan dan kepalsuan
mudzakkarat Mr. Hempher ini.
- Dengan meneliti sejarah yang disebutkan di
dalam mudzakkarat, menjadi jelas bagi kita bahwa Hempher ini tatkala bertemu dengan
Syaikh rahimahullahu, umur syaikh ketika itu kurang lebih sekitar sepuluh tahun. Hal
ini tidak sesuai, bahkan kontradiksi dengan apa yang disebutkan di dalam mudzakkarat (hal. 30)
bahwa Hampher berkenalan dengan seorang pemuda yang sering mondar-mandir
di toko ini yang faham tiga bahasa, yaitu bahasa Turki, Persia dan Arab. Tatkala
itu dia dalam fase menuntut ilmu agama, yang namanya adalah Muhammad bin
Abdil Wahhab, dan dia adalah seorang pemuda yang sangat antusias di dalam
menggapai tujuannya.
Inilah
perincian dalil-dalilnya :
-
Ia menyebutkan di dalam mudzakkarat hal. 13 : “Kementrian penjajahan Inggris
mendelegasikan Hampher ke al-Asaanah,
pusat Khilafah al-Islamiyah pada tahun 1710M/1122H.
-
Ia menyebutkan pada halaman 18, bahwa dia tinggal
di al-Asaanah selama dua tahun
kemudian dia kembali ke London atas perintah (Kementrian Penjajah Inggris)
dalam rangka menyerahkan ketetapan yang terperinci tentang kondisi ibukota
pemerintahan khilafah Utsmaniyah.
-
Ia menyebutkan pada halaman 22, bahwa ia tinggal di
London selama 6 bulan.
-
Ia menyebutkan pada halaman 22, bahwa ia pergi
menuju ke Bashrah yang memerlukan waktu perjalanan selama 6 bulan.
-
Di tengah-tengah keberadaannya di Bashrah, ia
bertemu dengan syaikh rahimahullahu.
-
Sehingga apabila dijumlahkan semua tahun sejarah,
ia bertemu dengan syaikh pada tahun 1125 H./1713 M. sedangkan syaikh dilahirkan
pada tahun 1115 H./1703
M. Sehingga disimpulkan bahwa Hampher bertemu syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab
ketika berusia 10 tahun. Dan ini merupakan dalil yang nyata atas kebatilan mudzakkaraat ini secara global dan
terperinci.
- Dia menyebutkan di dalam mudzakkarat-nya (hal. 100)
bahwa syaikh rahimahullahu menampakkan dakwahnya pada tahun 1143 H., dan ini adalah suatu
kedustaan yang nyata, dimana sejarah menyebutkan bahwa syaikh menampakkan
dakwahnya setelah wafatnya ayahnya, pada tahun 1153 H. Perhatikan
kerancuan sejarah yang nyata ini.
- Sesungguhnya sikap Inggris terhadap dakwah
Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab tidaklah menyokong dan menolong, namun
memusuhi dan memeranginya. Sebagaimana akan datang penjelasannya setelah
ini –insya Alloh-.
- Tidak kita dapatkan penyebutan mudzakkarat ini oleh
orang-orang sezamannya, padahal musuh-musuh dakwah mubarokah ini
senantiasa menjelekkannya dan menyebarkan setiap kejelekan dakwah ini,
namun anehnya mudzakkarat ini keluar/muncul akhir-akhir ini. Hal ini menjunjukkan secara
jelas kedustaan dan kebohongan mudzakkarat ini.
- Hampher ini adalah orang yang tidak dikenal.
Dimana ma’lumat (surat perintah) yang terperinci tentangnya? yang
menjelaskan namanya, kedudukannya, dan yang berkaitan tentang tugasnya dan
perannya dari pemerintah Inggris.
- Sesungguhnya siapa yang membaca mudzakkarat ini, dapat
memastikan bahwa penulisnya pastilah bukan seorang nashrani, dikarenakan
banyaknya ungkapan-ungkapannya yang mencela dan merendahkan agama nashrani
termasuk juga Inggris.
