Kompas Cyber MediaKompas Cyber Media
 
 
KOMPAS Online
 
 
Kompas Cyber Media
Koran Daerah
English  Nederlands 
 
Sabtu, 26 September 1998

Ribuan Pendukung Anwar Demonstrasi

Kuala Lumpur, Kompas 

Bagai menganggap sepi ancaman polisi, para demonstran proreformasi pendukung Anwar Ibrahim, kemarin menggelar aksi. Sekitar 10.000 pendukung Anwar berkumpul di Mesjid Negara selepas shalat Jumat (25/9). Mereka meneriakkan slogan-slogan proreformasi sebelum akhirnya diserbu ratusan polisi antihuru-hara.

 Sementara itu saat membuka konferensi Wanita Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), kemarin, PM Mahathir Mohamad kembali mengritik Anwar habis-habisan. Di depan sekitar 1.000 wanita UMNO, Mahathir mengemukakan, "Kita tak dapat memiliki seorang pemimpin yang mudah dikendalikan oleh nafsunya. Negara kita akan kehilangan kemerdekaannya. Apakah kita ingin seorang pemimpin yang memecah belah partai kita?"

 "Jika kita memiliki pemimpin yang mengikuti nafsunya, ia dapat dengan mudah dimanfaatkan kekuatan asing, mereka dapat mudah mengontrolnya," katanya menyindir Anwar yang dipecat dari seluruh jabatannya karena dituduh terlibat skandal homoseksual. Demikian dilaporkan wartawan Kompas Asep Setiawan dari Kuala Lumpur semalam.

 Mahathir kembali menuduh Anwar memicu kerusuhan "ala Jakarta".

 "Ada sejumlah orang Indonesia dan Afganistan selama kerusuhan hari Minggu berada di Malaysia. Anwar mengira dengan memaksa kerusuhan setiap hari akan mampu menjatuhkan pemerintah. Oleh karena itu takkan ada pengadilan dan ia akan bebas," ujar Mahathir yang selama ini didukung media massa, yang setiap hari nyaris selalu memuat komentar-komentar yang membenarkan pemecatan dan penahanan Anwar dan para pendukungnya.

 Diserbu polisi

 Gema takbir disertai yel-yel "Reformasi", "Bebaskan Anwar", "Hidup Anwar", mewarnai aksi unjuk rasa damai itu. Helikopter polisi meraung-raung di atas tempat mereka menggelar aksi, sementara di darat polisi yang dilengkapi gas air mata mengepung mereka. Akan tetapi, semua itu tidak menyurutkan semangat massa.

 Ketika teriakan-teriakan reformasi dan takbir berkumandang, tiba-tiba spanduk, selebaran dan foto-foto Anwar bermunculan, sehingga para pendukung reformasi semakin bersemangat. Spanduk itu bertuliskan, "Hentikan Fitnah" dan "Mahathir zhalim". Seorang pembicara lewat megaphone lalu meneriakkan delapan tuntutan rakyat kepada pemerintahan PM Mahathir Mohamad yang sudah berkuasa selama 17 tahun.

 Tuntutan yang dibacakan selama aksi itu antara lain, bebaskan Anwar, bebaskan semua tahanan politik di bawah Akta Keselamatan Dalam Negeri (ISA), dan mengecam polisi sekaligus menuntut Kepala Polisi Negara Abdul Rahim Noor dipecat. Dengan suara lantang, pemuda itu juga menuntut berbagai undang-undang dicabut, dan mengecam media massa lokal yang dikatakan corong propaganda pemerintah. Mereka juga menentang korupsi.

 Di antara tuntutan yang penting adalah menolak reformasi yang dilakukan dengan kekerasan dan mendukung reformasi damai dan sesuai prinsip keadilan. "Kami menuntut reformasi menyeluruh," tegas pembicara yang disambut sorak-sorai. 

Setelah setengah jam beraksi di Mesjid Negara, massa diserbu ratusan polisi yang berpakaian preman dan berseragam. Massa lari kocar-kacir. Ada yang lari ke dalam mesjid ada pula yang terkepung polisi yang bersenjatakan pentungan, perisai, dan gas air mata. Seluruh kawasan yang menuju mesjid ditutup polisi sehingga kawasan itu menjadi sepi. Sementara itu kehidupan di Kuala Lumpur berjalan seperti biasa, polisi hanya berjaga-jaga seputar mesjid.

 Di tengah masyarakat kini tersebar pula akan ada aksi massa lebih besar Senin depan bersamaan dengan hari libur memperingati sukses Pesta Olahraga Persemakmuran. 

Minggu (27/9) malam, menurut rencana, ada 11 kelompok oposisi yang tergabung dalam Gerakan Keadilan Rakyat Malaysia (Gerak) akan mengadakan aksi massa. "Meski ada larangan, kami akan lanjutkan pertemuan itu," ujar Syed, salah seorang penyokong Gerak. 

Kroni Mahathir

 Sementara itu, dalam rekaman video beberapa saat sebelum Anwar ditangkap, ia menuduh Mahathir menuduh mengutamakan "kepentingan keluarga dan kroninya". "Setiap orang tahu Dr Mahathir tak pernah cemas dengan perilaku para pemimpinnya, apakah mereka minum, atau apakah mereka terlibat dalam soal seks atau berjudi," ujar Anwar. 

Ditanya tentang tuduhan itu, Mahathir menjawab, "Ya, tentu saja. Saya tetap berkuasa karena kroni dan keluarga saya". 

Namun kemudian Mahathir mengecam pers asing karena dianggap menyiarkan kebohongan dan citra buruk tentang Malaysia. Menteri Penerangan Mohamad Rahmat juga mengecam pedas pers asing yang dianggap menjelekkan Malaysia dan membesar-besarkan unjuk rasa proreformasi. * 
 
 

 
Kompas Cyber Media
 
KOMPAS Online
 
© C o p y r i g h t   1 9 9 8   Harian Kompas D e s i g n e d  b y  Agrakom
 
Hosted by www.Geocities.ws

1