logo SUARA MERDEKA
Line
 Internasional Selasa, 22 September 1998  
Line
 

Istri Anwar Siap Teruskan Perjuangan

KE PENGADILAN: Wan Azizah (mengangkat tangan) berjalan bersama seorang pengacara ke Pengadilan Kuala Lumpur, Senin kemarin, untuk menjenguk suaminya. Ternyata, Anwar Ibrahim tidak ada di sana. (Foto: Suara Merdeka/rtr-30)
KUALA LUMPUR - Wan Azizah Wan Ismail, istri mantan wakil PM/menkeu Malaysia Anwar Ibrahim, mengatakan gerakan suaminya untuk menggulingkan PM Mahathir Mohamad akan diteruskan meskipun Anwar sudah ditangkap.

"Perjuangan akan diteruskan, namun kita harus melakukannya dengan hati-hati dan perencanaan matang,'' kata Wan Azizah di depan ribuan pendukung Anwar, yang berkumpul di kediaman mereka di pinggiran kota Kuala Lumpur, Senin kemarin.

Minggu lalu, polisi antihuru-hara bersenjata mendobrak pintu depan rumah Anwar dan membawa mantan PM itu dengan mobil van putih ke Markas Besar Kepolisian Federal di Kuala Lumpur.

Wan Azizah waktu ikut pergi bersama suaminya, namun Anwar belakangan dipindah ke sebuah mobil polisi lainnya. Wan Azizah mengatakan, dia tidak tahu ke mana suaminya dibawa.

"Saya bangga terhadap rakyat Malaysia karena Anda tidak buta. Ini keretakan di tingkat atas,'' katanya, setelah kembali dari Markas Besar Kepolisian Federal.

Anwar, yang dicopot dari jabatannya sebagai wakil PM dan menkeu pada 2 September lalu, ditangkap setelah ribuan pendukungnya berpawai melewati jalan-jalan ibu kota.

Pawai massa itu kemudian dihentikan dengan tembakan meriam air dan gas pemedih mata di luar kediaman resmi PM Mahathir.

Setelah dipecat, Anwar menggulirkan gerakan reformasi, dan secara terbuka menuntut Mahathir mundur setelah 17 tahun berkuasa. Anwar mengatakan, jika dia ditangkap, gerakan reformasi akan dipimpin istrinya.

Percaya Diri

Wan Azizah berkali-kali mengatakan tidak percaya pada tuduhan yang menyebutkan suaminya melakukan sodomi, tidur dengan wanita lain, berkhianat terhadap bangsa dan negara, serta korupsi.

Sabtu lalu, saudara angkat Anwar dan seorang penulis naskah pidato-pidato Anwar, menyatakan bersalah karena membiarkan dirinya disodomi oleh Anwar. Kedua orang itu dijatuhi hukuman penjara enam bulan. Di Malaysia, sodomi termasuk tindak kejahatan.

"Kemarin malam, dia (Anwar) bersumpah atas nama Allah, dia tidak melakukan tindakan tercela tersebut,'' kata Wan Azizah kepada para wartawan. Dia mengacu pada sangkaan sodomi yang dikenakan terhadap suaminya.

Dalam wawancara dengan Reuters dua pekan lalu, Azizah mengatakan, dia dan keenam anaknya yakin suaminya tidak bersalah perbuatan kotor yang dituduhkan pemerintah.

Wan Azizah, yang mengenakan jilbab, menyampaikan orasi di hadapan pendukungnya dari sebuah panggung darurat. Diapit oleh tiga anaknya, dia tampak tenang dan berbicara penuh percaya diri.

"Alhamdulillah suami saya telah ditangkap sebagai seorang pahlawan. Semangat kita untuk memperoleh keadilan di negeri ini tidak pudar,''' katanya kepada para pendukungnya, yang membengkak menjadi sekitar 10.000 orang setelah mengetahui Anwar ditangkap.

Kepada para pendukungnya Wan Azizah mengatakan, polisi sudah berjanji akan menangani penyidikan terhadap Anwar secara profesional.

"Polisi mengatakan, mereka akan melakukan penyidikan dengan penuh etika. Tentu saja, saya percaya,'' katanya.

"Saya katakan kepada polisi, demi keadilan di negeri ini saya minta Anda menjaga Anwar,'' ujar Wan Azizah.

Merasa Khawatir

Dia menjelaskan, Senin pagi kemarin dia pergi ke Pengadilan Kuala Lumpur, karena menduga suaminya akan dikenai dakwaan di sana. Namun, ternyata Anwar tidak ada di pengadilan.

Pihak berwajib memutuskan menahan Anwar berdasarkan UU Keamanan Dalam Negeri (ISA - Internal Security Act), yang membolehkan penegak hukum melakukan penahanan tanpa proses pengadilan.

Ketika ditanya, apakah dia berniat memimpin gerakan reformasi Anwar setelah suaminya itu ditahan, Wan Azizah menjawab: "Tentu saja. Seperti dikatakan Sonia, martabat saya adalah dengan mengikuti suami.''

Dia mengacu pada Sonia Gandhi (kelahiran Italia), janda mendiang mantan PM India Rajiv Gandhi, yang mengambil alih jabatan ketua Partai Kongres India awal tahun ini.

Wan Azizah mengatakan, sejak suaminya ditangkap, dia belum mendengar kabar tentang kondisinya. Dia merasa khawatir atas keselamatan suaminya itu.

"Saya belum mendengar kabar tentang dia,'' katanya, dalam jumpa pers di kediamannya. "Saya mengkhawatirkan keselamatannya.''

Sementara itu, Gerakan Pemuda Islam Malaysia (Abim), Senin kemarin mengumumkan tekad mereka untuk meningkatkan perjuangan melawan pemerintahan PM Mahathir, setelah empat pemimpin gerakan itu ditangkap atas dasar ISA.

Asisten Sekjen Abim, Yusri Mohamad, mengatakan keempat pengurus Abim ditangkap di kantor kelompok tersebut beberapa saat menjelang tengah hari kemarin, setelah polisi pada malam sebelumnya menangkap mantan deputi PM Anwar Ibrahim, yakni pendiri Abim pada era 1970-an.

Keempat pimpinan Abim yang ditangkap itu adalah, Ahmad Azam Abdul Rahman (ketua), Mukhtar Redhuan (wakil), Shaharuddin Badaruddin (Sekjen), dan Abdul Halim Ismail (wakil).

Yusri, yang berbicara kepada wartawan di kediaman Anwar, mengatakan keempat pimpinan Abim itu dibawa ke Markas Besar Kepolisian Federal.

Dia mengatakan, kampanye pengumpulan tanda tangan untuk mengupayakan pembebasan keempat tokoh tersebut dan untuk mengecam serangan besar-besaran polisi atas kampanye yang dilakukan Anwar untuk melawan Mahathir pada Minggu lalu, kini dimulai.

"Dr Mahathir dan teman-temannya mengharap dua hal. Mereka berharap dapat menakut-nakuti rakyat Malaysia, dan membuat mereka merasa ini merupakan perjuangan berat.''

"Kami akan membuktikan kepada mereka, rakyat Malaysia tidak takut berkorban,'' kata Yusri, dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Internasional di Kuala Lumpur.(rtr-D17-30) 


Berita Utama | Semarang | Sala & DIY | Jawa Tengah | Budaya | Olahraga
Internasional | Opini | Ekonomi | Suplemen | Fokus | English | Menu Utama 
Copyright© 1996 SUARA MERDEKA
Hosted by www.Geocities.ws

1