logo SUARA MERDEKA
Line
 Internasional Jumat, 4 September 1998  
Line
 

Pemecatan Anwar Langkah Mundur

NEW YORK - Seorang pejabat Departemen Perdagangan AS mengatakan keputusan Malaysia untuk mengontrol nilai tukar mata uang ringgit yang disusul pemecatan terhadap Wakil Perdana Menteri/Menteri Keuangan Datuk Anwar Ibrahim sebagai langkah mundur yang bakal menurunkan semangat investor asing untuk menanam modal di negeri itu.

''Saya pikir itu langkah mundur,'' kata Asisten Menteri Perdagangan David Aaron di Washington, kemarin. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhamad memecat Anwar Ibrahim beberapa jam setelah pemerintah mengumumkan pemberlakuan kebijakan mematok nilai tukar mata uang ringgit. 

Kebijakan ini bertentangan dengan pandangan pasar bebas yang dianut Anwar Ibrahim. Anwar Ibrahim dianggap sebagai tokoh yang ''sangat bersahabat'' dengan reformasi ekonomi dan pasar bebas dibanding PM Mahathir Muhamad. 

Pemecatan Anwar Ibrahim dianggap banyak pengamat sebagai hilangnya pejuang pasar bebas di dalam pemerintahan Malaysia.

David Aaron menyatakan prihatin kepada perusahaan-perusahaan AS yang menanam modal di Malaysia dan penetapan nilai tukar mata uang ringgit bakal menimbulkan keengganan untuk menanam modal lebih lanjut.

Aaron akan tiba di Malaysia pekan depan sebagai bagian dari kunjungan kerjanya ke empat negara Asia Tenggara. Selain ke Kuala Lumpur, Aaron juga akan mengunjungi Singapura, Filipina, dan Thailand. Tidak dijelaskan apakah pejabat Deperdag AS itu juga akan mampir ke Indonesia.

Liberalisasi Perdagangan

Menurut Aaron, AS berniat untuk mempertahankan hubungan perdagangannya dengan negara-negara di Asia Tenggara yang tengah dilanda krisis ekonomi.

''Kami yakin situasi di Asia Tenggara akan kembali pulih, tapi tentu saja pemulihan itu tidak mudah,'' katanya. Dia menambahkan, krisis ekonomi tidak bisa dijadikan alasan untuk meninggalkan komitmen terhadap liberalisasi perdagangan yang dijalankan selama ini.

''Ada sejumlah peluang bisnis dan perdagangan di wilayah ini,'' kata Aaron yang akan membawa rombongan pengusaha Amerika Serikat dalam kunjungan 12 hari tersebut.

Bursa Anjlok

Pasar-pasar Asia bergejolak dan bursa saham anjlok Kamis kemarin menyusul pemecatan Anwar Ibrahim. Meski demikian, bursa saham Kuala Lumpur menguat enam persen setelah mengalami fluktuasi Rabu lalu. Bursa Singapura dan Taiwan juga anjlok akibat berita soal Anwar, masing-masing jatuh antara dua sampai tiga persen.

Perdagangan bursa Tokyo ditutup dengan nilai lebih rendah. Saham rata-rata Nikkei 225 turun 0,80 persen pada 14.261,24. Namun mata uang yen menguat terhadap dolar. Yen diperdagangkan pada 135,78/88 per dolar.

Bursa Hong Kong jatuh 0,50 persen saat diutup pada 7.318,59 setelah sempat naik pada 7.525,75.

Sedangkan bursa saham Malaysia menguat lebih tinggi, ditutup pada 313,07. ''Setiap orang menutup perdagangan pada posisi apa pun saat ini,'' kata seorang analis senior.

Bank sentral Malaysia (Bank Negara) menurunkan tingkat sukubunga interbank tiga bulan dari 9,5 persen menjadi 8,0 persen. Rabu lalu, Pemerintah Malaysia mematok ringgit pada kurs 3,80 per dolar.

Saham All Ordinaries Australia anjlok 2,7 poin atau 0,1 persen saat ditutup pada 2.513,3 poin. Bursa saham Taiwan turun 3,40 persen menjadi 6251,38. Sedangkan indeks saham Straits Times Singapura turun 1,83 persen menjadi 812,70 poin.

Perdagangan saham di Manila juga turun 0,40 persen saat ditutup pada 314,78 poin. Namun, Bursa Eefek Jakarta ditutup 1,57 persen lebih tinggi pada 334,79 poin.(rtr-ant-52) 


Berita Utama | Semarang | Sala & DIY | Jawa Tengah | Budaya | Olahraga
Internasional | Opini | Ekonomi | Suplemen | Fokus | English | Menu Utama 
Copyright© 1996 SUARA MERDEKA
Hosted by www.Geocities.ws

1