Media Indonesia OnLine
Selasa, 15 September 1998

Anwar dan Mahathir Saling Serang. Akankah Melahirkan Kelompok Sempalan?

INTERNASIONAL 


KUALA LUMPUR: ''Genderang perang telah'' ditabuh sejak akhir pekan lalu. Akankah ''perang'' antara Anwar Ibrahim melawan kubu pemerintah Malaysia menghasilkan kelompok sempalan UMNO?

Setelah ''bertapa'' di rumahnya di pinggiran Kuala Lumpur sejak dicopot dari jabatan sebagai menteri keuangan dan deputi perdana menteri, serta dipecat dari Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) --parti berkuasa di Malaysia-- 2 September lalu, Anwar Ibrahim akhirnya keluar ''kandang''.

Akhir pekan lalu Anwar bersama rombongan kecil bertandang ke kampung halamannya di negara bagian Penang, dilanjutkan dengan perjalanan ke negara bagian Kedah. Keduanya di belahan utara Malaysia. Kali ini Anwar bukan sekadar mudik. ''Oleh-oleh''-nya pun lain dari yang lain, yaitu pesan-pesan politik, untuk puluhan ribu pendukungnya yang memadati kampung tempat Anwar melewatkan masa kanak-kanak pusat kota Pokok Sena (ibu kota Kedah).

Pemunculannya di kawasan utara Malaysia ini menandakan bahwa Anwar yang pernah disebut-sebut ''putra mahkota'' yang akan meneruskan kepemimpinan PM Mahathir, adalah figur populis dengan jumlah pendukung yang tidak kecil. Bisa jadi khalayak yang mendengarkan pidatonya secara langsung itu, hanya merupakan puncak gunung es di tengah samudera yang membeku.

Bayangkan, jalan utama menuju Pokok Sena dari kawasan pedesaan dan permukiman, macet total sejak Sabtu tengah hari. Barisan kendaraan bermotor roda empat atau lebih di sepanjang jalan yang membelah hutan tropis, membentang sejauh tidak kurang 7 km. Tidak kurang dari 50.000 orang menyambut kedatangan Anwar. Para wartawan asing yang meliput perjalanan politik ini, melukiskan lautan manusia itu merupakan dukungan terbesar secara terbuka sejak Anwar menjadi warga biasa.

Sukses di Malaysia bagian utara, Minggu lalu (13/9), Anwar melanjutkan perjalanan politik ke bagian selatan negeri semenanjung ini dengan mengunjungi negara bagian Malacca. Para pendukung Anwar telah menyiapkan balai pertemuan untuk rakat Akbar ini. Tapi menjelang acara dimulai --dijadwalkan Minggu sore-- saat ribuan orang pendukung Anwar siap-siap masuk ke balai pertemuan, pihak berwenang setempat memutuskan aliran listrik.

''Tidak ada rotan, akar pun berguna,'' begitu mungkin prinsip Anwar yang tiba di lokasi pertemuan sesuai jadwal. Karena tidak mungkin lagi berpidato di dalam ruangan, dia naik ke atas atap mobil bus mininya... dan serangan ke arah PM Mahathir pun dimulai dengan tuduhan korupsi, nepotisme, dan perkoncoan.

''Mereka cemas posisi mereka akan terancam. Mereka cemas anak-anak dan istri mereka tidak lagi terurus. Walau laporan media massa tentang saya bernada negatif, rakyat tetap tidak ingin ditipu,'' kata Anwar di hadapan para pendukungnya yang menurut sumber independen diperkirakan berjumlah antara 15.000 - 20.000 orang. ''Para pemimpin boleh saja menghantam saya dan para pebisnis boleh saja mengkritik saya. Tapi suara rakyatlah yang akan menentukan masa depan,'' sambungnya.

Pembicaraan Anwar sempat diinterupsi oleh aparat keamanan. ''Kami perlu yakin bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi,'' kata Ahmad Lihat, deputi kepala kepolisian Malacca. ''Kami harus bertindak dengan sangat bijaksana dalam hal ini,'' sambungnya.

Mengomentari move mantan orang kepercayaannya, PM Mahathir, dalam pernyataannya yang dipublikasikan Minggu lalu, mengatakan akan menghormati hak-hak Anwar. ''Sepanjang berjalan secara damai, kami tidak akan mengambil apa pun,'' katanya seperti dikutip koran New Sunday Times.