- Dua naskah terjemahan mudzakkarat yang telah
dicetak, tidak disebutkan tentang maklumat mudzakkarat
ini, dari aspek naskah aslinya, apakah berupa
cetakan ataukah tulisan tangan dan dengan menggunakan bahasa apa??
- Penterjemah mudzakkarat ini tidak dikenal. Pada naskah terjemahan pertama tidak
disebutkan siapa penterjemahnya sedangkan pada naskah terjemahan kedua
hanya disebutkan penerjemahnya dengan inisial د.م.ع.خ.
Dan masih banyak lagi
dalil-dalil yang disebutkan syaikh Malik Husain tentang batilnya Mudzakkarat Mr. Hampher ini.
Silakan lihat lebih rincinya di majalah al-Asholah
no. 31, tahun ke-6, 15 Muharam 1422 H.
Kami
katakan kepada Hizbut Tahrir dan orang-orang yang sefikrah dengan mereka,
dengan menukil ucapan seorang penyair :
و من
جعل الغراب له
دليلا يمر
به على جيف
الكلاب
“Barangsiapa yang menjadikan burung gagak sebagai dalil
Maka
ia akan membawanya melewati bangkai-bangkai anjing”
Syaikh Malik Husain nafa’allahu
bihi berkata :
“Sesunguhnya apa yang terdapat di dalam mudzakkarat ini adalah omong kosong belaka dan
ucapan yang tidak berlandaskan dalil sama sekali, yang tidak keluat melainkan
dari dua jenis manusia, yaitu :
1. Orang
yang bodohnya sangat bodoh sekali dan dungu yang tidak mampu membedakan mana
telapak tangannya dan mana sikunya
2. Para
pengekor hawa nafsu, ahlul bid’ah yang memusuhi dakwah tauhid.
Maka bertakwalah! Sesungguhnya
daging para ulama itu beracun dan sunnah Allah di terhadap para pencela ulama
telah diketahui, maka barangsiapa yang berkata buruh terhadap ulama dan
mencercanya, maka niscaya Alloh akan menimpakan kematian hatinya sebelum
wafatnya. Kita memohon perlindungan dan keselamatan dari Alloh.”
Hakikat Sikap Pemerintah Eropa
terutama Inggris terhadap Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Beberapa sosok syetan berwujud manusia dari orang-orang
eropa berfikir tentang akibat yang akan menimpa mereka, jika Dakwah Muhammad
bin Abdil Wahhab yang didukung pemerintahan Su’ud pertama memperluas
pengaruhnya. Mereka melihat bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintah Su’ud akan
mengancam kepentingan mereka di kawasan timur secara umum. Oleh karena itu,
tidak ada jalan lain kecuali menghancurkan pemerintahan ini. Mereka pun
menempuh berbagai daya dan upaya di dalam menghancurkan dakwah salafiyah ini,
diantaranya adalah :
Pertama, penebaran publik opini di tengah negeri Islam
melawan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab. Maka bangkitlah para penganut
bid’ah dan khurofat memerangi dakwah Syaikh. Mereka adalah golongan mayoritas
di saat itu, yang mana faham quburiyun, khurofiyun, bid’ah dan syirik telah
mendarah daging di dalam hati mereka, bahkan parahnya kesultanan Ustmaniyah
generasi akhir adalah termasuk pemerintahan yang mendukung kesyirikan dan
kebid’ahan ini. Ini semua terjadi setelah Inggris dan Perancis menyebarkan
fatwa yang mereka ambil dari Ulama suu’ (jahat) yang menfatwakah bahwa
apa yang didakwahkan oleh Syaikh al-Imam adalah rusak.
Kedua, Mereka menebarkan fitnah antara gerakan Syaikh
al-Imam dengan pemimpin kesultanan Utsmaniyah. Orang-orang Inggris dan Perancis
menebarkan racun ke dalam fikiran Sultan Mahmud II, bahwa gerakan Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab bertujuan untuk memerdekakan Jazirah Arab dan
memisahkan diri dari kesultanan. Sultan pun merespon dan berupaya memberangus
gerakan Syaikh, padahal seharusnya beliau meragukan nasehat dari kaum kuffar
ini, meneliti dan melakukan investigasi terhadap berita ini.
