logo SUARA MERDEKA
Line
 Internasional Senin, 7 September 1998  
Line
 

Para Pendukung Terus Banjiri Rumah Anwar Ibrahim

KUALA LUMPUR - Ratusan pendukung membanjiri rumah menteri keuangan yang dipecat Anwar Ibrahim Minggu kemarin, setelah pihak berwenang Malaysia mengungkap lebih banyak tuduhan perbuatan jahat yang akhirnya bisa menyebabkan dia ditangkap.

Sekitar 2.000 simpatisan berbondong-bondong ke tempat kediamannya kemarin dalam suatu unjuk dukungan spontan kepada mantan menteri kabinet itu, yang dipecat PM Mahathir Mohamad pekan lalu. Mahathir menerapkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang bertentangan dengan pandangan pasar bebas Anwar. Anwar mengecam bekas rekan-rekannya dalam arena politik yang berbalik memusuhinya.

"Mereka mengira bisa mematahkan semangat saya namun mereka keliru,'' katanya. "Tuduhan-tuduhan itu malah membuat saya lebih bersemangat.''

Anwar, yang berpidato di depan massa dan menyelenggarakan doa khusus Sabtu malam, kemarin pagi bertemu dengan para pembantu dan pendukungnya, yang terus berkumpul di luar rumahnya.

Terdapat tanda-tanda bahwa pemerintah tengah menyusun kasus hukum terhadap Anwar, yang pernah dianggap sebagai "putra mahkota'' Mahathir, namun kini menghadapi penangkapan dan pemeriksaan.

Hancurkan Bukti

Inspektur Jenderal Polisi Abdul Rahim Noor, kepala polisi federal, Sabtu lalu mengatakan ada pengaduan bahwa Anwar menakut-nakuti saksi dan mungkin menghancurkan bukti untuk melindungi dia dan rekan-rekannya.

Para pengamat berpendapat Anwar (51), yang pernah menjadi ketua pemuda Islam dan punya reputasi sebagai Muslim saleh, punya banyak pengikut dari kalangan pemuda, yang datang bergerombol ke rumahnya.

"Tiba-tiba Anda melihat banyak orang, khususnya pemuda, berkumpul di sekitar Anwar,'' kata pengamat politik Rustam Sani kepada Reuters.

"Saya kira dia (Mahathir) meremehkan musuhnya.''

Pers daerah, yang sampai Rabu lalu memberi pujian pada Anwar, gantian memajang tuduhan-tuduhan buruk yang ditujukan kepadanya.

"IGP: Anwar mencampuri penyidikan,'' tulis koran New Sunday Times dalam judul berita utamanya.

Pemimpin redaksi New Straits Times Kadir A Jasin menulis dalam kolom Minggunya bahwa hal terpenting yang harus dilakukan Anwar adalah membiarkan hukum ditegakkan.

"Untuk saat ini, pengadilan merupakan tempat terbaik untuk mencari keadilan,'' kata Kadir, yang dekat dengan Mahathir.

"Tidak perlu mencari jalan lain yang berisiko penangkapan berdasarkan Akta Keamanan Internal, kecuali jika strategi disusun untuk memaksa penguasa menggunakan akta itu sehingga seseorang bisa mencapai kesyahidan politik, jelasnya.

Tahun 1987, lebih dari 100 pemimpin agama, politikus oposisi dan wartawan dipenjara berdasarkan Akta Keamanan Internal, yang memungkinkan penahanan tanpa tuntutan.(rtr-B16-46) 


Berita Utama | Semarang | Sala & DIY | Jawa Tengah | Budaya | Olahraga
Internasional | Opini | Ekonomi | Suplemen | Fokus | English | Menu Utama 
Copyright© 1996 SUARA MERDEKA
Hosted by www.Geocities.ws

1