Media Indonesia OnLine
Senin, 21 September 1998

Perseteruan Mahathir-Anwar Jadi Perang Terbuka

INTERNASIONAL 


KUALA LUMPUR (AFP): Perseteruan politik antara Perdana Menteri Mahathir Muhammad dan Anwar Ibrahim, berubah menjadi ''perang terbuka''.

Sejak dipecat dari posisi menteri keuangan dan wakil perdana menteri 2 September lalu, Anwar terus menggalang dukungan dari lapisan bawah. Sebaliknya, PM Mahathir tetap pada keputusannya bahwa Anwar tidak cocok menjadi pemimpin karena alasan moral.

Saat berpidato di hadapan 10 ribu orang di negara bagian Johor Baru, Malaysia bagian selatan, Sabtu lalu (19/9), Anwar secara tidak langsung mendeklarasikan ''permusuhan politik'' dengan PM Mahathir yang pernah menjadi mentornya.

Dia menuduh PM Mahathir seorang diktator yang menerapkan kampanye kotor bergaya Gestapo terhadap dirinya. ''(PM) Mahathir seperti diktator. Rakyat takut kepadanya,'' kata Anwar. ''Apakah Anda ingin mengundurkan diri sekarang atau berakhir seperti Soeharto dan Marcos,'' sambungnya menunjuk mantan Presiden Indonesia Soeharto dan mantan Presiden Filipina (alm) Ferdinand Marcos.

Ketika mengadakan konferensi pers di kediamannya di Kuala Lumpur, Jumat malam pekan lalu (18/9), Anwar mengatakan bahwa PM Mahathir antagonis. Dia juga menekankan kembali bahwa pemecatan dirinya merupakan persekongkolan tingkat tinggi.

''Persekongkolan yang melibatkan perdana menteri. Para konspirator kini sedang dalam ketakutan dan panik, karena mereka sadar bahwa sulit sekali mengendalikan keinginan rakyat,'' katanya.

Menanggapi pernyataan Anwar, PM Mahathir mengatakan bahwa seruan agar dirinya mengundurkan diri merupakan tindakan orang yang putus asa. ''Dalam kekecewaannya, dia (Anwar) muncul dengan sejumlah proposal. Dia sudah dipecat. Dia tidak bisa memecat saya,'' katanya.

Di tengah-tengah perang pernyataan antara PM Mahathir dan Anwar, sebagian besar pers Malaysia, kemarin, terbit dengan berita utama tentang keputusan pengadilan yang menjatuhkan hukuman enam bulan untuk dua orang pria karena terbukti pernah berhubungan seks dengan Anwar.

''We were Sodomised'', demikian judul berita utama halaman depan koran berbahasa Inggris The New Sunday Times.

Salah seorang terpidana, menurut laporan Antara adalah Sukma Darmawan Sasmitaatmadja, 37, asal Indonesia. Pengacara Sukma, Mohamed Noor kepada wartawan mengemukakan, hal itu dilakukan karena rasa utang budi kepada Anwar yang telah dianggapnya sebagai kakak angkatnya. Sukma mengaku bahwa hubungan seksual dengan sesama jenis itu dilakukan di sebuah rumah di kompleks Bukit Damansara April 1998.

Seorang lagi yang mengaku telah melakukan hubungan sodomi dengan Anwar Ibrahim adalah Munawar Ahmad Anees asal Pakistan.

Anwar, seperti diberitakan Berita Minggu, membantah keras telah melakukan perbuatan sodomi, baik dengan Sukma maupun Munawar. ''Penyiasatan dan tuduhan terhadap kedua orang itu sebagai gaya Gestapo ala Mahathir,'' tandasnya.

Menurut Anwar, tuduhan yang ditujukan kepada dirinya itu, sekaligus membuktikan bahwa adanya konspirasi tinggi yang melibatkan PM Mahathir. Lebih jauh Anwar mengemukakan, tuduhan di pengadilan itu sebagai fitnah dan kesepakatan jahat. Hal itu katanya akan mendorong meningkatkan usahanya untuk melakukan gerakan reformasi. (Agd/W-1)


Hak cipta © 1997-1998 Media Indonesia 
 
Hosted by www.Geocities.ws

1