logo SUARA MERDEKA
Line
 Internasional Senin, 21 September 1998  
Line
 

Tampil Lebih Berani, Anwar Desak Mundur Lagi Mahathir

Anwar Ibrahim (kiri) dan Mahathir Mohamad (SM/rtr)
KUALA LUMPUR - Mantan menkeu merangkap wakil PM Malaysia, Anwar Ibrahim, kini lebih berani dalam menentang PM Mahathir Mohamad. Sekalipun terancam ditangkap, Minggu kemarin dia dan ribuan pendukungnya turun ke jalan-jalan di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia. Mereka sekali lagi menuntut PM Mahathir mundur setelah berkuasa selama 17 tahun.

Anwar memimpin sekitar 30.000 pendukungnya menujua Masjid Agung, kemudian ke sebuah lapangan di jantung kota Kuala Lumpur. Mereka meneriakkan slogan-slogan menentang Mahathir.

"Mahathir mundur'', "Hidup Anwar'', teriak massa di Lapangan Merdeka. Lapangan tersebut digunakan oleh para pelari maraton dalam Pesta Olah Raga Persemakmuran pada Minggu pagi kemarin.

Pertama kali inilah Anwar dan para pendukungnya turun ke jalan di ibu kota, sejak PM Mahathir memecatnya sebagai wakil PM dan menteri keuangan pada 2 September lalu.

"Kita sudah lama memberi waktu kepada dia. Sekarang sudah cukup. Dr Mahathir harus mundur, sekarang juga,'' teriak Anwar.

"Massa menyahut: "Mahathir mundur!''

Belakangan di Lapangan Merdeka, sebuah meriam air dan sekitar 200 polisi antihuru-hara berdiri berjaga-jaga di pinggir lapangan.

Para polisi itu mengenakan helm dan membawa pentungan karet, namun tidak membawa tameng dan senjata. Plisi tidak berusaha untuk campur tangan.

Cukup Sudah

Anwar dan sekelompok pendukungnya naik ke panggung yang didirikan untuk Festival Budaya Persemakmuran, dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan. "Keadilan untuk Anwar'', demikian bunyi spanduk di lapangan itu. Para pendukung lainnya memenuhi Lapangan Merdeka.

Anwar menyampaikan orasi di depan para pendukungnya, namun hanya sebagian kecil yang bisa mendengarkan karena tanpa pengeras suara. Sekitar satu setengah jam kemudian, massa mulai bubar dengan tertib, namun sempat menghentikan arus lalu lintas saat mereka melewati jalan-jalan ibu kota.

Saat di berada Masjid Agung, Anwar mengatakan kepada massa bahwa dia akan pergi ke kompleks olah raga utama (yang dipakai untuk Pesta Olah Raga Persemakmuran) pada Minggu malam, dan ke daerah pemilihan Mahathir di Semenanjung Malaysia, Malaysia utara, Senin ini.

"Rakyat Malaysia sudah cukup lama dipimpin Mahathir,'' kata Anwar kepada massa pendukungnya, yang mengelilingi Masjid Agung di ibu kota Malaysia itu.

"Kita sudah memberinya cukup waktu. Sekarang sudah cukup,'' teriak Anwar. Massa menyahut: "Mahathir mundur!''

Anwar Ibrahim dipecat sebagai wakil PM dan menkeu 2 September lalu, dan sehari kemudian dia dipecat juga keanggotaannya dari Partai UMNO yang berkuasa.

Sabtu lalu, saudara angkat Anwar dan seorang mantan penulis pidatonya, "menyatakan bersalah'' karena membiarkan dirinya disodomi oleh Anwar. Mereka dijatuhi hukuman enam bulan penjara. Di Malaysia, sodomi termasuk tindak kejahatan.

Mahathir Tak Terusik

Anwar sendiri masih dalam penyidikan karena dia diduga melakukan sodomi, perilaku seks tak senonoh dengan wanita, pengkhianatan terhadap negara, dan korupsi. Dia membantah semua sangkaan tersebut. Dia menyebut dirinya menjadi korban konspirasi tingkat tinggi.

Sejak Jumat lalu, Anwar meningkatkan kampanye mendukung reformasi. Alih-alih takut ditangkap, Anwar malah terus menuntut Mahathir mundur.

Mahathir, yang dipuji-puji karena keberhasilannya menggelar Pesta Olah Raga Persemakmuran Ke-16 di Kuala Lumpur, menganggap enteng gerakan Anwar. Dia menyebut gerakan itu "penyimpangan kecil''.

Mahathir juga membantah pernyataan Anwar bahwa dirinya menjadi korban konspirasi politik.

"Orang yang putus asa biasanya akan membuat segala macam tuduhan,'' kata Mahathir, dalam jumpa pers di sela-sela acara Pesta Olah Raga Persemakmuran. "Yang penting adalah pembuktiannya.'' Anwar mengungkapkan, dia menduga dirinya akan ditangkap setelah Ratu Elizabeth meninggalkan Malaysia hari Rabu lusa.

Mahathir, yang juga menjabat menteri dalam negeri, mengatakan dia tidak akan menekan pihak berwajib agar menangkap Anwar. Katanya, itu terserah polisi. Dia mengatakan, tidak akan secara langsung menghentikan rapat-rapat umum politik Anwar yang mengecam Pemerintah.

Rapat-rapat umum yang digelar Anwar selalu didatangi ribuan orang. Aktivitas ini dikritik oleh mantan rekan-rekannya di UMNO, yang biasanya memang kompak mendukung Mahathir. Para simpatisan Anwar menggunakan slogan "reformasi'' dan mulai menyerukan tuntutan agar Mahathir mundur. (rtr-D17-30) 


Berita Utama | Semarang | Sala & DIY | Jawa Tengah | Budaya | Olahraga
Internasional | Opini | Ekonomi | Suplemen | Fokus | English | Menu Utama 
Copyright© 1996 SUARA MERDEKA
Hosted by www.Geocities.ws

1