Kompas Cyber MediaKompas Cyber Media
 
 
KOMPAS Online
 
 
Kompas Cyber Media
Koran Daerah
English  Nederlands 
 
Rabu, 30 September 1998

Anwar Dipukuli Polisi Hingga Pingsan

Kuala Lumpur, Kompas 

Anwar Ibrahim, mantan Deputi Perdana Menteri (PM) dan Menteri Keuangan Malaysia, tak ubahnya seperti seorang pelaku tindak kriminal. Mantan orang kedua di Malaysia itu mengaku selama sembilan hari dalam tahanan polisi ia dipukuli begitu keras sampai pingsan.

 Menurut seorang pengacara Anwar, seperti diungkapkan kantor berita AFP dan jaringan televisi CNN, bekas-bekas memar akibat pukulan yang dilakukan polisi masih terlihat. Saat tampil di pengadilan, hari Selasa (29/9), mata kiri Anwar masih terlihat memar.

 "Pak Anwar memang dipukuli polisi sejak malam pertama ditahan," jelas Said, salah seorang keluarga Anwar kepada wartawan Kompas, Asep Setiawan di Kuala Lumpur, semalam.

 Menurut Said, Anwar dipukuli hingga pingsan. Said juga menuturkan, di sidang pengadilan Anwar mengatakan lehernya dipukul hingga rasa sakitnya sampai kini masih terasa. "Akibat pukulan itu leher saya mengeras. Saya rasa mereka berusaha memberikan pesan jelas kepada saya agar berlaku baik dan kerja sama," tutur Anwar seperti ditirukan Said. 

Anwar yang terlihat lebih kurus, mengatakan, selama ditahan ia ditempatkan di ruangan yang gelap. Di ruang pengadilan, Anwar mengaku selain dipukuli polisi, tangannya diikat, matanya ditutup selama penahanannya. 

Wan Azizah Wan Ismail, istri Anwar Ibrahim, dalam jumpa pers mengatakan, ia akan meminta penjelasan dari PM Mahathir Mohamad dan Menteri Dalam Negeri atas cedera yang dialami suaminya. "Saya kaget dan tak percaya bahwa polisi melakukan tindakan sebrutal itu pada suami saya," katanya. 

Hidung berdarah

 Dengan mata yang terlihat bengkak dan tangan kanannya cedera, Anwar kemarin dibawa ke pengadilan di bawah pengawasan ketat. Menurut Anwar, polisi telah memukulinya, sehingga menyebabkan cedera serius. Ia merasa nyawanya nyaris hilang. "Mata saya ditutup dan tangan diikat. Saya juga pernah ditahan, kemudian mereka membuka tutup mata, lalu diikat lagi," tutur Anwar.

 "Muka saya ditinju sangat kuat, demikian pula mata kiri saya. Kepala saya bagian kanan juga dipukul. Mereka memukuli leher kiri saya dengan sangat keras," katanya.

 "Saya juga ditampar sangat keras dari kiri dan kanan sampai darah menetes dari hidung, dan bibir saya luka. Karena itu, saya tak bisa melihat dan berjalan dengan semestinya," tutur Anwar yang selama lebih dari seminggu tidak boleh dikunjungi siapa pun termasuk keluarganya. 

Ia juga mengaku, selama di tahanan ia terus-menerus meminta agar polisi mendatangkan dokter. Namun mereka tidak mengabulkannya.

 Kemudian ia dipindahkan ke sel terisolasi pada hari ketiga penangkapannya. Akhirnya, seorang dokter etnik India dilaporkan memeriksanya hari Jumat lalu. Ia lalu memberikan obat sekadarnya. 

Polisi semula tidak mau menerima permintaannya. Pihak berwajib hanya mulai mendengarkan pernyataannya dua hari lalu. "Saya mengimbau kepada Anda untuk melindungi saya, karena dalam sekapan polisi, saya dapat dipukuli," tuturnya seraya membuka kacamatanya. "Anda sendiri bisa melihat saya. Setelah sepuluh hari, inilah kenyataannya."

 Bukti-bukti tentang pemukulan itu akan makin terbuka manakala pers diizinkan memotretnya. Namun polisi punya perhitungan lain karena mungkin kemarahan massa pendukung Anwar akan berpaling kepadanya bila bukti-bukti itu ternyata terlihat di fisik Anwar.* 
 
 

 
Kompas Cyber Media
 
KOMPAS Online
 
© C o p y r i g h t   1 9 9 8   Harian Kompas D e s i g n e d  b y  Agrakom
 
Hosted by www.Geocities.ws

1