PM Mahathir juga menyatakan bahwa sejumlah kader UMNO yang saat ini mendukung Anwar, pada akhirnya akan berbalik bila kasus Anwar sampai ke pengadilan. ''Sampai sekarang mereka belum percaya tentang apa yang kami katakan. Tapi pada akhirnya, bila ada sidang pengadilan, banyak hal akan terpaparkan dan mereka (pejabat UMNO yang mendukung Anwar) akan percaya pada kami. Kebenaran akan terungkap,'' tegasnya.

Sampai sejauh ini belum ada tuduhan resmi --melalui lembaga peradilan-- terhadap Anwar yang kini berusia 51 tahun. Kendati demikian, dia sudah berhadapan dengan sejumlah tuduhan, mulai perselingkuhan seksual, penyuapan, mengancam keamanan nasional, dan mencampuri penyelidikan oleh polisi.

PM Mahathir pun belum menjelaskan secara rinci pemecatan Anwar dari jabatannya dan dari keanggotaan UMNO. Keingintahuan publik tentang hal ini baru terobati pada pernyataan yang berkaitan dengan moral. Seperti dikatakan oleh PM Mahathir beberapa waktu lalu, secara moral Anwar tidak lagi cocok menjadi pemimpin.

Anwar menyatakan bahwa tuduhan di luar pengadilan itu merupakan bagian dari persekongkolan tingkat tinggi dan membantah tuduhan yang dikaitkan dengan moral. ''Semakin dia mengkritik saya, semakin banyak orang datang mendengarkan pidato saya,'' kata Anwar. ''Mereka yang mengatakan ini (melontarkan tuduhan berkaitan dengan moral) harus bercermin dulu untuk melihat bayangan sendiri,'' sambungnya.

Saat berpidato di hadapan sekitar 10.000 orang massa yang berkumpul di luar rumah keluarganya di kampung Ceruk Tok'un, Penang, Anwar tidak menyebut nama. Tapi semua orang tahu bahwa yang dimaksud adalah PM Mahathir dan kawan-kawanya yang satu kubu di dalam UMNO. ''Dunia ini cukup besar untuk kebutuhan semua orang, tapi tidak cukup untuk keserakahan semua orang,'' ujarnya.

PM Mahathir tentu saja tidak sendirian menghadapi serangan Anwar, apalagi UMNO dikaitkan dalam reformasi yang dikampanyekan. Ghafar Baba, mantan deputi perdana menteri yang kini ketua Klub Veteran UMNO, menyatakan bahwa keluhan dan tuduhan Anwar tidak mendasar.

Ghafar misalnya menujuk keluhan Anwar bahwa media massa dikekang berkaitan dengan peliputan aktivitasnya. ''Saya lihat peliputan pers terhadap (Anwar) sangat luas. Pidatonya dilaporkan setiap hari. Dia dibiarkan berpidato (di depan publik) kendati tanpa izin. Keadilan seperti apa lagi yang dia inginkan,'' ujar Ghafar seperti dikutip kantor berita Bernama, sambil menyerukan rakyat Malaysia mengabaikan seruan Anwar.

Tentang tuntutan reformasi, Ghafar menyatakan bahwa UMNO adalah pelopor reformasi sejak didirikan pada 1946. ''Reformasi telah berjalan sejak Anwar masih dalam ayunan bayi. Kita boleh saja mendengarkan pidatonya, tapi kita tidak perlu menyetujui ide-idenya, karena reformasi telah dimulai sejak 52 tahun lalu,'' tegasnya.

Mustapa Mohammad, menteri keuangan kedua yang baru diangkat, ikut menangkis serangan Anwar, khususnya tentang teori persekongkolan. ''Dia dipecat karena alasan moral, khususnya bagi orang yang menyatakan dirinya sebagai seorang pemimpin,'' ujar Mustapa yang juga menteri kewiraswastaan.

Terlepas dari serangan pemerintah terhadap Anwar dan imbauan agar rakyat mengabaikan imbauannya, kehadiran massa pada pertemuan umum Sabtu dan Minggu lalu, menandakan Anwar punya pendukung. Banyak di antara mereka adalah anggota dan kader UMNO. Kini timbul pertanyaan, akankah kampanye Anwar akan melahirkan kelompok sempalan UMNO? Rakyat Malaysialah yang paling tahu jawabannya. (Agd/W-1)


Hak cipta © 1997-1998 Media Indonesia 
 
Hosted by www.Geocities.ws

1