Sesungguhnya para pengikut Dakwah Salafiyah tidak pernah
menuntut khilafah sama sekali dan tidak pernah menyatakan penentangan bahwa
dirinya tidak tunduk kepada kesultanan. Namun sesungguhnya, perselisihan itu
hanyalah ada dalam dua hal yang asasi, yaitu : pertama, permintaan para
pengikut gerakan salafi tentang adanya keharusan untuk komitmen para jama’ah
haji dalam berpegang teguh dengan manhaj Islam dan mencabut semua yang keluar
dari manhaj Islam. Kedua, adanya perasaan pemerintah Utsmaniyah yang merasa
tidak berdaya di hadapan kekuasaan gerakan Wahhabi atas kota-kota suci yang
berada di Hijaz. Sebab mereka tahu bahwa ketidakmampuan mereka ini berarti
penurunan wibawa dan posisi mereka secara politik.
Sesungguhnya, Inggris dan Perancis mulai dari awal telah
membenci gerakan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab, terlebih setelah pemerintah
Alu Su’ud beserta orang-orang Qowashim mampu melakukan serangan telak terhadap
Armada Inggris pada tahun 1806 M. sehingga perairan Teluk berada di bawah
kekuasaannya.
Sesungguhnya asas-asas Islam yang murni menjadi pondasi dasar pemerintahan
Su’ud pertama, dan tujuan utama didirikannya negeri ini adalah untuk melawan
kejahatan orang-orang asing di kawasan itu.
Bukti berikutnya yang menunjukkan bahwa tuduhan Zallum dan
HT terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah tuduhan dusta
belaka, adalah : Tatkala Ibrahim bin Muhammad Ali Basya
berhasil menghancurkan Dir’iyah dan menghukum pancung pangeran Abdullah bin
Su’ud, Inggris mengutus Kapten George Forester Sadleer
untuk memberikan ucapan selamat kepada Ibrahim Pasya dan mengajukan kerjasama
antara kekuasaan darat Ibrahim Pasya dengan kekuatan laut armada Inggris dalam
rangka menghadapi Qowasim yang merupakan pengikut dakwah Muhammad bin Abdil
Wahhab.
Sungguh, sangat jauh panggang dari api apabila dikatakan bahwa
dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab adalah dakwah boneka atau antek-antek
Inggris. Padahal dengan menyebarnya dakwah mubarokah ini ke pelosok dunia lain,
melahirkan para pejuang-pejuang Islam. Di India, Syaikh Ahmad Irfaan dan para
pengikutnya adalah gerakan yang pertama kali membongkar kebobrokan Mirza Ghulam
Ahmad Qadiyaniyah yang semua orang tahu bahwa Qodiyaniyah ini adalah
kepanjangan tangan dari kolonial Inggris. Mereka juga memekikkan jihad
memerangi kolonial Inggris saat itu di negeri mereka.
Di Indonesia, tercatat ada Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nan Renceh, Tuanku Nan
Gapuk dan selainnya yang memerangi bid’ah, khurofat dan maksiat kaum adat
sehingga meletus perang Paderi, dan mereka semua ini adalah para pejuang Islam
yang memerangi kolonialisme Belanda.
Belum lagi di Mesir, Sudan, Afrika dan belahan negeri lainnya, yang mana mereka
semua adalah para pejuang Islam yang membenci kolonialisme kaum kafir eropa.
Wahai Hizbut Tahrir!!! Bacalah buku-buku dan risalah
karangan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab, niscaya engkau akan mengetahui
hakikat dakwah ini, dan engkau akan faham hakikat perjuangan dakwah ini.
