SUARA PEMBARUAN DAILY

Mahathir: Pers Asing Cuma Menunggu "Jakarta Babak II"

JAKARTA - Yang paling enak, memang menunjuk orang lain untuk menutupi borok sendiri. Kalau pejabat Indonesia senang menyebut "pers salah kutip", maka pejabat Malaysia menjuluki pers senang sensasi, menyiarkan berita sepihak dan cuma menyalin kisah-kisah buruk soal negaranya. Tudingan ini khusus tertuju kepada media asing yang saat ini seperti menunggu "Jakarta Babak II."

 PM Malaysia Mahathir Mohamad bilang, pers asing tidak netral dan cuma menunggu kejatuhan dirinya. ''Wartawan, fotografer dan awak televisi yang berduyun-duyun ke Malaysia sepanjang pekan terakhir tidak bersikap netral, hanya kepingin saya jatuh,'' ujarnya.

 Koor ini juga dialunkan sederet pejabat yang menyuarakan pers asing terus-menerus mencari kesamaan antara situasi di Malaysia dan Indonesia. Ketika wartawan menyebut Mahathir sebagai pemimpin terlama di Asia setelah Soeharto jatuh, pemerintah Malaysia menilai pers cuma berharap peristiwa Jakarta akan terulang lagi di Kuala Lumpur. Karena ini merupakan berita besar.

 ''Mereka berharap Mahathir juga digulingkan,'' demikian komentar Rohaizad A. Rahim dalam tajuk surat kabar The Star seperti dikutip Associated Press.

 ''Apa anda ingin pengulangan Jakarta di sini?'' tanya kepala kepolisian nasional Abdul Rahim Noor. Noor bahkan sempat mengancam akan mengusir seorang wartawan Inggris yang dimintanya untuk "diam" dalam konferensi pers.

Melebih-lebihkan

 Wartawan asing, katanya, terlampau melebih-lebihkan gerakan prodemokrasi. Upaya menuding pers asing sudah terlihat sejak pemecatan Anwar Ibrahim dari jabatan wakil perdana menteri dan menteri keuangan.

 ''Kebebasan menyatakan pendapat diartikan kebebasan menyampaikan kebohongan. Kami menerima itu!'' tandas Mahathir dalam wawancara dengan CNBC Asia. Anwar yang sempat diwawancarai CNBC sebelum ditahan menyebut musuhnya, Mahathir, rakus dan kroniisme.

 ''Anda bebas mengudarakan situasi di sini tiap setengah jam karena anda memiliki sumber informasi dan Anda bisa menyebar kebohongan ke seluruh dunia kemudian mempengaruhi dunia untuk melawan kami,'' tandas Mahathir yang sudah memerintah 17 tahun ini.

 Begitu serangan Anwar terhadap Mahathir makin menyengat, semakin banyak media asing berdatangan. Sebaliknya porsi media lokal terhadap Anwar makin menciut.

 Kampanye Anwar dinilai cukup memalukan Mahathir yang saat itu tengah kedatangan tamu agung Ratu Inggris Elizabeth II yang berada di bekas jajahan Inggris untuk menutup pesta olah raga Commonwealth Games Asia.

Awak televisi justru membiarkan liputan di sana dan meliput kampanye.

Diganggu

 Untuk langkah pengamanan pemerintah Malaysia juga "mengganggu" transmisi lewat satelit yang digunakan televisi asing.

 Sehari setelah penangkapan Anwar pada hari Minggu, Australia, Inggris dan Selandia Baru mengeluh kiriman gambar televisi dari Kuala Lumpur tentang kerusuhan tidak tertangkap jelas.

 Australia bahkan mengirim sinyal diplomatik agar Malaysia memperbaiki jaringan satelit yang dipergunakan stasiun televisi asing.

 Bahkan Alexander Downer berbicara dengan Komisaris Tinggi Malaysia untuk memulihkan jaringan satelit yang penting untuk citra Malaysia sendiri di mata internasional dan dijaminnya arus bebas informasi di dalam dan luar Malaysia. ''Ini sah, kami adalah tetangga Malaysia di kawasan ini. Australia ingin mengetahui apa yang terjadi dengan salah satu tetangga kawasan ini,'' ulas Downer.

 Televisi ABC mengalami gangguan dan hal serupa dialami stasiun swasta Australia. Sedangkan BBC menyatakan gambar unjuk rasa mendukung Anwar yang disiarkan tidak bersih. Tetapi, tayangan Ratu Elizabeth II berjalan mulus dan bersih. Televisi Selandia Baru, TVNZ mengaku pihaknya akan minta penjelasan Malaysia setelah gambar tayangan kerusuhan diblokir. (Y-2)


Last modified: 9/26/98 
Hosted by www.Geocities.ws

1