logo SUARA MERDEKA
Line
 Berita Utama Minggu, 13 September 1998  
Line
 

Anwar Pulang Kampung

TAIPING - Anwar Ibrahim kemarin mengabaikan ancaman penangkapan dengan pergi dalam konvoi kendaraan ke kampung halamannya di Negara Bagian Penang, Malaysia Utara, untuk menemui para pendukungnya.

Anwar mengendarai mobil Honda Odyssey warna perak pada tur yang juga akan membawanya ke kota kelahiran PM Mahathir di Negara Bagian Kedah.

"Dia diikuti konvoi 10 kendaraan menuju ke desa kelahirannya, Cherok To'Kun, di Penang,'' kata seorang saksi mata.

Dia berencana berbicara dengan para pendukungnya di desa itu, setelah meninggalkan rumahnya di pinggiran Kuala Lumpur yang eksklusif, pukul 12.40 waktu setempat.

Menurut beberapa saksi mata, sekitar 300 pendukung meneriakkan "Allahu Akbar'', "Panjang Umur Anwar'' dan "Reformasi'' saat Anwar berangkat. 

Dua polisi yang mengedarai sepeda motor mengatur lalu lintas namun tidak berusaha ikut campur.

Kali Ketiga

Untuk kali ketiga Anwar meninggalkan lingkungan tempat tinggalnya sejak dipecat sebagai wakil perdana menteri dan menteri keuangan, 2 September lalu.

Salah seorang pembantu Anwar mengatakan kepada Reuters, banyak lagi pendukung yang tidak masuk dalam konvoi itu, yang ikut pergi ke desa di Malaysia Utara untuk mendengarkan pidato Anwar.

Jumat lalu, dia menyampaikan pidato di sebuah masjid di pusat kota Kuala Lumpur, kemudian mengunjungi ulama pada sore harinya saat para pemimpin Malaysia, termasuk Mahathir dan Raja Tuanku Ja'afar Abdul Rahman, menghadiri upacara pembukaan Pesta Olahraga Persemakmuran Ke-16.

Anwar, yang bertekad melakukan tur ke seluruh negeri untuk menekankan reformasi politik, urung menyampaikan pidato di depan sekitar 20.000 pendukungnya, Jumat malam lalu.

Harun Din, ulama yang menasihati banyak pemimpin politik dan bisnis, mengatakan pihak berwenang memintanya melarang pidato di tempat kediamannya, 17 km sebelah selatan Kuala Lumpur dan dekat stadion tempat pertandingan-pertandingan berlangsung di depan 100.000 penonton dan jutaan pemirsa televisi internasional.

Polisi tengah menyelidiki Anwar atas tuduhan melakukan perselingkuhan, pengkhianatan, dan kejahatan lain yang dibantahnya.

Bekas menteri itu menyatakan menjadi korban persekongkolan politik oleh musuh-musuh yang memandangnya sebagai ancaman 17 tahun kekuasaan Mahathir dan menolak kebijakan-kebijakan ekonominya.(rtr-B16-46c)


Berita Utama | Bincang Bincang | Semarang | Musik & Film
Karikatur | Olahraga | English | Menu Utama 
Copyright© 1996 SUARA MERDEKA
Hosted by www.Geocities.ws

1