Penyebab
keruntuhan Daulah Utsmaniyah yang tidak difahami oleh Hizbut Tahrir
Abdul
Qodim Zallum ghofallahu lahu
di dalam buku Kaifa Hudimatil Khilaafah,
ketika menelaah sebab-sebab keruntuhan Daulah Utsmaniyah hanyalah dari aspek
eksternal yang kosong dari tinjauan kaca mata al-Qur’an dan as-Sunnah. Dia
hanya menelaah konspirasi kaum kuffar dan upaya-upaya mereka di dalam
menghancurkan Daulah, tanpa menganalisa dengan kaca mata wahyu, mengapa daulah
Utsmaniyah bisa hancur?!! Seharusnya dia tidak hanya menelaah كيف
هدمت الخلافة (Bagaimana Hancurnya
Daulah Khilafah), Namun
seharusnya dia menelaah juga لماذا
هدمت الخلافة (Mengapa
daulah Utsmaniyah bisa hancur)?!!
Bukankah
Allah Ta’ala telah berfirman :
هو
الذي
أرسل رسوله
بالهدى و دين
الحق ليظهره
على الدين كله
ولو كره
المشركون
“Dialah yang telah
mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan agama yang benar
untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak
menyukai.” (At-Taubah : 33)
Bukankah ayat di atas
merupakan janji Alloh Subhanahu wa Ta’ala bahwa
agama ini akan dimenangkan atas agama-agama lainnya?!!
Bukankah
orang-orang kafir mulai dari zaman rasul pertama kali diutus hingga hari kiamat
senantiasa membenci dan tidak ridha dengan agama ini, mereka akan senantiasa memerangi
dan memadamkan cahaya agama Alloh, sebagaimana dalam firman-Nya :
و لن
ترضى عنك
اليهود و لن
النصارى حتى
تتبع ملتهم
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu
hingga kamu mengikuti agama mereka.” (Al-Baqoroh : 120)
يريد
الله أن
يطفئوا نور
الله
بأفواههم و
يأبى الله إلا
أن يتم نوره
ولو كره
الكافرون
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut
(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan
cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (At-Taubah : 32)
Sesungguhnya
sebab-sebab keruntuhan pemerintahan Utsmani sangatlah banyak, yang kesemuanya
tersimpul pada semakin menjauhnya pemerintahan Utsmani terhadap pemberlakuan
syariah Alloh yang menyebabkan kesempitan dan kesengsaraan bagi ummat di dunia.
Dampak dari jauhnya pemerintahan Utsmani dari Syariah Alloh ini tampak sekali
dalam kehidupan yang bersifat keagamaan, sosial, politik dan ekonomi.
Alloh Ta’ala berfirman :
وَعَدَ
اللَّهُ
الَّذِينَ
ءَامَنُوا
مِنْكُمْ
وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ
فِي
الْأَرْضِ
كَمَا اسْتَخْلَفَ
الَّذِينَ
مِنْ
قَبْلِهِمْ
وَلَيُمَكِّنَنَّ
لَهُمْ
دِينَهُمُ
الَّذِي
ارْتَضَى
لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ
مِنْ بَعْدِ
خَوْفِهِمْ
أَمْنًا
يَعْبُدُونَنِي
لَا يُشْرِكُونَ
بِي شَيْئًا
وَمَنْ
كَفَرَ
بَعْدَ ذَلِكَ
فَأُولَئِكَ
هُمُ
الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang
yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar
akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi
aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur : 55)
Daulah
Utsmaniyah di awal pemerintahannya memenuhi semua syarat-syarat yang termaktub
di dalam ayat di atas. Sebaliknya, di akhir pemerintahannya syarat-syarat itu
sama sekali tidak terpenuhi dan menyimpang dari pemahamannya yang asli. Ada
beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya daulah Utsmaniyah
yang tidak disinggung oleh Hizbut Tahrir, yaitu :
- Tidak adanya al-Wala’ (Loyalitas) dan Baro’
(Disloyalitas) yang jelas pada akhir-akhir masa daulah Utsmaniyah. Para
penguasa Utsmaniyah terbius dengan budaya dan pemikiran kaum kuffar dan
menjadi sekutu mereka. Muhammad Ali Pasya, wali Mesir yang menjadi contoh
utama hal ini. Dia adalah boneka bikinan barat dan antek-antek mereka,
keberhasilannya memegang tampuk kekuasaan di Daulah Utsmaniyah adalah
keberhasilan rencana salibis.
