SUARA PEMBARUAN DAILY

AFP

 GHAFAR BABA DI JAKARTA - Mantan deputi PM Malaysia Ghafar Baba dalam suatu konferensi pers di sebuah hotel di Jakarta, Minggu (27/9), menunjukkan sebuah surat kabar Malaysia yang menurutnya memuat bukti bahwa deputi PM Anwar Ibrahim yang dipecat itu terlibat hubungan homoseksual. Mantan tokoh politik itu mengecam pers Indonesia karena memperjuangkan Anwar.

 

Pers Indonesia Tak Proporsional

 Dalam Persoalan Malaysia

 Jakarta, Pembaruan

 Politisi senior Malaysia Ghafar Baba mengatakan, sikap kalangan pers serta beberapa tokoh masyarakat di Indonesia yang mendukung mantan Perdana Menteri Dato' Sri Anwar Ibrahim adalah keliru dan terlalu dipengaruhi pers asing yang tidak senang melihat stabilitas di negara jiran itu.

 "Saya menyarankan surat kabar di Indonesia lebih baik memberitakan hal-hal yang bermanfaat saja, bukan persoalan yang kecil menyangkut urusan dalam negeri negara tetangga (Malaysia)," kata Ghafar pada jumpa pers di Jakarta, Minggu.

 Ghafar Baba yang juga mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia beberapa tahun lalu berada selama empat hari di Indonesia khusus untuk mengadakan pertemuan dengan sejumlah kalangan serta tokoh masyarakat untuk meluruskan pemberitaan tentang arus reformasi di Malaysia yang dipicu dengan muncul dugaan skandal seks yang dilakukan mantan PM Dato' Sri Anwar Ibrahim.

 Tidak Objektif

 Ghafar Baba menyatakan keprihatinan terhadap perkembangan pemberitaan media massa di Indonesia yang dikatakannya tidak proporsional dan tidak objektif karena berpihak yang salah (Anwar).

 "Jika rakyat Indonesia memang menghendaki figur seperti Anwar Ibrahim, ambil saja dia dari Malaysia, tidak perlu bersusah-susah," kata Ghafar Baba.

 Demikian juga, Ghafar melontarkan kritik kepada pengacara kondang Adnan Buyung Nasution yang telah menyatakan kesediaannya untuk membantu secara moril maupun materi kepada Anwar Ibrahim, bila diperlukan dalam proses mencari keadilan di Malayasia.

 "Lebih baik, uang yang dikumpulkan Sdr. Nasution itu dibagi-bagikan saja kepada rakyat Indonesia yang saat ini memang ternyata membutuhkannya. Adapun Anwar sudah didukung oleh sekitar 70 pengacara tingkat dunia," kata Ghafar.

 Reformasi

 Seraya menunjukkan sebuah harian nasional yang menyairkan tulisan berjudul "Malaysia Menunggu Perubahanan", Ghafar Baba menegaskan bahwa negaranya sudah menjalankan perubahahan dan reformasi besar-besaran sejak 50 tahun lalu, yaitu kemerdekaan bangsa Melayu dari cengkeraman penjajahan bangsa asing.

 "Jangan pernah mengharapkan adanya perubahan kepemimpinan nasional di Malaysia sekarang melalui unjuk rasa dan demonstrasi di jalan raya sebagaimana apa yang terjadi di Indonesia," kata Ghafar Baba yang mengaku tidak pernah ada misi khusus dari kedatangan ke Indonesia kali ini.

 Ghafar Baba menggambarkan, pemberitaan pers Indonesia tentang skandal Anwar Ibrahim sangat mengganggu sistem politik serta stabilitas di Malaysia karena menimbulkan opini publik yang negatif terhadap Pemerintah Malaysia.

 Banyak materi pemberitaan tentang Malaysia yang dilansir media massa di Indonesia tidak benar serta tidak berdasarkan kepada fakta yang sebenarnya, katanya.

 Dia memberi contoh, pemberitaan dilarangnya keluarga Anwar Ibrahim untuk menjenguk mantan PM Malaysia itu di tahanan. "Tidak benar itu, kita tidak pernah larang keluarganya untuk menjenguk Anwar di tahanan. Tapi, jika Anwar sedang diperiksa, kita tidak mau dia diganggu oleh siapa pun," katanya. (Ant)


Last modified: 9/28/98 
Hosted by www.Geocities.ws

1