Media Indonesia OnLine
Selasa, 22 September 1998

Istri Anwar Lanjutkan Perjuangan

INTERNASIONAL 


KUALA LUMPUR (AFP): Anwar Ibrahim bisa saja dijebloskan ke dalam penjara. Tapi perjuangannya menuntut reformasi akan berlanjut. Ribuan pendukung Anwar, kemarin, turun ke jalan-jalan utama di Kuala Lumpur. Polisi menggunakan gas air mata dan meriam penyembur air untuk membubarkan pengunjuk rasa.

Ketika protes massal atas penangkapan Anwar bertambah marak, Wan Azizah Wan Ismail, istri Anwar, tampil memimpin ''perang'' menuntut reformasi politik dengan sasaran antara lain pengunduran diri Perdana Menteri Mahathir Mohammad.

Azizah memang tidak berpengalaman di bidang politik dan berada di balik bayang-bayang suaminya. Tapi beberapa jam setelah suaminya ditangkap, terjadi perubahan besar pada diri Azizah. Para pembantu dekat Anwar dan keluarganya mengakui hal itu. Dia mengaku mencemaskan nasib suaminya. Itulah sebabnya dia mengaku tidak punya pilihan lain kecuali meneruskan cita-cita suaminya.

''Kebanggaan dan harga diri saya, seperti halnya Ny Mahatma Gandhi, adalah mengikuti suami,'' kata ibu enam orang anak ini di tengah-tengah ribuan pendukungnya, setelah gagal mendapatkan informasi tentang di mana suaminya berada, walau telah berusaha hampir sepanjang hari.

Informasi tentang di mana Anwar ditahan sampai tadi malam memang masih simpang siur. Demikian juga halnya dengan dasar hukum yang dijadikan alasan penangkapan. Keterangan dari kepolisian kemarin pagi, menyebutkan bahwa Anwar akan dihadapkan ke pengadilan dengan tuduhan mengganggu ketertiban umum, menyelenggarakan pertemuan tanpa izin, dan vandalisme.

Namun, Abdul Rahim Noor, kepala kepolisian Malaysia, menyatakan bahwa mantan menteri keuangan dan mantan wakil perdana menteri itu, ditahan berdasarkan Undang-undang Keamanan Internasional (ISA). Dengan menggunakan undang-undang yang sangat menakutkan itu, Anwar bisa dijebloskan ke dalam penjara tanpa melalui proses pengadilan.

Karena ada informasi bahwa Anwar akan dihadapkan ke pengadilan kemarin pagi, ribuan orang pendukungnya berkumpul di luar gedung pengadilan. Namun sejak pagi gedung itu dijaga ketat oleh sejumlah personel polisi antihuru-hara.

Polisi yang sebagian bersenjata, sejak awal sudah mengeluarkan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan kerumunan. Tapi para pendukung Anwar mengabaikan peringatan itu dan tetap berkumpul di depan gedung pengadilan sambil meneriakkan slogan-slogan yang menuntut reformasi dan mendukung Anwar.

Setelah salah seorang perwira polisi --dengan bantuan pengeras suara-- berteriak,''ini adalah peringatan terakhir,'' salah satu truk yang dilengkapi meriam penyembur air, menyemprotkan air bertekanan tinggi ke arah pengunjuk rasa. Pada saat bersamaan, polisi menembakkan --secara voli-- tiga bom gar air mata.

Ketika massa mulai kocar-kacir, polisi antihura-hara yang bersenjata pentongan rotan dan perisai, bergerak menyeruak massa. Sebagian pengunjuk rasa berlarian ke taman di dekat gedung pengadilan, sebagian lagi melarikan diri, dan sekitar 30 orang ditangkap.

Namun tidak lama kemudian, massa kembali berkumpul di depan gedung pengadilan.

Sebelumnya, polisi kembali menyerbu kediaman Anwar di pinggiran Kuala Lumpur. Tidak ada penjelasan resmi tentang tujuan penggeledahan ini. Kemungkinan besar mencari sesuatu yang bisa dijadikan bukti. Azizah mengatakan, polisi menyita sejumlah pita rekaman video dan material keagamaan.

Sekitar 100 personel polisi yang diperkuat beberapa unit pendukung, memasuki pekarangan rumah Anwar kamarin dini hari sekitar pukul 02:30 waktu setempat atau pukul 01:30 WIB. Selanjutnya, sekitar 40 orang personel polisi masuk ke dalam rumah. Saat polisi masuk, sekitar 200 orang pendukung Anwar --termasuk Azizah-- sedang berkumpul di dalam rumah itu.

Saat polisi yang masuk ke dalam rumah itu melakukan penggeledahan, beberapa ratus orang polisi lainnya berjaga-jaga di luar rumah. Polisi memerintahkan para pendukung Anwar pergi dari sana. Tapi mereka menolak dengan pertimbangan jangan sampai polisi-polisi ''menanam'' bukti di sana.

Azizah menjelaskan, penggeledahan ini merupakan bagian dari ''kasus khusus'' yang diperintahkan oleh kepala kepolisian Malaysia. Mengomentari tindakan aparat keamanan ini, dia mengatakan bahwa kemarahan rakyat bisa lagi ditahan. ''Rakyat memendam amarah selama bertahun-tahun, karena hukum dimanipulasi dan disalahgunakan oleh mereka yang berada di pusat kekuasaan. Massa sudah siap bertindak. Saya memberi tahu mereka bahwa sekarang kita harus menyalurkannya ke sesuatu yang produktif,'' ujarnya.

Anwar bukanlah satu-satunya tokoh yang ditahan sehubungan dengan makin maraknya tuntutan reformasi yang dipicu oleh pemecatan Anwar awal bulan ini. Aparat keamanan Malaysia juga menahan empat orang pengurus teras Gerakan Pemuda Islam (Abim), dan Ketua Pemuda UMNO Ahmad Zahid Hamidi. Semuanya ditangkap berdasarkan ISA, sehingga besar kemungkinan mereka akan dijebloskan ke dalam penjara tanpa proses peradilan.

Yusri Mohammad, asisten Sekjen Abim menyatakan, keempat tokoh Abim itu ditangkap di kantor Abim kemarin pagi. Dalam keterangan persnya di kediaman Anwar, dia mengatakan bahwa keempat pengurus teras Abim itu dibawa ke markas besar kepolisian.

Dia mengatakan akan berjuang sekuat tenaga untuk membebaskan kawan-kawannya. Salah satu cara yang dia tempuh adalah mengirim petisi. Kampanye publik untuk mengumpulkan tanda tangan sudah mulai dijalankan, walau polisi berusaha mencegahnya. ''Dr Mahathir dan konconya-konconya mengharapkan dua hal. Mereka ingin menakut-nakuti rakyat Malaysia dan mengharapkan rakyat merasa bahwa perjuangan ini akan sangat sulit. Kami akan membuktikan kepada mereka bahwa rakyat Malaysia tidak takut mengorbankan diri,'' katanya.

Sejumlah sumber mengatakan, Ahmad Zahid yang adalah sekutu politik utama Anwar, ditangkap di Kota Kinabalu, ibu kota negara bagian Sabah. Kepolisian belum mengkonfirmasikan penangkapan tokoh Pemuda UMNO yang juga menjadi ujung tombak perjuangan menuntut reformasi. ''Kami dengar dia ditangkap pukul 10.00 (pukul 09.00 WIB) di Hotel Jesselton,' kata seorang sumber. (Agd/W-1)


Hak cipta © 1997-1998 Media Indonesia 
 
Hosted by www.Geocities.ws

1