- Penyempitan makna ibadah. Ibadah menurut
Daulah Utsmaniyah akhir hanya terbatas pada ritual-ritual yang turun
temurun dan taklid yang tidak memiliki faidah dan dampak terhadap
kehidupan. Hal ini menyebabkan maraknya madzhab sekuler dalam pemerintahan
Utsmani yang semakin marak pada akhir-akhir keruntuhannya.
- Menyebarnya fenomena syirik, bid’ah dan
khurofat. Sisi inilah penyebab kemunduran utama Daulah Utsmaniyah. Mereka
terjebak dalam belenggu kebodohan dan kesyirikan, dan mereka meninggalkan
tauhid murni yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul. Mulai dari sultan,
pembesar hingga rakyat kecil terbelenggu oleh bid’ah, syirik dan khurofat.
Pembangunan kubah-kubah kuburan di seluruh wilayah Utsmani mereka lakukan
dengan berlomba-lomba membangun yang paling megah. Bahkan mereka pun
bernadzar pada makam-makam dan peninggalan nene moyang mereka. Risalah al-Qoul al-Anfa’ fir raddi ‘an Ziyaraatil
Mifdaa’ karya Al-Allamah Mahmud Syukri al-Alusi
menjadi saksi atas faham sesat mereka yang bernadzar dan bertabaruk dengan
meriam peninggalan Sultan Murad. Bid’ah-bid’ah dan khurofat menjamur
dimana-mana, sehingga yang sunnah dianggap bid’ah dan yang bid’ah dianggap
sunnah. wal’iyadzubillah.
- Gencarnya aktivitas kelompok-kelompok sesat
dan menyimpang seperti Syi’ah Isna Asyariyah, Druz, Nushairiyah, Shufiyah,
Qadhiyaniyah, dan selainnya. Sesungguhnya kelompok-kelompok sesat inilah
yang menjadi tanggung jawab hancurnya kesatuan Daulah Utsmaniyah dan
mereka adalah seringala berbulu domba yang harus diperangi dan dijelaskan
kesesatannya.
- Tidak adanya pemimpin Robbani.
- Penolakan dibukanya pintu ijtihad.
- Menyebarnya kezhaliman dalam pemerintahan.
- Perselisihan dan perpecahan.
Inilah
sebab-sebab yang tidak diperhatikan oleh Hizbut Tahrir yang merupakan penyebab
utama hancurnya Daulah Utsmaniyah. Mereka hanya berkoar-koar seputar konspirasi
kaum kuffar dan munafiq, tanpa menelaah penyebab “Mengapa Daulah Utsmaniyah
bisa dikalahkan dan dihancurkan oleh konspirasi kaum Kuffar dan Munafiq”!!!,
“Mengapa kaum muslimin kalah melawan agresi kaum kuffar?!!” dan “mengapa agama
yang telah dijanjikan oleh Alloh kemenangan ini menjadi kalah dan terbelakang
di antara agama-agama lainnya?!!”
Inilah
yang tidak mampu mereka jawab,
melainkan mereka akan mencari kambing hitamnya. Hizbut Tahrir adalah kelompok
yang turut menyuburkan faham quburiyun, khurofiyun, bid’iyun dan shufiyun,
sehingga mereka tidak akan ridha dan rela terhadap dakwah tauhid yang dibawa
oleh Imam Muhammad bin Abdil Wahhab. Mereka akan senantiasa memeranginya,
mencercanya, menfitnahnya, membuat kedustaan atasnya, dan mereka akan bersekutu
dengan firqoh-firqoh sesat lainnya semisal shufiyun dan syi’ah, dalam rangka
memerangi dan menghantam dakwah ini. Kecuali diantara mereka yang dirahmati
Alloh.
الله
المستعان